Mingyu turun dari mobilnya dan menyadari situasi yang dihadapi oleh Seungcheol memang sulit. Dengan banyaknya massa dan kebakaran yang ada di lantai atas, sulit untuk mengevakuasi dan menyusuri medan. Mingyu mengeluarkan telfonnya dengan cepat lalu berjalan ke arah gedung apartemen lain yang ada di seberang.
"Terbangkan helikopter ke Apartemen Rose Garden sekarang."
Sepuluh menit kemudian sebuah helikopter mendarat dan Mingyu meraih baju penahan panas dan segera naik. Kakinya kelelahan namun adrenalin yang memicunya untuk bergerak dengan cepat.
"Saya akan menunjukkan lantai dan unitnya."
Helikopter naik dan dua penumpang lain di sisi Mingyu siap dengan peralatan mereka untuk memecahkan jendela juga memadamkan api untuk menyelamatkan. Kobaran api sangat ganas dan Helikopter mencoba yang terbaik untuk mendekat, Mingyu bergerak dan mereka menyemprotkan busa untuk memadamkan api lalu helikopter mendekat untuk membiarkan Mingyu dan dua orang lainnya membobol kaca tebal jendela apartemen.
Udara di sekitar sangat panas dan ada banyak asap, upaya penyelamatan berlangsung dramatis, Mingyu mengerahkan kekuatannya untuk membobol jendela dan butuh waktu hampir sepuluh menit sebelum timbul retakan besar dan dengan kekuatan penuh upaya membobol berhasil.
Api di seluruh ruang tengah berkobar dengan liar sementara itu sosok Wonwoo tidak terlihat, sambil membawa alat pemadam dan mencoba melakukan lompatan ke arah apartemen Mingyu mengalami beberapa ketakutan karena ia memiliki fobia pada tempat tinggi. Namun ia mencoba menahannya untuk menyelamatkan Wonwoo.
Mingyu melompat dan mendarat dengan selamat berkat pilot helikopter yang terbang sedekat mungkin, Mingyu menggunakan alat pemadam dan mencoba menghilangkan api di sepanjang jalannya.
"Rakai!“ panggil Mingyu dengan keras.
"Rakai keluar, saya ada di sini!“Mingyu berjalan ke arah kamar dan panik saat melihat bahwa seluruh kamar telah terbakar. Namun sebelum Mingyu masuk ke dalam lututnya di tendang hingga ia jatuh tersungkur.
"Ternyata lo udah bisa jalan lagi."
Irivian berdiri dengan senyuman kejam di wajahnya, ia melayangkan pukulan ke arah Mingyu yang dihindari olehnya dengan lihai. Mingyu memukul Irivian dengan tabung pemadam yang dibawanya dan saat Mingyu sedikit lengah Irivian menikam bagian perutnya dengan pisau yang panas.
"Lo bisa mati di sini bareng mate kesayangan lo!“
Mingyu melihat pisau yang tertancap di perutnya dan menariknya keluar dan menikam Irivian balik di lehernya.
"Kamu yang lebih baik mati di sini."
Irivian terkejut dengan apa yang Mingyu lakukan dan merasakan bahwa ada banyak darah yang keluar dari arteri lehernya, Mingyu memegang perutnya dan masih mencari Wonwoo. Ia melihat Wonwoo terbaring tidak jauh dari pintu keluar apartemen, Mingyu bergegas untuk menghampiri Wonwoo.
"Rakai, bangun!“
Mingyu dengan cepat menepuk pipi Wonwoo sambil menahan rasa nyeri yang kuat di perutnya. Wonwoo yang menghirup banyak asap terbatuk dan melihat Mingyu di depannya, ia mencoba bangun secepatnya dan terkejut melihat perut Mingyu yang terluka.
"Mas, Mas kenapa?"
"Kita bicara nanti, kita harus kembali ke helikopter sekarang."
Wonwoo akhirnya mengangguk dan membantu Mingyu bangkit. Dari helikopter dua rekan yang lain melemparkan tali pengaman agar Mingyu dan Wonwoo bisa ditarik ke dalam helikopter, Mingyu memasangkan tali pengaman ke arah Wonwoo dengan cepat dan memintanya untuk naik terlebih dahulu.
"Mas terus mas gimana?"
"Mas bakalan naik setelah kamu ditarik."Dengan cepat Wonwoo melompat dan bergantung di tali dengan kuat, orang-orang di dalam helikopter menariknya dengan cepat. Wonwoo juga dengan cepat melepaskan tali dari tubuhnya agar Mingyu segera dapat di selamatkan.
Mingyu merasa semakin pusing karena kehilangan banyak darah dari lukanya belum lagi kakinya mulai terasa lemas. Ia melilit tali pengaman yang dilemparkan ke arahnya dengan cepat, saat ia bersiap melompat ke helikopter sebuah tangan meraihnya dan itu adalah Irivian yang masih mempertahankan kesadarannya. Kaki Mingyu ditarik dengan posisi mereka melayang di udara, luka di perut Mingyu semakin berdarah.
"Gue gak akan biarin lo lolos Rakai, RAKAI DAN LO HARUS MATI."
"MAS RENDRA MAS!" kepanikan Wonwoo semakin menjadi melihat kondisi Mingyu.
Tangan Mingyu mencoba yang terbaik untuk tetap berpegangan di tali namun beban di kakinya dan luka di perutnya membuat situasi semakin meresahkan. Napas Mingyu memburu dan ia tidak sanggup berbicara banyak, jadi ia mendongak ke atas untuk melihat ekspresi Wonwoo yang pucat dan ketakutan dengan airmata di wajahnya.
Mingyu tahu ia mungkin tidak akan bisa selamat kali ini, jadi ia tersenyum mencoba menenangkan omeganya sambil mengucap maaf. Sebelum ia perlahan melepaskan tali di genggamannya dan merasakan sensasi melayang di udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, My Cruel Destiny • Minwon AU
FanficThis Narration Part for Minwon Social Media AU On Twitter With The Same Tittle. ◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇ Tag: Abusive Character, PTSD, Divorce, Manipulated Character, dark jokes, face slapping, twisted and Omegaverse. Minwon as main pairing. ◆◇◆◇...