Saat malam itu, Kiba mengantarkan Tamaki pulang sekitar pukul sepuluh malam. Kiba berhenti tepat di depan rumah Tamaki.
"Terimakasih kau mau mengantarkanku sampai rumah, padahal jarak rumahku sangat jauh." Kata wanita yang memiliki surai coklat panjang, ia membuka seatbeltnya.
"Tidak masalah, aku juga berterima kasih kau mau meluangkan waktu untuk bertemu denganku, padahal akhir-akhir ini kau sangat sibuk." Kiba tersenyum ramah, ia terus memperhatikan wajah Tamaki. Yang di tatap jadi salah tingkah.
"Kalau begitu, aku permisi selamat malam." Saat Tamaki hendak membuka pintu mobil, ia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan Kiba.
"Ada apa? Kau melupakan sesuatu?" Tanya Kiba, ia mengerutkan keningnya.
Tamaki hanya diam saja, ia mencondongkan sedikit wajahnya ke wajah Kiba. Jarak wajah mereka hanya lima senti saja, ia dapat merasakan sapuan lembut nafas Kiba. Tamaki memberanikan diri ia lebih mendekatkan wajahnya pada Kiba, menutup mata dan...
Cup
Tamaki mengecup singkat bibir Kiba, ia segera keluar mobil karena menahan malu akibat perbuatannya. "Hati-hati di jalan Kiba" Ucapnya terburu-buru dan ia segera berlari masuk ke dalam rumah.
Kiba terkekeh, ia menggelengkan kepalanya melihat wajah Tamaki yang sangat malu, wajahnya terlihat manis, membuatnya sangat menggemaskan.
"Ada-ada saja, ah harusnya aku tadi yang menciumnya." Kiba mengoceh sendiri sambil tersenyum, ia melajukan mobilnya dan meninggalkan kota Sandwall.
Selama perjalanan, ia melihat sekitar. Jalanan mulai sepi mungkin akan mendekati larut malam. Sekitar dua ratus meter, ia akan memasuki kawasan hutan Black Forest yang membelah jalan utama menuju kota Bolton.
"Ah hutan ini benar-benar gelap." Kiba melajukan kecepatan tinggi saat ia memasuki kawasan hutan, namun saat ia sedang fokus mengemudi, ia tidak sengaja melihat seseorang yang terduduk lemas tepat di pinggiran hutan. Awalnya Kiba begitu acuh, ia terus melaju melewati orang tersebut. Belum terlihat jelas apa dia seorang lelaki atau perempuan. Kiba melirik kaca spion mobilnya, hati kecilnya merasa tidak tega. "Sedang apa dia disana? Apa aku harus menolongnya?" Setelah beberapa saat berfikir, akhirnya Kiba menepikan mobilnya tidak jauh dari orang tersebut. Ia menyalakan mode flashlight yang ada di ponselnya dan ia bergegas keluar dari mobil.
"Hai apa kamu mendengarku?" Kata Kiba sedikit berteriak, ia terus memusatkan flashlightnya ke arah jalanan dan melihat kanan kiri. Saat ia hendak menyeberang, samar-samar mendengar seseorang bernyanyi mendayu di tengah kesunyian hutan.
Minggu yang muram
Waktuku tiada lelap
Sayang, bayang-bayang
yang hidup denganku tiada terhitungLangkahnya terhenti sejenak, ia menajamkan pendengarannya lagi. 'mungkin ini hanya halusinasiku saja, lagi pula suaranya tidak ada lagi.' batinnya. Kiba melangkahkan kakinya dan ia hendak memanggil orang itu lagi, namun langkahnya terhenti kembali saat ia mendengar seseorang yang ia tuju bernyanyi sambil menunduk, wajahnya tidak jelas karena tertutup topi.
Minggu yang muram
bersama bayang-bayang,
kuhabiskan sepenuh hatiku
dan aku tlah memutuskan
untuk ku akhiri semua...Kiba jadi teringat kata-kata Hinata beberapa jam yang lalu tentang kasus pembunuhan yang menyayat korbannya sambil bernyanyi, dengan sekujur tubuh yang mulai meremang, Kiba memberanikan diri dia berkata "Kau siapa?" Tanyanya. Ia menyorotkan cahaya belakang ponsel tersebut tepat pada wajah sosok yang terduduk. Pria tersebut hanya menampilkan bibirnya saja yang mulai tersenyum menyeringai. Perlahan ia berdiri, Kiba melangkah mundur, ia baru menyadari seharusnya dirinya tidak berada di posisi seperti ini. Ia harus segera pergi. Saat Kiba hendak berbalik, pria tersebut sudah menyuntikkan obat bius tepat di sisi kanan leher Kiba, membuat Kiba terhuyung dan ia terjatuh membentur aspal. Tapi ia masih tersadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLER (TAMAT)
Mystery / ThrillerMimpi buruk itu terulang kembali. Setelah beberapa tahun terkubur dan kasusnya tak pernah tuntas. Mungkinkah 'ia' bangkit kembali? Membuat mimpi buruk itu terjadi lagi. Keceriaan di awal musim panas harus menjadi kelam. Beberapa waktu lalu di temuk...