◆◇◆◇◆◇◆◇◆
"Apa siklus datangnya heat anda teratur?" pertanyaan Dokter membuat Wonwoo yang sedang duduk di ranjangnya menjawab dengan gelengan pelan.
Wonwoo sedang merasa tidak sehat dan ia hanya memiliki sedikit energi untuk merespon ataupun bergerak. Melihat keadaan itu Dokter menghela napas dan mendekat ke arah Nyonya Wiratama yang berdiri angkuh, masih dengan kipas tangan berwarna merah ia mendengarkan penjelasan Dokter sebelum keluar bersama. Beberapa pelayan bergerak memperbaiki selimut dan mengatur suhu ruangan sekali lagi.
Semua orang mengira bahwa suasana hati Wonwoo mengikuti rinai hujan di luar yang seolah enggan beranjak pergi. Meskipun tidak banyak mengecek ponselnya, Wonwoo sering terjaga dengan pemikiran bahwa ponselnya berbunyi dan ada panggilan Mingyu yang masuk menanyakan kabarnya. Memikirkan hal itu, Wonwoo merasa seperti orang bodoh karena ia sendiri tahu bagaimana dinginnya Mingyu padanya.
Ini adalah penghujung tahun dan udara semakin dingin juga curah hujan semakin tinggi. Cuaca menjadi lebih lembab dari biasanya dan suhu udara di sekitar Villa pada dasarnya lebih rendah, semuanya akan baik-baik saja jika Wonwoo tidak sedang sakit saat ini. Hari saat ia perlahan merasa mentalnya semakin tidak stabil membuatnya semakin di dera oleh depresi, ia tidak bisa memaksa dirinya untuk bangun dari tempat tidur dan berjuang untuk kehidupannya sendiri.
Wajahnya kian pucat dan matanya kehilangan cahayanya, Dokter yang memeriksa Wonwoo merasa khawatir namun perintah dari Nyonya rumah ini telah mengatakan untuk tidak banyak berbicara selama proses dan jika ada sesuatu yang salah maka hal itu harus di diskusikan dengan Nyonya Wiratama untuk selanjutnya diteruskan kepada Wonwoo.
"Saya akan meresepkan obat untuk menenangkan feromon anda sehingga anda merasa jauh lebih baik lagi ke depannya."
Usai mengatakan hal itu Dokter yang memeriksa Wonwoo meninggalkan kamar di antar oleh kepala pelayan rumah, sementara Nyonya Wiratama masih berdiri di dalam ruang tidur Wonwoo dengan kipasnya. Matanya mengawasi namun bibirnya yang tersembunyi mencibir tanpa sadar.
"Serahkan saja ini pada Dokter dan jangan mengacaukan konsentrasi Rendra untuk proyek yang sedang ia urus, kamu terus bertingkah seolah-olah kamu adalah orang yang benar-benar penting ... biar kuberitahu, seandainya Rendra tidak menikahimu mungkin saja ia bisa sedikit beristirahat, namun keluargamu yang licik itu menjebak kami dan kamu ... seseorang yang bahkan tidak memiliki nilai apapun malah menjadi beban dengan sikap manjamu ini."
Mendengar hal itu Wonwoo semakin menunduk, ia adalah orang yang paling tahu tentang nilai dirinya. Tanpa selalu diingatkan ia paham bagaimana ia terus membebani Mingyu, tetapi Wonwoo tidak paham dengan pemikiran Nyonya Wiratama ini yang selalu mendorong Wonwoo ke pojokkan dan menindasnya.
Jika Wonwoo menderita gangguan feromon, harusnya itu bisa diatasi dengan kedatangan Alphanya untuk menenangkannya namun Mingyu bahkan tidak bisa dihubungi dalam waktu dekat ini dan membuat Wonwoo semakin tertekan. Dokter mengatakan itu adalah gangguan feromon, namun dari apa yang Wonwoo telaah selama ini itu bukan masalahnya. Ia berada di keadaan ini setelah mengonsumsi makanan laut yang selama ini ia hindari, dirinya ingin menanyakan kemungkinan bahwa ia mengalami keracunan makanan namun melihat dari bagaimana reaksi Nyonya Wiratama, itu hanya akan memicu amarah mertuanya itu lagi.
"Seseorang akan membawakanmu makanan jadi jangan tidur dulu."
Dan akhirnya kamar itu kosong. Wonwoo menghirup udara yang sesaat terasa sesak dengan ritme yang lebih baik. Setelah itu Wonwoo mencari ponselnya dan menemukan Mingyu sama sekali tidak pernah menanyakan kabarnya. Rasa masam naik lagi ke kerongkongan Wonwoo dan ia segera bangkit untuk muntah lagi, selama ia muntah tidak ada yang datang untuk menenangkannya, tidak ada juga yang datang membantunya. Perasaan melankolis yang Wonwoo rasakan setiap kali berada di titik terlemahnya saat ini membuatnya semakin frustasi dengan keadaan yang bahkan tidak dapat ia ubah, bahkan untuk dirinya sendiri, ia tidak dapat menopang dirinya.
Airmata memenuhi wajah Wonwoo yang pucat, ia tidak memiliki tenaga untuk bangkit namun selalu ada sesuatu yang bisa membuatnya dapat menangis setiap saat dan dalam jangka waktu yang lama. Karena itu Wonwoo hanya memiliki sisa energinya untuk berduka akan takdir yang dialaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Cruel Destiny • Minwon AU
Fiksi PenggemarThis Narration Part for Minwon Social Media AU On Twitter With The Same Tittle. ◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇ Tag: Abusive Character, PTSD, Divorce, Manipulated Character, dark jokes, face slapping, twisted and Omegaverse. Minwon as main pairing. ◆◇◆◇...