Bagian 8

194 37 1
                                    

Peristiwa kebakaran beberapa tahun lalu yang menyebabkan terbelangkalainya bangunan yang berada di pinggiran kota Bolton menjadi tak berpenghuni. Kawasan itu sengaja di kosongkan oleh masyarakat. Mereka berfikir, kawasan itu adalah kawasan terkutuk. Apalagi banyaknya korban jiwa yang tewas saat kebakaran, menjadikannya salah satu tempat paling angker dan mencekam. Meskipun begitu, bagi sebagian orang, bangunan kosong itu di manfaatkan sebagai kejahatan, tak sedikit juga anak muda yang berkumpul disana setiap sore, hanya untuk bersenang-senang.

"Sampah masyarakat, pantas saja mereka juga memang penyampah. Cih!" Kisame yang saat itu ia bertugas mendapat piket membersihkan kawasan pinggiran, ia melihat sekumpulan remaja. Sampah berserakan disekitarnya, tentu saja membuatnya geram. Ia mendatangi sekumpulan remaja tersebut.

"Hey kalian! Jika masih punya otak buang kembali sampah itu ke tempatnya atau kau telan saja sekalian! "Nadanya penuh penekanan.

Sekelompok remaja yang sedang asyik bercanda itu, menoleh pandangannya ke asal suara, terlihat sesorang pria berwajah sangar dengan pakaian khas petugas kebersihan, mengenakan sarung tangan dan juga topi. Ditangannya terdapat satu buah sapu dan pengki. Mereka tampak meremehkan dan tertawa.

"Bukankah ini tugas mu pak? Kau lah yang seharusnya membersihkan!" Kata seorang anak remaja usianya sekitar tujuh belas tahun dengan rambut pendek berwarna coklat. Ia meletakkan kedua tangannya di atas pinggang. Temannya hanya tertawa mengejek.

Kisame tersenyum menyeringai. "Oh kau benar, anak muda... ini adalah bagianku." Suara Kisame terdengar pelan. Pandangannya mencari sesuatu, tidak lama setelah itu ia menemukannya. Ia kembali tersenyum menyeringai.
Dengan langkah santai, ia berjalan menuju tempat sampah berukuran sedang dan membawanya kembali ke hadapan sekumpulan remaja tersebut.

Brakkk

Kisame melempar tempat sampah tepat di hadapan mereka. Seketika mereka terlonjak kaget dan berdiri.

"Pungut sampahnya anak-anak sialan!" Suaranya meninggi. Ia juga menjambak rambut seorang remaja yang tadi menantangnya dan menyeretnya kasar hingga tersungkur ketanah. Remaja itu tidak berani melawan.

"Kau!!! Kau bilang ini tugas ku kan?" Kisame tertawa keras. Lalu ia berkata kembali. "Benar, ini tugas ku mengurusi sampah masyarakat seperti kalian!" Ia dengan kasar menekan kepala belakang remaja itu hingga mencium tanah dengan kakinya. Terasa sakit, karena Kisame mengenakan sepatu boots. Remaja itu meringis, bibirnya tergores hingga ada luka disana.

"Pungut sampah itu sekarang sialan!" Titahnya dengan nafas memburu.

"Ampuni aku, aku akan memunguti sampahnya, tolong... lepaskan kaki mu dari kepalaku. Ini sangat sakit." Katanya yang hampir menangis menahan sakit.

"Benarkah? Cengeng sekali!." Ia melepaskan kakinya, namun beberapa saat kemudian ia menendang perut remaja tersebut dan menginjaknya.

Dugh

Dugh

"Arghh! Ampuni aku! " Remaja itu menjerit kesakitan. Teman-temannya tidak ada yang membantu. Kisame seketika menghentikannya, ia menoleh pada sekumpulan remaja itu.

"Cih. Kau mengaku temannya, tapi melihat dia terkapar sama sekali tidak membantu. Tidak berguna. Punguti sampah sampah itu cepat! "Titahnya dengan suara meninggi. Mereka segera berhamburan membersihkan sampah yang berserakan.

"Ambil temanmu yang tidak berguna ini dan pergilah dari sini!" Seketika teman-temannya membantu tubuh remaja yang terkapar itu berdiri dan berlalu pergi dari sana.

Kisame melihat kepergian anak-anak itu. Ia melanjutkan pekerjaannya.

Sekitar lima belas menit kemudian, Kisame berniat kembali ke mobil dinasnya. Ia menyusuri beberapa bangunan sambil menghisap rokok dan menggerek tempat sampah di belakangnya.

KILLER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang