| TIGA |

3.3K 687 69
                                    

Pagi ini adalah jadwalnya Serein membersihkan kawasan sekolah. Biasanya dia mengambil posisi membersihkan kolam renang, kali ini berbeda, dia menyapu halaman belakang yang lumayan kotor. Itu adalah permintaan murid-murid yang merasa pekerjaan Serein terlalu mudah, alhasil dia diberi pekerjaan yang membuatnya terpapar sinar matahari secara langsung.

Sekarang adalah weekend, kebanyakan dari murid-murid menghabiskan waktunya di asrama, menonton bersama atau melakukan hal menyenangkan lain, itu sebabnya Serein tak merasa terganggu melaksanakan tugasnya karena tidak ada siapa pun yang lewat.

Dia mengusap peluh keringat di pelipisnya, pekerjaannya itu hampir selesai setelah hampir satu jam membersihkan.

"Tinggalkan saja." Suara asing lagi-lagi terdengar secara tiba-tiba di sekitar Serein. Gadis itu terlonjak dan menyentuh dadanya yang berdetak hebat. Dia berbalik menghadap lelaki berpakaian serba putih itu. Sudah dia duga lelaki itu memiliki aura yang sama seperti lelaki-lelaki yang pernah bertemu dengannya kemarin. Apakah mereka satu kelompok yang berencana menjebak Serein?

"Beritahu aku, siapa ketuanya?!" Serein menghempaskan sapu di genggamannya ke tanah, dia juga menyeka keringatnya dan menatap lelaki itu penuh keberanian. "Beritahu aku di antara kalian siapa ketuanya? Aku tidak akan mengampuni kalian jika aku menangkap kalian semua!"

"Kau sudah bertumbuh di dunia manusia dan kami akan menjemputmu," katanya yang semakin menambah keheranan Serein.

"Jangan beromong kosong!"

"Tinggal sedikit lagi, di usiamu yang ketujuh belas tahun kami akan membawamu dan kau menjadi Auriga kami."

"Aku sudah menahan diri, jangan pernah menggangguku lagi atau tidak-" Lelaki itu berbalik pergi menghampiri pohon rindang, Serein berlari mengejarnya. Persis seperti kemarin, tidak ada tanda-tanda orang di sana.

Tiba-tiba gadis itu merasakan sakit kepala yang menusuk, dia berteriak kecil lantaran rasa sakit itu. Dia jatuh terduduk sambil meremat keningnya.

"Kami akan menunggumu," Suara bisikan itu memasuki gendang telinganya sampai terasa ke tulang-tulangnya.

-oOo-

Ada hal tak masuk akal sedang terjadi. Tadi Serein sedang membantu Ibu kantin menyiapkan makanan, sekalian mengobrol tentang makanan beracun kemarin yang katanya ada seorang murid yang tak sengaja mencampurkan bahan tertentu. Serein mengabaikan hal itu, yang membuatnya bingung adalah lengannya tergores lebar oleh pisau, rasanya perih dan menyakitkan, tapi begitu dia basuh menggunakan air, luka itu menghilang tak berbekas lagi.

Dia juga baru menyadari siluet di pergelangan tangannya bertambah satu hingga menjadi lima, di mana bentuk elang bertambah di sana.

"Ibu apa kau pernah mendengar sesuatu tentang beberapa pemuda berandal yang memiliki aura tajam dan beraroma khas?"

"Pemuda berandal yang memiliki aura tajam dan beraroma khas?" Wanita yang tugasnya memasak makanan itu tampak menimbang pertanyaan Serein.

"Hm, ya. Dan mereka mengenakan pakaian abad ke-10, sangat kuno, tapi tertutupi oleh tudung dan jubah."

Entah apa yang terjadi, wanita itu seperti terkejut tiba-tiba lalu melanjutkan pekerjaannya dengen tergesa-gesa.

"Ada apa? Kau mengetahui sesuatu?"

Matanya terbelalak seperti ketakutan. "Tidak, aku hanya mengingat puteriku di rumah yang sedang sakit."

"Kau tidak mengetahui sedikit pun tentang pertanyaanku?"

"Sama sekali tidak, Rein. Maafkan aku tapi pekerjaan ini harus segera selesai. Kau bisa kembali ke asramamu, makan siang akan segera dimulai sebentar lagi."

Dengan sedikit kecewa Serein meninggalkan dapur masakan itu, menyusuri koridor kuno yang dipenuhi ukiran-ukiran unik seperti jaman dahulu.

"Aku sama sekali tak mengerti...." Saat melewati taman, langkahnya terhenti memandang seorang lelaki berjubah merah pekat yang sedang berdiri di sebelah air mancur.

Terburu-buru Serein menghampirinya. "Hei kau!" Dia langsung menarik tudung belakangnya. "Aku tahu kau termasuk kelompok pemuda yang menggangguku belakangan ini, pasti sekarang adalah giliranmu yang menggangguku, aku tak akan melepaskanmu! Beritahu aku siapa kalian sebenarnya dan apa tujuan kalian?! Jangan harap-" Ucapan Serein terhenti ketika wajah dari lelaki itu dia lihat terang-terangan. Serein tercekat, langsung mundur ke belakang dengan ketakutan.

Lelaki itu ... bermata satu! Layaknya makhluk mengerikan yang pernah Serein lihat di televisi.

Dia kembali membasuh wajahnya di air mancur beberapa kali kemudian kembali menoleh pada Serein. Dan, wajahnya sudah serupa dengan milik Serein, maksudnya memiliki dua mata dan jumlah indra yang serupa.

"Oh, maafkan aku, pasti aku menakutimu. Kesan pertama yang buruk," ujarnya terlihat sebal. "Itu karena kucing yang ada di mana-mana, aku sangat takut pada mereka. Ini kali kedua aku datang ke dunia manusia, tak kusangka benar-benar mengerikan, bahkan mereka hampir memangsaku." Dia tidak sadar mengatakan siapa yang mengerikan?

Serein tak bisa mengucapkan sepatah kata pun, bibirnya kelu, tenggorokannya tercekat dan kakinya tidak bisa digerakkan sekadar kabur dari sana.

Lelaki itu terus menatapnya intens, bahkan berkedip beberapa kali dengan matanya yang masih Serein tatap dengan waspada. Kemudian dia melengkungkan satu senyuman tipis.

"Kau menjadi lebih cantik."

"A-apa?" Terasa bukan pertanyaan karena terdengar seperti cicitan tikus. Anehnya, lelaki itu mendengarnya.

"Kau menjadi lebih cantik," ulangnya. "Dulu kau berbicara dengan suaramu yang cadel dan gelagat menggemaskan, sekarang lihat wajahmu yang mempesona itu, aku sangat yakin yang lain terpukau padamu. Aku tahu karena aku merasakan hal yang sama."

"Siapa yang kau maksud yang lain? Dan apa yang kau bicarakan?!" Kini Serein sudah berbicara dan langsung melontarkan pertanyaan paling besar dalam otaknya.

"Kami akan datang bersama-sama di hari ulang tahunmu untuk menjemputmu, kau harus menyiapkan diri."

"Kau mengatakan hal tak masuk akal lagi! Aku sama sekali tak mengerti!"

"Aku ingin menjelaskannya tapi waktuku tidak banyak, aku hanya diperbolehkan datang selama lima menit jika tidak aku akan terbakar. Aku janji akan menjelaskannya di hari ulang tahunmu. Sampai bertemu lagi." Dia melambaikan tangan lalu berlari menuju pohon, setelah itu keberadaannya tak terlihat lagi.

Tepat setelah itu, siluet di pergelangan tangan Serein bertambah satu hingga menjadi enam, monster kecil bertambah di sana.

-oOo-


Hai jadi ini story baru aku dengan gaya bahasa yang beda, kalau kalian suka bakal aku lanjut 💛

Dark Creatures | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang