10.00 Malam. Kota Bolton tampak ramai oleh pemuda-pemudi. Ada yang bercengkrama, bermain gitar atau sekedar berjalan-jalan dan hal lain yang dilakukan para remaja umumnya. Udara hangat menyelimuti sekitaran taman kota. Di hiasi lampu-lampu kecil di setiap pohon yang menyusuri jalan layaknya terowongan bersinar. Kursi yang tersedia dibawah lampu temaram membuat siapa saja yang duduk disana sekedar melepas penat, berbagi cerita, melepas rindu tentu dilakukan oleh 'sebagian' orang karena mereka berfikir itulah tempat yang cocok.
"Ramai sekali malam ini". Ucapnya sambil bermonolog.
Dengan berjalan santai sambil meneguk minuman kaleng. Ia melihat sekitar. Tidak ada tempat yang cocok untuk dirinya berdiam diri. Memutuskan untuk menyusuri jalan dan menjauhi keramaian. Ini memang awal musim panas, dan cenderung udara masih hangat tapi dirinya tetap mengenakan sweater hitam tidak terlalu tebal, rambut pirangnya tertutup hoodie serta celana jeans, masih terlihat santai dan menggunakan sepatu kets hitam.Berjalan tanpa tahu tujuan. Ia memutuskan berhenti tepat di jembatan yang menghubungkan antara batas kota dengan hutan Black Forest. Dia menyadari sudah terlalu jauh berjalan. Kendaraan melaju mulai sepi. Melihat suasana Kota Bolton dari bawah. Menikmati keindahan pancaran lampu dari sana. Dilirik jam tangan yang ia kenakan sudah menunjukkan 10.45.
"Lebih baik aku kembali. Ini sudah cukup."Melihat kearah kiri berharap ada taxi lewat. Sambil menunggu ia menyandarkan punggunggnya pada tiang jembatan dan menghentakkan kaki menendang batu kerikil ke sembarang arah.
Sayup-sayup dari kejauhan ia mendengar sebuah laju kencang mobil. Seketika berhenti menendang kerikil, dirinya berfokus akan suara mobil yang melaju kencang.Pandangannya seketika mengarah pada mobil yang melintas didepannya. Mobil Porsche178 melintas dengan kecepatan tinggi dan...
Brakkk
Mobil itu menghantam keras pembatas hingga terpental dan kondisi mobil terbalik. Sudah dipastikan bagian depan hancur. Apalagi nyawa yang berada di dalam mobil.
"Aku sungguh tidak ingin terlibat soal ini" Ia melirik CCTV yang terpampang tepat sekitar lima meter dirinya berdiri. Memang bukan kesalahannya, tapi orang lain yang memeriksa kejadian itu lewat CCTV akan mengira dirinya tidak memiliki rasa empati dan memilih pergi. Dan sialnya tidak ada satupun kendaraan lewat. Sungguh dia tidak peduli dengan kejadian yang ada di hadapannya.
"Baiklah... sebaiknya aku telepon polisi dan ambulan saja".
Meraih ponsel di saku celana, dan tetap diam di posisinya. Sambil melirik kearah mobil yang terbalik tersebut hanya sekitar seratus meter dari tempatnya berdiri. Saat akan menekan tombol hijau pada layar ponselnya, ia tak sengaja mendengar suara tangisan bayi. Suara tangisan itu cukup kencang apalagi ditengah suasana jalanan yang sepi seperti ini.Naruto tetap menajamkan pendengarannya. Memastikan bahwa itu adalah tangisan bayi. Ia memejamkan mata bermanik saffire miliknya.
'Benar, itu suara bayi. Bagaimana ini? Haruskah aku menghampiri mobil itu?' batinnya.
Akhirnya ia memutuskan untuk melihat kondisi mobil itu dan memastikan 'si bayi' berada disana. Langkahnya tidak terburu-buru. Tatapan Naruto biasa saja. Sebenarnya ia tak peduli. Jika memang bayi itu dalam kondisi selamat, ia tinggal menyerahkannya pada pihak polisi, sebelum binatang buas menyerang melihat kondisi kecelakaan itu berada di kawasan luar hutan Black Forest.
Langkahnya terhenti tepat berada di belakang mobil. Suara tangisan itu semakin menggema ditelinganya. Perlahan ia berjalan tepat disisi kanan mobil, ia melihat seorang wanita yang terjepit badan mobil. Setengah badannya tidak bisa dikeluarkan dengan kondisi wajah sulit terlihat karena berlumuran darah. Bau amis menyengat pada indra penciumannya. Wanita itu mendongakkan kepalanya pada seseorang yang datang padanya. Hanya satu mata saja yang masih normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLER (TAMAT)
Misterio / SuspensoMimpi buruk itu terulang kembali. Setelah beberapa tahun terkubur dan kasusnya tak pernah tuntas. Mungkinkah 'ia' bangkit kembali? Membuat mimpi buruk itu terjadi lagi. Keceriaan di awal musim panas harus menjadi kelam. Beberapa waktu lalu di temuk...