"Mas Rendra?" Wonwoo masuk ke dalam apartemen sambil memanggil nama Mingyu.
"Di sini."
Wonwoo bergegas menuju asal suara dan menemukan Mingyu sedang duduk di ruang tengah dengan tenang. Wonwoo melepas jaketnya dan duduk di samping Mingyu, ada jeda beberapa menit berlalu dalam keheningan sebelum Wonwoo menyadari Kiran tidak ada di rumah.
"Mas, Kiran di mana?"
"Saya lagi titipkan ke Adam dan Regan."
"Oooh... Mas mau ngomong apa sama aku?"
Mingyu menghela nafas dan meraih jemari Wonwoo. Ia menatap mata Wonwoo yang terlihat awas dengan apapun yang sedang akan diucapkan oleh Mingyu, melihat wajah tampan namun memiliki aura halus ini membuat Mingyu bertanya-tanya apakah ia pantas mendapatkan kesempatam untuk bersama dengan Wonwoo lagi seperti ini.
"Rakai, saya punya beberapa hal penting yang harus saya beritahukan ke kamu saat ini. Saya minta kamu untuk tetap tenang."
"Mas, jangan bikin aku tegang gini. Ada apa sih."
Wonwoo merasa cara Mingyu bersikap membuatnya sedikit ketakutan. Namun genggaman tangannya hangat oleh panas tubuh Mingyu, ia lalu mendekat dan Mingyu membiarkannya untuk duduk di pangkuannya. Saraf di kaki Mingyu dapat merasakan beban tubuh Wonwoo yang masih mencoba menyesuaikan posturnya untuk tidak membebani Mingyu ataupun membuatnya tidak nyaman.
"Rakai, saya mungkin akan melakukan hal yang akan membuat dunia menganggap saya sebagai anak yang tidak berbakti atau orang yang tidak tahu diri. Saat ini saya mencoba menekan perusahaan Wiratama seperti yang kamu tahu, tapi saya memiliki sebuah kartu truf yang selama ini coba saya simpan sampai waktunya tiba."
"Aku tahu, kartu truf ini... Apa itu?"
"Kenyataan kalau Pram bukan anak Ayah saya. Ibu Pram telah berselingkuh dengan mantan kekasihnya yang ada di luar negeri, kenyataan bahwa Pram tidak memiliki darah keluarga Wiratama dan Nyonya Wiratama yang berselingkuh akan diungkapkan. Ini akan jadi pukulan besar, saya tidak berniat mengambil alih atau bertarung demi menjadi pewaris lagi namun pada kenyataannya Kiran adalah putra saya dan memiliki darah keluarga Wiratama, saya rasa Ayah saya tidak akan melepaskannya dengan mudah."
"Aku paham, ini akan beresiko dan cukup berbahaya. Aku akan coba untuk tidak keluar sebanyak mungkin dan menjaga Kiran."
"Maaf harus membuat kamu menjadi di posisi tidak menyenangkan ini, saya berjanji akan mencoba yang terbaik untuk menjauhkan Kiran dari masalah ini."
"Baik. Aku dan Kiran ngandalin Mas buat urusan ini."
Mingyu mengangguk dan meraih tangan Wonwoo untuk menciumnya. Lalu ia menunduk dan mengecup leher Wonwoo yang membuat Omega itu membeku sesaat sebelum Mingyu memeluknya dari belakang.
Napas panas Mingyu membuat Wonwoo merasa kikuk, namun ia tidak ingin menjauh atau membuat jarak di antara mereka.
"Saya bertemu dengan seorang dokter yang baru kembali dari Inggris setelah melakukan penelitian, karena kondisi saya saat ini membuat beberapa dokter merasa risiko dari operasi yang saya jalani beberapa waktu lalu terlalu berisiko. Jadi saya mengundang Dokter itu untuk memeriksa secara menyeluruh tentang apa yang terjadi pada saya saat ini. Dan kami menemukan jawabannya beberapa hari yang lalu...."
Wonwoo mengeratkan genggamannya.
"Saya mungkin hanya memiliki waktu kurang dari sepuluh tahun untuk hidup," ucap Mingyu dengan suara pelan.
Wonwoo tersentak dan berbalik untuk melihat ekspresi wajah Mingyu.
"Tim dokter telah dibentuk dan saya siap menyuntikkan dana. Kekurangan feromon alpha dominan beracun dan memiliki efek samping melukai tubuh Alpha dari waktu ke waktu seperti gejala yang selama ini telah dilihat, orang mengatakan ini seperti kanker feromon."
"Lalu bagaimana dengan pengobatannya? Apa ada kasus seperti Mas sebelumnya?"
Mingyu tersenyum dan mengangguk, "ada beberapa alpha yang memiliki penyakit serupa dan mereka memilih untuk memotong kelenjar feromonnya. Namun itu juga bukan solusi yang bagus, alpha terutama yang dominan akan kehilangan akal sehatnya jika memotong kelenjar dan itu mungkin mempercepat kematiannya."
Wonwoo gemetar dan merasa sesak, "jadi harus apa? Kita harus gimana?"
Ketakutan Wonwoo dapat dipahami dan Mingyu juga tidak bisa merekonstruksi perasaannya saat ini.
"Saya akan mencari cara untuk menyembuhkannya dan memperpanjang usia saya sebisa mungkin. Saya memiliki mimpi untuk menonton Kiran pergi ke Universitas dan kalau bisa melihatnya menikah dengan orang yang dicintai, tapi kematian adalah peristiwa yang akan dialami oleh setiap mahluk hidup, kamu tidak perlu takut Rakai... Ini hanya cara yang berbeda dari bagaimana manusia menjalani hidupnya yang singkat di dunia."
"Aku gak mau pisah dari Mas," Isak Wonwoo, "aku gak pengen kita melalui jalan yang sulit itu lagi."
"Kita tidak akan, kita akan selalu bersama selamanya, meskipun selamanya yang bisa saya janjikan adalah selama saya masih bernafas. Jika kamu tidak keberatan, saya ingin menjalani hidup saya dengan sepenuh hati setiap harinya denganmu dan Kiran."
Wonwoo mengangguk dan terisak dalam pelukan Mingyu, ia tahu bahwa ketakutan kehilangan Mingyu akan membuatnya menjadi kacau dan dia tidak ingin memiliki kenangan pahit dengan Alphanya lagi. Mereka hanya ingin menjalani dan memahami makna hidup mereka berdua saat bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Cruel Destiny • Minwon AU
FanficThis Narration Part for Minwon Social Media AU On Twitter With The Same Tittle. ◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇ Tag: Abusive Character, PTSD, Divorce, Manipulated Character, dark jokes, face slapping, twisted and Omegaverse. Minwon as main pairing. ◆◇◆◇...