Chapter 137 🔞

3.4K 119 15
                                    

⚠️⚠️⚠️Warning: Rape, Violence, Inferiority, Harsh Word and Blood⚠️⚠️⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️⚠️⚠️Warning: Rape, Violence, Inferiority, Harsh Word and Blood⚠️⚠️⚠️

Mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan rumah keluarga Wiratama. Wonwoo memegang sabuk pengaman dengan gugup dan menatap Mingyu yang mengertakkan giginya. Wonwoo ketakutan dengan semua hal yang terjadi, ia merasa tubuhnya melayang dan ditambah lagi dengan suara klakson mobil yang memekakkan telinga—Ia tidak sanggup membuka matanya dan menekan rasa mual.

Setelah perjalanan selama kurang lebih satu jam, akhirnya mobil berhenti dan yang Wonwoo tahu mereka berada di parkiran basemen. Mesin mobil masih menyala dan Mingyu mengarahkan tangannya mengenai Wonwoo.

Buk buk—

Suara yang timbul karena Mingyu mengarahkan pukulannya kepada Wonwoo membuat Wonwoo yang tidak siap dengan situasi yang ada bahkan tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

"Apa kamu puas?"

"Jawab, dengan sikap kamu seperti ini kamu merasa bangga? Omega rendahan sepertimu!“

"Mas....“

Wonwoo mencoba meraih tangan Mingyu namun di tepisnya dengan kejam. Wonwoo ketakutan. Ruangan di dalam mobil terbatas, udara dingin dari pendingin mobil membuat seluruh tubuhnya gemetar. Dan tanpa memberikan ampun Mingyu menabrakkan kepala Wonwoo ke kaca dan dashboard dengan kencang beberapa kali hingga Wonwoo merasa pusing dan mual.

"Mas... sakit...."

Namun ucapan Wonwoo diabaikan oleh Mingyu, tangan Mingyu merobek kemeja yang digunakan Wonwoo hingga bagian atas tubuhnya terekspos. Di ruang sempit itu, keduanya bergulat dan Wonwoo jelas kalah baik tenaga maupun keinginan untuk melawan. Mingyu menggunakan feromon nya untuk menekan Wonwoo hingga ke tahap Wonwoo perlahan memasuki masa bestnya. Tubuhnya bergetar hebat dan ia mencoba yang terbaik menahan pukulan-pukalan Mingyu.

Kemarahan Alpha adalah sesuatu yang mengerikan, sama seperti masa rutnya. Napas panas dan kasar itu menggerogoti Wonwoo, matanya perlahan melihat Mingyu menurunkan celananya, memperlihatkan miliknya yang sudah menegang hebat dan terlihat memerah.

"Buka kakimu omega!“

Wonwoo memejamkan matanya dan menurunkan celananya yang sudah rusak bagian resletingnya karena pertarungannya dengan Mingyu beberapa saat yang lalu. Dengan posisi tubuh di ruang yang canggung itu Mingyu menghujam penisnya yang mengeras tanpa melakukan persiapan untuk Wonwoo terlebih dahulu dengan cepat.

Mulut Wonwoo mengeluarkan geraman kesakitan yang tertahankan, airmatanya mengalir bersama sedikit darah yang menyeruak dari duburnya. Tangan Mingyu menariknya untuk berada dalam posisi membelakang sehingga Mingyu dapat menyentuh titik lain yang lebih dalam.

Seluruh mobil berguncang dan Mingyu seperti kesetanan untuk mengendarai Omeganya yang baru menyadari bahwa kepalanya dan mulutnya berdarah. Pandangan Wonwoo mengabur, namun hujaman yang dirasakannya membuatnya terjaga. Ia tidak pernah mengalami seks segila ini, ia ketakutan dengan sensasinya. Ia tahu ini adalah Alpha yang dicintainya, namun kekerasan dan perasaan ini jelas bukan sesuatu yang diharapkannya.

Mingyu tidak berhenti dan tidak peduli untuk mengeluarkan semennya di dalam Wonwoo, ia berpikir bahkan jika ia mengeluarkannya—Tidak akan ada anak yang lahir dari omega cacat seperti Wonwoo.

"Uhk...."

"Jangan bersuara!“ Mingyu memukul bokong Wonwoo dan menarik rambutnya.

Sambil terus mendorong pinggangnya ke arah Wonwoo, Mingyu merasakan sensasi menyenangkan dari permainannya dengan Wonwoo. Ini adalah seks yang selama ini ia inginkan, omega yang tunduk padanya, membuka pahanya hanya untuknya, tidak bersuara dan memiliki tempat yang sempit untuk dihujam. Meskipun aroma feromon Wonwoo terasa samar, namun Mingyu tidak merasa itu adalah aroma yang menjijikan. Ia menyukainya, namun Wonwoo adalah omega paling tidak berguna, tidak mendatangkan keuntungan apapun saat ia membawanya di tangannya. Bersikap patuh dan berbicara seperti korban, Mingyu merasa sisi itu adalah sisi arogan yang dibencinya.

Bagi Mingyu, Wonwoo tidak lebih dari Omega yang dapat ia temui di ranjang saat mabuk dan memberikan mereka uang setelah bermain. Tidak ada hal yang istimewa soal Wonwoo, karena itu ketidakpuasan yang ditahan Mingyu selama ini menjadi keluhan yang hanya bisa ia simpan dan terkadang ia ceritakan pada Jeonghan atau Ibunya.

Mingyu mendorong dengan keras lagi dan sudah hampir satu jam berlalu sejak ia mengalami ejakulasinya. Wonwoo yang lemas bersadar sepenuhnya ke kursi penumpang yang sudah diposisikan tidur, namun siksaan Mingyu tidak berakhir di sana. Ia membuka pintu mobil dan mendorong Wonwoo keluar hingga terjatuh.

Di halaman parkir bawah tanah, setelah permainan panas itu Mingyu ingin mempermalukan Wonwoo lebih jauh. Ia memandang wajah Wonwoo yang kebingungan dengan ekspresi bengis.

"Apa kamu pikir saya tidak bisa berbuat jahat ke kamu Rakai? Saya sudah memperingatkan kamu berkali-kali bukan untuk tidak membuat saya marah."

"Mas Rendra...."

Wonwoo dalam posisi acak-acakan, dengan jejak semen milik Mingyu di tubuhnya dan aroma feromon Mingyu yang bertebaran ke seluruh jengkal tubuhnya membuatnya merinding. Ekspresi Mingyu, feromon mereka, dan perasaan sesuatu yang mengalir dari abaimana Wonwoo membuatnya sadar bahwa di mata suaminya, ia bahkan tidak diperlakukan seperti manusia.

Mingyu melirik pintu lift menuju basemen yang menyala, menandakan akan ada penumpang yang turun ke lantai ini. Ia ingin mendorong Wonwoo hingga ke batas akhirnya, untuk memberikan pelajaran pada Wonwoo bahwa ia tidak dapat melawan Mingyu.

Wonwoo menyadari apa yang Mingyu lihat dan buru-buru meraih pintu mobil Mingyu yang hendak ditutup.

"Aku bakalan setuju, aku gak bakalan keberatan. Aku bakalan nurut apa mau Mas, tolong ... Tolong jangan tinggalin aku di tempat ini dalam keadaan seperti ini."

"Kenapa saya harus mendengarkan?" jawab Mingyu dengan nada sarkastik.

"Mas tolong."

Mingyu melemparkan dompet, ponsel dan juga celana Wonwoo dan jas miliknya kepada Wonwoo. Lalu menutup pintu dengan kasar dan langsung pergi. Wonwoo berdiri dengan perasaan hancur. Tubuhnya gemetar dan ia merasa sangat hina. Di dunia ini, Mingyu, Alpha nya yang menekannya hingga ke titik terbawah hidupnya.

Dear, My Cruel Destiny • Minwon AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang