23 | Sebelum Tidur

24K 3.3K 117
                                    

Yuhuu!

Kaget enggak? Kaget dong pasti aku nongolnya hari Minggu🤣
Semalam sebenarnya udah selesai tapi belom diedit.

So, happy reading!❤️



🕊️🕊️🕊️



“Kak Pit kenapa?”

“Sstt!”

“Tidur, ya?”

Aku membuka mata saat samar-samar menangkap suara yang tak asing. Yang kulihat pertama kali adalah leher seseorang. Keningku mengernyit dalam lalu mengedarkan pandangan. Ada Bintang yang berdiri tak jauh dariku dan.. Pras yang sedang menunduk menatapku. Butuh beberapa detik untukku sadar aku berada dalam gendongan Pras. Oh, astaga. Aku pasti ketiduran dalam perjalanan pulang.

“Pras, turunin,” pintaku.

Pras tidak menurunkan saat itu juga. Ia membawaku menuju kursi diikuti Bintang yang tengah menahan senyum geli. Padahal kami suami istri tapi aku jadi ikut malu. Setelah mendudukkanku, Pras mengambil posisi di sebelahku tanpa ada jarak sama sekali. Lenganku dan lengannya benar-benar bersentuhan.

“Udah enggak ngantuk?” tanya Pras sambil melepas topi di kepalanya. Sejak kapan topi itu berpindah?

Aku menggeleng sebagai jawaban. Bagaimana juga aku bisa tetap mengantuk setelah terkejut karena berada dalam gendongannya?

“Habis ngedate, ya?” Bintang duduk di depan meja dengan laptop di hadapannya.

“Bukannya jawabannya udah jelas?” balas Pras.

“Uhhh.. Jadi pengen.”

“Enggak boleh,” sela Pras tegas.

Senyum yang tadi menghiasi wajahnya, mendadak hilang. Bintang memajukan bibir bawahnya. “Oh iya, mulai hari ini gue tinggal di sini lagi. Kalian udah puas kan bulan madunya?”

Berarti malam ini, untuk pertama kalinya aku tidur seranjang dengan Pras. Aku menoleh dan Pras juga menatapku. Mau bagaimana lagi? Tidak mungkin kan aku bilang tidak sementara Bintang memang dari dulu tinggal di rumah ini.

“Belum,” jawab Pras.

Bintang menghela napas. “Berapa lama lagi?”

Aku meremas tangan Pras, menahannya agar tak menjawab Bintang. “Jangan dengerin Pras.”

“Anggap aja gue enggak dengar jawaban Kak Pras tadi.” Bintang menutup laptopnya. “Gue pamit, mau bobo.”

Setelah Bintang menutup pintu kamarnya, pertanyaan Pras menyusul. “Kamu enggak masalah kita tidur sekamar?”

Demi meyakinkannya, aku tersenyum tipis. “Enggak apa-apa. Cepat atau lambat kita bakal tidur sekamar. Ini kan juga rumah Bintang, masa kamu enggak izinin dia tinggal di sini.”

Kami saling diam beberapa menit, aku sibuk dengan pikiranku sendiri —entah bagaimana dengan Pras.

Sampai akhirnya Pras kembali bersuara. “Oke. Aku duluan yang mandi apa kamu?”

“Kamu aja.”

***

Pras masih terjaga saat aku masuk ke dalam kamar. Ia serius dengan tab di tangannya sampai tidak sadar ketika aku masuk. Pras baru menoleh sebentar saat aku duduk diranjangnya.

“Oh? Mau langsung tidur?” tanyanya.

Aku berbaring dan menarik selimut hingga menutupi setengah badanku. “Enggak kayaknya.”

Simbiosis Romantisme [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang