Naruto segera pergi dari galery. Ia membelah jalanan kota Bolton dengan kecepatan sedang. Sore hari masih tampak ramai seperti biasa. Sekitar kurang dari dua puluh menit, pemuda tersebut telah sampai di kawasan Redbridge, guna menjemput Hinata.
Seorang gadis yang memiliki perawakan mungil, dengan rambut yang di gerai bebas, diterpa angin sore, menggunakan pakaian santai rok di bawah lutut warna ungu muda dengan atasan cardigan, yang membalut tubuhnya dan jangan lupa ia tenteng tas bayi di bahu kiri. Posisi sang bayi di depan. Tampak asyik mengemut dotnya. Pemandangan itu sangat manis, di tambah wajah Hinata yang ayu dan selalu tersenyum kala ia memandang bayi di gendongannya.
Tampaknya ia sudah menunggu kedatangan seseorang. Ah seperti menunggu suami menjemput saja. Ujarnya dengan seulas senyum. Namun ia merasa konyol dan hanya menggelengkan kepalanya saja.
Saat itu juga. Mobil sedan berwana hitam telah sampai di hadapannya. Naruto, atensi pria itu menatap penuh seseorang di luar sana. Cantik. Hanya itu yang bisa ia katakan dalam hati Hingga ia tidak sadar, Hinata menggedorkan kaca mobil beberapa kali.
"Naru... Buka pintu mobilnya!" Hinata masih mengetuk jarinya pada kaca. Ia mengernyit heran.
"Naruto!" Kali ini ketukannya cukup menyadarkan pemilik mobil itu sadar.
"Ya ampun, ada apa dengan diriku?" Gumannya. Ia segera membuka pintu mobilnya dan keluar. Naruto tidak sadar, ia dengan refleks mengelilingi mobilnya menuju tempat Hinata berada. Ia juga membukakan pintu bermaksud untuk Hinata.
"Masuklah" Ucapnya. Hinata hanya memandang heran pada Naruto, namun ada semburat merah di pipinya.
"Ba-baiklah, terimakasih." Hinata cepat-cepat masuk ke dalam mobil. Ia tak ingin terlihat salah tingkah.
Setelah beberapa saat mobil pun melaju menuju arah perbatasan kota Bolton. Tepatnya ia akan menuju hutan Black Forest. Selama di dalam, hanya suara ocehan Izanee saja, kedua manusia dewasa hanya saling diam dengan fikiran masing-masing.
"Uhm, Naru kita akan mencari Kiba kemana?" Kali ini Hinata yang memulai. Memang Hinata belum mengetahui bahwa Naruto sudah melacak keberadaan Kiba.
"Kita akan menuju kawasan hutan Black Forest." Ucapnya, ia masih fokus ke depan.
"Black Forest? Untuk apa kita kesana Naru?"
Matanya sedikit membola. Mengapa mereka harus menuju kesana."Aku sudah melacak nomor ponsel Kiba, dan yang aku dapatkan dia ada disana." Naruto menunjukkan layar ponsel tepatnya pada gps disana.
Hinata menatap layar tersebut cukup lama."Kiba berada disana? Sedang apa dia?"
"Entahlah. Hanya itu yang aku dapatkan posisi Kiba berada." Naruto mengedikan bahunya. Tanda ia juga tidak tahu pasti apa yang terjadi.
"Baiklah." Wanita itu merapatkan sweater pada tubuh Izanee. Mengingat hari sudah sangat sore dan itu tidak baik bagi bayi. Naruto melirik sekilas ke samping. Ia tersenyum tipis melihat Izanee sepertinya ia sudah mandi dan wangi khas. Wangi khas bayi dan lavendel bersatu, sungguh hal yang baru ia rasakan. Dan itu membuat dia tenang.
Sekitar dua puluh menit, mereka sudah memasuki jambatan pembatas. Naruto memerhatikan gps di ponselnya. Ia sengaja melambatkan laju mobilnya. Hinata, gadis itu juga tampak melirik sekitar, mungkin dia akan menemukan Kiba disana.
Kini mereka telah sampai di area hutan Black Forest. Naruto menepikan mobilnya, ia melihat gps itu berhenti."Naru, apa kita akan masuk ke dalam hutan?" Hinata masih memerhatikan kawasan itu, ia ragu kalau-kalau harus masuk hutan, pasalnya meskipun langit masih terang, di dalam hutan Black Forest sangatlah gelap. Makanya di sebut hutan Black Forest.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLER (TAMAT)
Misterio / SuspensoMimpi buruk itu terulang kembali. Setelah beberapa tahun terkubur dan kasusnya tak pernah tuntas. Mungkinkah 'ia' bangkit kembali? Membuat mimpi buruk itu terjadi lagi. Keceriaan di awal musim panas harus menjadi kelam. Beberapa waktu lalu di temuk...