◆◇◆◇◆◇◆◇
"Mas Rendra berenti, Mas! Ahk... Sakit... Sakiiiit Mas hiks... Tolong jangan gini."
Kenangan itu datang lagi menghantui Mingyu, sakit yang datang membuat mata dan bagian belakang kepala miliknya terasa sakit. Ia merasakan sesak dan meski memejamkan mata sejenak, perasaan itu tidak kunjung membaik. Mungkin ini adalah pembalasan yang diterimanya, kepergian dan hilangnya Wonwoo bertahun-tahun membuat Mingyu tidak menjalani hidup yang baik.
Kesalahan di masa lalu mengejarnya terus menerus dan setiap kali ia tertangkap, efek dari semua perasaan itu menghancurkannya. Benar, ia adalah seseorang yang telah menyakiti Omeganya hingga sejauh ini, apa ia pantas mendapatkan pengampunan dan ketenangan?
Mingyu diam sejenak dan menyadari dia sedang tidur di sofa Kantornya. Malam sudah berlalu dan fajar belum terbit. Meskipun tidak memiliki foto Wonwoo di ponselnya, namun Mingyu mengingat setiap jenkal kulit Wonwoo yang harum dan putih, ia mengingat bagaimana wajahnya memohon dan menangis. Saat mereka pertama kali saling terhubung, Mingyu begitu lembut, kedua kalinya ia di penuhi emosi dan keinginan mendominasi. Omeganya telah menderita banyak dari sisinya.
Seungkwan yang datang ke kantor pada pukul tujuh lewat lima melihat bahwa Bosnya tidak kembali, namun ia sudah berganti pakaian dan terlihat sudah rapi. Seharusnya ia memang menginap di kantor lagi, semenjak perceraian dengan tuan muda dari keluarga Kelana itu Mingyu memiliki banyak sisi murung dan sering sekali menderita sakit kepala.
Meski sudah beberapa kali mengajak Mingyu untuk pergi melakukan pemeriksaan, namun Mingyu selalu mengatakan bahwa itu hanya karena dia lelah. Tetapi semua orang dapat melihat bagaimana ia kehilangan berat badan dan menjadi semakin kuyuh. Meski ia terbungkus rapi dengan setelannya itu masih tidak banyak menyembunyikan bahwa tubuh Mingyu dimakan oleh depresi yang dimilikinya.
"Tuan, rapat dengan dewan direksi akan dilakukan pukul sembilan ini dan selanjutnya untuk rapat jarak jauh dengan klien dari Swedia akan dilakukan pukul sebelas tiga puluh, selanjutnya akan ada acara makan malam dengan klien dari Dubai di Restoran pada pukul lima."
"Terima kasih Cakra, saya juga ingin tahu tentang dokumen dari divisi PR dan keuangan apa sudah diselesaikan? Saya akan mengevaluasinya sebelum bertemu dengan para petinggi dewan pagi ini."
"Saya akan bertanya setelah karyawan mulai masuk. Untuk sarapan Pak Rendra ingin menu apa?"
"Buat yang sederhana dan mudah dicerna."
"Baik pak."
Seungkwan undur diri dan pergi ke mejanya yang ada di luar ruangan Mingyu. Ia mulai melakukan semua yang diperintahkan dan pada pukul setengah sembilan seorang pemuda dengan kemeja putih dan dasi yang rapi muncul, itu adalah salah satu magang baru perusahaan di divisi keuangan, Ardhino.
"Selamat pagi Pak Cakra, saya membawa dokumen yang diminta."
"Selamat pagi, Terima kasih atas kerja kerasnya Ardi. Ketua divisi kalian bagaimana?"
"Ah beliau akan menyusul, masih ada beberapa hal yang terjadi di bagian keuangan jadi dia sedikit tertunda."
"Baik. Saya akan membawakan dokumen ini ke Pak Rendra."
Dino melihat Seungkwan dan beberapa saat ragu. Mereka sudah saling mengetahui tentang apa yang terjadi di antara Mingyu dan Wonwoo, tentu saja Seungkwan pada awalnya ingin membawa kabar itu langsung ke Mingyu namun Dino menahannya. Kenyataan bahwa Wonwoo menderita selama perpisahan itu membuat Dino dan Seungkwan yang seorang beta hanya dapat menghela nafas.
Feromon, tanda, pasangan. Konsep itu jelas berbeda dengan yang mereka pahami selama ini, namun Alpha dan Omega yang telah memiliki hubungan sekali seumur hidup itu akan memiliki takdir dan ikatannya sendiri. Melampaui imajinasi dan pada akhirnya berhati-hati adalah sikap yang harus dipahami setiap Omega untuk menjaga diri dari para Alpha.
Seungkwan tahu apa yang terjadi namun ia tidak ingin berpihak dan memilih diam. Jika memang Mingyu harus menahan beban hukumannya, maka ia akan menahannya. Jika Wonwoo harus menyembuhkan lukanya, maka ia harus melakukannya. Seungkwan mungkin terdengar seperti seseorang yang munafik dan hipokrit atas tindakannya, tetapi di dunia ini ada hal-hal yang memang tidak harus disentuh sebelum waktunya.
"Cakra, bawakan saya obat surpresant dan sakit kepala segera."
Suara Mingyu menyadarkan Seungkwan segera dan ia tidak membuang waktu. Wajah Mingyu pucat pasi, bibirnya sedikit membiru yang membuat Seungkwan terkejut.
"Pak kondisi anda semakin buruk, mari pergi ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan."
"Saya akan pergi nanti, ada rapat dengan dewan sebentar lagi."
"Tuan... Anda tidak baik-baik saja."
Mingyu melihatnya dan tersenyum, "ini bukan apa-apa. Setelah minum obat semuanya pasti akan baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Cruel Destiny • Minwon AU
FanfictionThis Narration Part for Minwon Social Media AU On Twitter With The Same Tittle. ◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇ Tag: Abusive Character, PTSD, Divorce, Manipulated Character, dark jokes, face slapping, twisted and Omegaverse. Minwon as main pairing. ◆◇◆◇...