Bagian 31 (END)

575 33 12
                                    

Setelah selesai dengan persidangan tersebut, Naruto dan Hinata keluar menuju gedung tapi sepertinya mereka tidak akan pergi dengan mulus. Benar saja, mereka sudah di hadang oleh puluhan wartawan. Mereka berdua enggan memberikan informasi terkait kasus Toneri. Di tambah lagi mereka memiliki janji, jadi tidak ada waktu meladeni para wartawan.

"Kalian pergi lah, beberapa anak buahku akan mengawal kalian." Ucap kakashi. Ia memerintahkan anak buahnya untuk mengantarkan Naruto dan Hinata.

"Terimakasih Tuan, tapi kami hanya perlu di antar sampai parkiran saja, kurasa itu sudah cukup." Hinata rasa ia tak perlu di kawal hingga sampai restauran, ia hanya perlu melewati para wartawan saja untuk memasuki mobil.

"Baiklah, dan untuk kalian terimakasih atas kerja samanya selama ini. Aku rasa tanpa kalian, kasus ini akan sama sebelumnya."

"Ya, mengingat dia terobsesi padaku, itu sama saja ia memasuki jurangnya sendiri kan? Sepertinya dia itu sudah tahu akan konsekuensi yang akan dia terima dengan melakukan hal bodoh."

Kakashi mengangguk setuju. Lagi pula, selama di persidangan Toneri terlhat biasa saja, bahkan dia sesekali tersenyum pada kamera. Meski di wajahnya tersirat kepedihan, tapi pria itu selalu tersenyum seolah tidak ada yang terjadi. Ia juga mengakui perbuatannya tanpa beban. M embuat geram khalayak yang menyaksikannya.

"Kalau begitu kami permisi Tuan, sekali lagi kami juga berterima kasih sudah menuntaskan kasus ini." Hinata tersenyum ramah, ia dan Naruto pergi ke area parkiran di kawal oleh beberapa polisi.

Kakashi melihat kepergian mereka, ia menghembuskan nafas pelan.

"Bisa menikmati sisa musim panas?" Konohamaru sudah berada di samping Kakashi. Ia juga terlihat arah mata Kakashi.

"Begitulah, tapi sepertinya masih banyak yang harus di lalui setidaknya hari ini." Ia berbalik dan akan memasuki gedung lagi, ia akan menyiapkan konferensi kembali setelah melakukan persidangan terkait hukuman untuk Toneri.

Selama di perjalanan, Hinata benar-benar menikmati suasana sore ini. Ia bahkan mengeratkan genggaman tangan Naruto. Begitupun dengan pria di sampingnya. Tangan kanannya yang menyetir sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menggenggam tangan Hinata.

"Hime, apa kakakmu sudah kembali?" Ia masih tetap fokus ke depan.

"Belum, saat ini mereka ada di rumah. Katanya masih ada beberapa yang perlu di urus disini. Kenapa memangnya?" Ia mengalihkan pandangannya pada pria di sampingnya.

"Aku hanya ingin meminta izin untuk meminta restu. Itu saja" jawabnya sambil tersenyum, tanpa melihat Hinata.

Hinata di buat merona kembali.

"Benarkah kau mencintaiku?"

Naruto mengernyitkan dahinya. Pertanyaan macam apa itu. Tidak mengerti kah selama ini perlakuan terhadap dirinya?
Ia menarik salah satu tangannya yang menggenggam tangan Hinata kemudian mengecupnya berkali-kali.

"Kau ingin aku mengatakannya bagaimana?hm?" Naruto sengaja menggoda gadisnya ia sangat suka apalagi melihat rona merah di wajahnya.

"Katakan saja Naru!" Wajahnya cemberut tapi dalam hati ia berbunga-bunga.

"Ini di jalan Hime, aku harus fokus." Ia sengaja mempermainkannya, sehingga gadis itu kesal.
Hinata hendak menarik tangannya namun di tahan oleh Naruto.

"Aku mencintaimu, Hime. Sangat. Apa sudah puas?" Ia melirik sebentar pada gadis di sampingnya dan tersenyum tipis. Lalu mengecup kembali tangannya.

Gadis itu begitu tersipu dengan pengakuan prianya. Padahal tanpa mengungkapkan cinta ia sudah tahu.

KILLER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang