Chapter 185

1.8K 105 15
                                    

◆◇◆◇◆◇◆◇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Sudut bibir Wonwoo turun. Dan matanya mulai memerah, ia tahu alpha di depannya adalah seseorang yang kejam. Tapi ia tidak pernah menyangka akan sesakit dan seburuk ini kondisi yang akan dialaminya. Alpha di depannya adalah hewan buas tanpa akal sehat, seharusnya memang sejak awal ia tidak berurusan dengan orang ini.

Wonwoo tertawa miris dan menatap Mingyu dengan mata memerah.

"Ya, kamu selalu seperti ini. Selalu... seharusnya aku tidak perlu membuang waktu dan energiku untuk orang sepertimu."

Wonwoo berbalik pergi Mingyu menariknya, menyeretnya dengan kuat ke arah tangga darurat sepi dan mengurung Wonwoo di antara lengannya. Bunga dan makanan yang dikemasnya dengan baik sudah dibuang ke lantai. Wonwoo menatap Alpha di depannya dengan sengit namun ia tahu hal itu tidak ada artinya.

"Rakai, anak itu memiliki darah saya dan ia adalah pewaris sah saya. Kamu tidak akan bisa memisahkan setiap sel darah dan daging yang ia miliki hanya karena kamu membenci saya."

"Kamu selalu punya cara untuk menghancurkan hidupku."

Mingyu mendengar hal itu namun tidak ada perubahan dalam raut wajahnya. Wonwoo menunduk, ia marah dan kecewa. Tetapi yang paling terasa olehnya adalah, bagaimana ia merasa lelah dengan semua ini, ia selalu berlari dan melawan Mingyu baik dalam bayangan maupun kebenaran hidup saat ini.

"Lepasin aku, kamu bisa bahagia dengan siapapun yang kamu mau. Aku cuma punya Kiran, dia satu-satunya di hidup aku."

"Kiran juga anak saya dan saya ingin dia merasakan keluarga yang utuh."

"Sejak awal tidak pernah ada keluarga utuh, kehadiran dia hanya diketahui olehku sendiri. Aku sampai saat ini sudah mengorbankan segalanya untuk dia, hanya supaya dia tidak pernah merasa kekurang aspek apapun di dalam hidupnya."

Wonwoo menahan airmatanya dan itu membuat perasaan bahwa air mata itu tersangkut di tenggorokannya.

"Kamu udah cukup dengan semua yang telah kamu dapatkan, kamu gak perlu kami di kehidupanmu itu. Jadi tolong tinggalkan kami, anggap saja aku udah mati beberapa tahun lalu karena operasi. Lepasin aku dari hidup kamu Mas."

Sudah bertahun-tahun berlalu dan panggilan itu menggetarkan Mingyu, suara pelan dan tutur kata halus yang menyapanya saat dipagi hari, menanyakannya di telefon. Mingyu selalu merasa itu adalah hal yang biasa, namun ia tidak pernah menyangka bahwa dunianya akan runtuh saat sosok Wonwoo menghilang dari pandangannya. Ia pikir rencana yang dibuatnya akan berjalan baik, namun ia hanya mendorong orang lain ke ujung tebing tanpa memberikan jalan lain untuk pergi.

Mingyu menyesal. Namun ia tahu semuanya sudah terlambat dan Wonwoo tidak berniat memberikannya kesempatan kedua.

"Maaf... saya... saya hanya ingin memperbaiki hubungan kita."

Wonwoo tidak menjawab apapun dan mencoba melepaskan diri. Ia tidak ingin apapun, ia lelah. Ia sangat lelah dengan hidup ini.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Beberapa tes telah dilakukan dan terapi Kiran dijalankan, Wonwoo tidak melihat Mingyu lagi sejak pertemuan mereka. Seungcheol mengetahui pertemuan itu, namun melihat Wonwoo tidak ingin membahasnya, ia merasa bahwa semuanya masih terkendali.

Seungcheol melihat hasil tes dan Kiran bisa melakukan perawatan dasar untuk menunjang perkembangan dari kelenjar feromonnya, sementara Wonwoo menerima suntikan lain dari dosis penghambat feromon yang telah disesuaikan.

"Ayah ingin bertemu denganmu setelah perawatan di sini selesai."

Ucapan Seungcheol membuat Wonwoo menegang. Sudah hampir empat tahun lamanya ia tidak melihat wajah Ayahnya, sejak pernikahan dengan Mingyu selesai dengan penuh kekacauan—Ayahnya mengurunh diri di rumah dan memulihkan diri; ia juga enggan bertemu dengan Wonwoo setelah usaha awal yang dikerahkan oleh Wonwoo menjadi sia-sia.

"Untuk apa?" tanya Wonwoo sambil terus mencoba menenangkan pikirannya.

"Ia ingin menemuimu dan anakmu."

"Jadi Ayah tau tentang semua ini?"

"Ayah mengetahuinya baru-baru ini dan berniat untuk berbicara denganmu secara langsung."

"Begitu...."

Wonwoo masih merasakan bagaimana sakitnya penolakan yang diterima olehnya beberapa tahun lalu, bahkan saat di persembunyian dari Mingyu, ia pernah mencoba menelefon Ayahnya sekali. Namun itu tidak berhasil. Mungkin ayah yang selama ini dikaguminya memang tidak memiliki banyak perasaan kepadanya, mengingat sikap yang diambilnya saat Irivian menghasut bahwa Wonwoo bukanlah putra keluarga Kelana.

Irivian, jika Wonwoo ingin mengingat wajah kakaknya yang lain itu sekali lagi; mungkin ia hanya memiliki jejak kekecewaan yang dalam. Harta dan jabatan yang bahkan tidak pernah dipikirkan Wonwoo seolah-olah jadi cambuk Irivian untuk menekannya, ia tahu dari apa yang terakhir kali ia dan kakaknya bicarakan itu hanyalah—Sebuah kebohongan belaka.

Irivian membencinya sejak dulu dan Wonwoo tahu dengan benar apa yang membuatnya bersikap seperti itu. Ibu Wonwoo adalah seorang omega yang mencoba peruntungan dengan naik ke ranjang Ayahnya dan ia berhasil untuk hidup sebagai istri ayahnya. Meskipun memiliki masa lalu dan latar belakang yang buruk, ia tidak peduli dan selalu mengatakan pada Wonwoo bahwa dirinya akan hidup tanpa harus takut kelaparan, menggunakan pakaian lusuh ataupun khawatir untuk tempat tinggal yang kumuh. Dan Wonwoo harus selalu ingat akan fakta bahwa Ibunya adalah orang yang mengubah semua itu untuknya.

Namun wanita itu tidak lama bertahan dan akhirnya meninggalkan kehidupan mewah itu. Dan Wonwoo merasa titik beku hubungannya dengan kedua saudara juga ayahnya akhirnya mencair. Pernikahan ini adalah salah satu kunci yang dijalankan Irivian untuk menyingkirkan Wonwoo lebih awal, tetapi juga memastikan bahwa ia tidak akan pernah kembali ke keluarga Kelana. Wonwoo mengetahui hal itu dan ia semakin menyadari kebencian besar milik saudaranya setelah tahun-tahun persembunyiannya.

Wonwoo menghela napas panjang dan memandang Kiran yang tertidur dengan perasaan yang kompleks. Menyadari bahwa semua hal yang coba ia lupakan dan upayanya melarikan diri selama ini, akhirnya memaksanya untuk kembali dan menghadapinya seutuhnya.

Dear, My Cruel Destiny • Minwon AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang