| LIMA |

2.9K 670 20
                                    

"Ada apa denganmu fokuslah bekerja!" sentak Deyza yang sedang menyapu koridor. Dia terus melihat Serein melamun sepanjang waktu. Tadinya dia sedang memotong ranting pohon, saat kembali dia melihat Serein termenung di sudut dinding. "Kau pikir debu-debu ini akan bersih sendiri kalau kau bermalas-malasan seperti itu?"

Serein berdecak sebal. "Diam saja." Dia melanjutkan pekerjaannya. Itu benar, sejak semalam Serein tak bisa fokus melakukan sesuatu, dia terus memikirkan hal-hal yang mengganggu benaknya.

"Rein," panggilnya di sela menyapu.

"Hm?"

"Kau tahu, Rakha-"

"Jangan membahas apa pun yang bersangkutan itu, aku tak tertarik."

"Dasar kau!" Deyza mengangkat tangannya merasa ingin mencekik Serein. "Aku ragu kau masih normal, jangan-jangan kau menyukaiku?!"

"Akan lebih baik aku menyukai benda dibanding kau."

"Kau sungguh tidak normal." Deyza berbelok ke koridor lain untuk membersihkan bagian sana, sedangkan Serein mulai membersihkan halaman. Mereka diperintahkan membersihkan seisi kawasan sekolah untuk acara nanti malam.

"Ssst! Sssst!" Terdengar bisikan-bisikan dari lantai dua yang pasti lelaki nakal yang mencoba menggodai Serein. "Sayang, lihat kemari," bisiknya lalu terkikik-kikik bersama temannya.

"Kau sangat cantik, lihatlah kemari sekali saja," bisik mereka lagi.

Baru saja Serein akan berpindah tempat, teriakan dari mereka mengagetkannya.

"Menjauhlah dari kami!" Adalah teriakan terakhir mereka sebelum berlari kencang menjauhi tempat itu.

Tak sengaja Serein melihat siluet seseorang dari atas sana kemudian disusul tetesan-tetesan cairan menjijikkan berwarna hijau yang jatuh ke lantai satu lewat besi pembatas. Aromanya membuat Serein teringat lelaki bermata satu itu.

"Hey, itu kau?"

Tidak ada sahutan.

"Kau janji akan memberitahuku tentang semua ini, jika itu kau beritahu aku sekarang."

Hening.

Dengan cepat Serein meletakkan sapunya, berjalan menyusuri koridor menuju lantai dua. Setiba di lantai dua, tidak ada siapa pun karena koridor itu sudah dibersihkan duluan, hanya ada suara angin dan ranting pohon. Bahkan, tempat para lelaki tadi juga kosong tanpa ada cairan hijau seperti yang Serein lihat di lantai satu.

Serein merasa ditempeli oleh sekelompok makhluk menyeramkan. Aneh sekali.

-oOo-

Malam ini adalah perayaan kelima puluh tahun Agya berdiri, pesta itu diadakan tidak mewah dan tidak kecil juga, berdesain kuno dan vintage, sedikit aneh untuk ukuran pesta remaja tapi semua murid menyukainya.

Dress code-nya adalah gaun krim kecokelatan yang tidak terlalu mencolok, untuk dress code pria kemeja berwarna senada dan tidak mencolok juga. Awal acara adalah penampilan dari beberapa murid, tarian klasik yang terdengar menyeramkan, pemain musik seperti piano, biola, dan sebagainya. Lalu dilanjutkan dengan acara pidato oleh beberapa pendiri Agya dan acara pemotongan kue.

Acara itu bernuansa kuno yang terlalu kentara, dimulai dari dekorasi, hiasan makanan, dan beberapa hal lainnya tampak seperti perayaan tahun 70-an, tapi memang seperti itulah Agya. Semua itu tidak terlalu Serein pedulikan. Gadis itu sedari tadi duduk di kursi seraya membaca buku. Dia tidak terlalu antusias untuk pesta perayaan itu. Namun, terus-terusan saja para pria mencoba menggodainya, dia acuh tak acuh dan fokus pada kegiatannya.

"Usiamu berapa kau terlihat begitu menggoda," ujar seseorang yang menyelonong duduk di sebelahnya.

"21 tahun," jawab Serein asal. Pemuda yang merupakan kakak kelasnya itu terlihat mabuk. Padahal sudah diberi peraturan tidak boleh ada alkohol di acara tersebut.

"21? Pantas saja." Dia bersiul sambil memandang sekujur tubuh Serein.

"Lebih baik kau pergi sebelum aku mencolok matamu."

"Nona, kau tidak suka bermain?"

"Jangan coba keterlaluan, aku masih di bawah umur, usiaku masih 16 tahun. Pergi sebelum kau benar-benar kulaporkan."

"Kau berbohong, pipimu memerah." Dia akan mendekat, Serein belum melakukan apa pun, dia langsung menjerit kesakitan sambil menyentuh rahang belakangnya yang seperti remuk.

Serein memandang lelaki berjubah hitam di hadapannya. Manik mereka bertemu sapa, manik yang juga pernah bersitatap dengannya sebelumnya.

"Kau siapa?!" pekik lelaki yang rahangnya dicengkeram itu.

"Kau yang siapa!" Dia semakin meremukkan rahang itu seiring jeritan membahana, mencuri perhatian semua orang.

Merasa menjadi pusat perhatian, Serein segera bertindak. "Lepaskan dia," bisiknya.

Hebatnya perintahnya itu langsung dituruti, lelaki mabuk tadi berdesis dan langsung pergi merasa tidak bisa melawan.

"Sebenarnya kau siap-"

"Kau berhutang banyak," ucapnya langsung.

Belum sempat Serein membuka bibirnya, dia menyela lagi.

"5 hari lagi, kau akan menjadi milik kami." Sosok itu berbalik pergi menjauhi keramaian lalu menghilang.


-oOo-

Ini bakal aku lanjut terus ya, nulisnya lumayan enak sekitaran set jam selesai jadi ngga terlalu memberati, jangan lupa vote❤️

Dark Creatures | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang