Bagian 10

187 30 4
                                    

Kakashi dan Shion sudah berada di lokasi. Begitu juga dengan petugas forensik lainnya, mereka sudah mengevakuasi korban.

"Dari identitas korban, dia bernama Kisame. Bukan kah dia yang tadi kita panggil?" Tanya Shiom, setelah ia berbicara pada beberapa saksi yang melihatnya.

Kakashi terdiam sesaat. Dirinya kecolongan lagi, ia benar-benar ceroboh kali ini. Kini di pastikan Kisame bukan pembunuh keluarga Uchiha, tapi ia akan tetap memastikannya dengan tes DNA. Dia juga meminta tim forensik segera mengautopsi mayat Kisame. Ada hal yang paling ia takutkan.

"Sepertinya dia tau, bahwa Kisame memang melihatnya ketika di vila." kakashi mengusap wajahnya kasar, seketika ia teringat nama Naruto, hanya pria itu satu-satunya kunci untuk mengetahui, siapa pemilik mobil merah itu terlebih lagi bayi yang ia bawa.

Kakashi dan polisi lainnya terlihat berdiskusi serius.



Sementara itu, Shikamaru mengikuti mobil yang dikendarai Naruto. Ia sudah tahu beberapa hal tentang Naruto, termasuk apartemen yang ia tinggali. Sebelum insiden pembunuhan itu terjadi, Shikamaru sudah terlebih dahulu menuju apartemen Naruto. Ia menunggu lebih dari tiga jam. Ia sudah mendapat kabar tentang pembunuhan Kisame dan mayatnya di buang di taman kota. Tidak jauh dari apartemen Naruto.

'Lagi? Pembunuhan lagi? ' Shikamaru menghela nafas pelan, ia baru saja menerima panggilan dari rekannya.

Beberapa saat kemudian, terlihat Naruto keluar apartemen sambil menggendong bayi, sedang menunggu seseorang. Shikamaru segera menghidupkan mobil. Ia menjaga jarak sekitar sepuluh meter di belakang mobil yang di dalamnya ada Naruto.

Saat dalam perjalanan, Naruto menyadari bahwa ada seseorang yang membuntutinya. Tapi ia memilih diam, ia ingin memastikan orang tersebut mengikutinya atau tidak. Kiba yang sedari tadi mengoceh hanya diabaikan saja oleh Naruto.

Lima belas menit kemudian, mobil Kiba terparkir rapi tepat di depan restoran yang letaknya tidak jauh dari galery. Mereka keluar dari mobil, namun langkah Naruto terhenti sesaat. Sudut matanya ingin memastikan orang yang mengikutinya, tapi tidak terlihat lagi. Naruto mengangkat bahu, mungkin tadi hanya perasaannya saja.

Mereka memilih tempat di lantai dua, karena tidak terlalu ramai dan tepat berada di sisi balkon. Kala itu langit mulai senja, namun masih terlihat kesibukan disana.

"Dudukkan bayi itu di baby chair saja, aku sudah membawanya. Agar kau bisa makan dengan nyaman." Kata Kiba, ia menyodorkan kursinya. Naruto mengangguk saja ia juga meletakkan bayi itu disana. Mereka persis seperti keluarga, tatapan para pengunjung restoran di buat heran, ada yang ekspresi menggelikan, juga ada yang begitu sinis. Naruto menyadari itu, ia melirik Kiba yang membantu membenarkan Izanee duduk.

"Cukuplah Kiba! Aku bilang apa orang-orang melihat kita aneh!" Suara Naruto terdengar tajam dan sengaja meninggi.

Kiba menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lalu ia memiliki ide, untuk mengusir fikiran pengunjung yang sepertinya salah paham.

"Ehm, OHH JADI ISTRIMU AKAN MENYUSUL YA NARUTO? AKU KIRA KALIAN HANYA BERDUA SAJA. BAIKLAH SAMBIL MENUNGGU KITA PESAN DULU MENUNYA. PESANKAN JUGA UNTUK ISTRIMU, ATAU MENUNGGU DIA SAJA?" Kiba sengaja meninggikan suaranya, tampak nya itu cukup berhasil membuat para pengunjung mengerti. Beberapa dari mereka ada yang tertawa, ada juga yang tidak peduli.

Awalnya Naruto ingin di lantai dua karena merasa tidak terlalu ramai, namun perkiraannya salah.

Naruto hanya menatap tajam rekannya itu, idenya sangat gila. Ingin rasanya dia memaki, tapi apa daya jika ia semakin bertingkah, maka akan terlihat semakin rumit.

"Sudahlah ayo duduk, aku ingin membicarakan satu hal. " Suara Kiba sedikit berbisik, mereka pun duduk saling berhadapan, sedangkan bayi itu duduk di samping Naruto, dia tampak tenang sambil memainkan mainannya.

KILLER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang