◆◇◆◇◆◇◆◇
Seungcheol berdiri di depan Wonwoo, sudah dua tahun lebih sejak ia terakhir melihat adiknya itu. Tubuhnya lebih kurus, pakaiannya bukan lagi brand yang sering digunakan, ada lingkaran hitam di bawah matanya dan tempramen adiknya itu begitu berubah.
Di dalam kamar rawat inap itu, Seungcheol melihat adiknya sekali lagi dan ada seorang bayi yang tertidur dengan nyenyak di sisinya.
"Rakai... kamu di rumah sakit kenapa?"
Wonwoo ingin menjawab namun ia ragu. Melihat keraguan itu Seungcheol merasa ikut kebingungan tentang hubungannya dengan Wonwoo, sejak kapan ia dan adiknya itu menjadi begitu terasingkan? Lalu ingatan tentang Irivan dan Ayahnya membuat Seungcheol perlahan memahaminya.
"Maaf, Kakak tidak ada niatan untuk menginterogasi atau menyalahkan kamu. Kakak cuma khawatir selama ini kamu pergi kemana tanpa kabar."
Wonwoo mengangguk dan akhirnya mengambil keputusan untuk memberitahukan kepada Seungcheol.
"Setelah aku cerai dengan Syailendra, aku tahu kalau aku hamil. Kakak mungkin gak tahu tentang kejadian di rumah keluarga Wiratama tapi, dokter mereka awalnya bersikeras kalau aku dan Rendra itu tidak akan bisa memiliki anak ... itu juga jadi alasan dia mulai mempertimbangkan perceraian setelah apa yang terjadi di rumah."
Seungcheol mengepalkan tangannya untuk menahan emosi. Ia selama ini berada jauh dari rumah selama bertahun-tahun, namun ia selalu tahu bahwa Ayah dan adiknya rukun. Lalu tiba-tiba saat Irivian mengatakan bahwa Wonwoo bukan anak keluarga Kelana seperti pemicu retaknya hubungan mereka. Meskipun tidak pernah ada kepastian apakah itu adalah kebenaran atau fitnah belaka untuk menghasut Mingyu yang ingin menikahi Wonwoo atas dasar kerjasama bisnis, Seungcheol tidak pernah setuju menggunakan tindakan seperti ini yang berakibat pada rusaknya rasa percaya dan ikatan Wonwoo pada mereka.
"Dan anak ini... hadir dari kecelakaan yang tidak ingin aku ingat. Di awal aku kebingungan tetapi aku tidak pernah merasa untuk menyingkirkan anak ini bahkan setelah apa yang dilakukan oleh Rendra ke aku."
Suara Wonwoo bergetar, namun ia tetap mencoba tenang.
"Maaf...," ucap Seungcheol pelan, "kakak minta maaf karena kamu ngelaluin semua ini sendirian. Padahal kakak selalu punya keinginan buat ngelindungin kamu, tapi kakak gagal di saat kamu paling membutuhkan kakak."
Tangan Seungcheol terulur dan ia menggenggam jemari kurus Wonwoo dengan pelan seolah jika ia mengerahkan lebih banyak kekuatan maka ia akan menghancurkannya.
"Kakak benar-benar minta maaf."
Pelukan itu terasa menyesakkan Wonwoo, namun ia tidak bisa menolak. Kelelahan fisik dan psikisnya sudah mencapai tahap mengkhawatirkan, tetapi ia ketakutan dengan semua hal yang menyangkut keluarga. Namun Wonwoo tahu berapa kali ia akan pergi menangis di malam hari di saat-saat ia merasa kesepian atau kelelahan; jadi Wonwoo memeluk Seungcheol dengan erat.
"Kakak gak akan biarin kamu harus ngalamin semua ini, kamu tetep jadi adik yang paling kakak pedulikan di dunia ini."
Wonwoo menatap wajah Seungcheol dan mengangguk. Ia menginginkan perasaan dilindungi seperti ini sejak dulu, ia paling menyukai saat-saat seperti ini dan ia tidak pernah menemukan sisi itu di saat ia berada di sisi Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Cruel Destiny • Minwon AU
FanfictionThis Narration Part for Minwon Social Media AU On Twitter With The Same Tittle. ◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇ Tag: Abusive Character, PTSD, Divorce, Manipulated Character, dark jokes, face slapping, twisted and Omegaverse. Minwon as main pairing. ◆◇◆◇...