Bagian 5

230 35 2
                                    

Mata biru itu perlahan membuka. Keningnya saling tertaut. Padahal waktu masih menunjukkan pukul 05.30. Bahkan alarm yang biasa ia pasang selalu berdering pukul 06.00. Ia mengerjapkan matanya dan menguap beberapa kali. Naruto belum sepenuhnya tersadar.

"Suara bayi siapa itu? mengganggu sekali!" Ia menutup kepalanya dengan bantal. Karena merasa terganggu dengan tangisan bayi. Tangisan bayi itu tetap tidak hilang.

"Ah aku rasa ruangan ini kedap suara tapi kenapa suaranya terdengar jelas? " Naruto melempar bantal ke lantai. Ia mendengus kasar. Lalu ia duduk dan meregangkan otot leher dan tangannya.

"Kenapa aku bisa tertidur sofa?" Naruto mengerutkan keningnya. Matanya beralih memandang pintu kamar. Ia merasa suara bayi itu berasal dari sana.
Seketika ia tersadar sepenuhnya.

"Astaga, aku lupa semalam aku membawa bayi dari wanita itu" Naruto bergegas menuju kamarnya. Saat ia di depan pintu, Naruto melihat bayi montok itu sudah berada di bawah ranjang dengan posisi duduk dan ia menangis.
Naruto segera meraih tubuh gempal bayi tersebut dan menggendongnya.

"Hey hey kenapa kau bisa berada di bawah? " Naruto membawanya ke ruang tengah, ia melirik jam dinding.
Naruto membuka gorden terlihat matahari mulai menampakkan sinarnya, dan menemani kota yang mulai sibuk. Ia juga membuka pintu balkon, dan membiarkan udara pagi memasuki ruangannya.
Tangisan Boy mulai mereda, Naruto membawa nya ke ruangan pribadi. Ia membereskan sisa-sisa cat disana. Tampak sebuah lukisan yang belum selesai dan baru sketsa nya saja.

"Seharusnya aku menyelesaikan ini, tapi karena kamu. Jadi terhambat." Ia berbicara pada Boy seolah adalah lawan bicaranya, bayi itu tersenyum dan di bibirnya terlihat air liur yang akan menetes.

Naruto kembali menutup ruangan pribadinya. Ia teringat akan membuka seluruh isi tas milik Boy, dan berharap ada petunjuk disana. Saat ini yang ia fikirkan adalah mengembalikan bayi itu kepada keluarganya.
Naruto mendudukkan Boy di lantai beralaskan karpet, ia juga sudah membuatkannya susu dan di taruh beberapa mainan disana.

Isi tas mulai ia keluarkan, sepintas tidak ada hal yang membantu, hanya ada beberapa popok, pakaian, sepatu dan alat mandi serta pouch berwarna maroon berukuran sedang. Naruto segera membukanya, dan terlihat disana ada beberapa perhiasan. Naruto mengeluarkan satu buah kalung yang terbuat dari mutiara berwarna merah muda sangat cantik. Ia juga melihat ada sepasang anting yang sama dengan mutiara itu.
"Kenapa ada perhiasan?" Naruto kembali memeriksa isi pouch, dan ia menemukan kembali satu buah kalung liontin serta sebuah kertas yang tergulung, kali ini kalung itu terbuat dari emas putih terlihat sederhana, namun tetap elegan. Naruto membuka gulungan kertas yang terlihat sangat kusut tulisannya sedikit pudar karena terkena tetesan air.

Siapapun yang menemukan anakku. Tolong rawatlah ia, aku ingin dia tetap hidup. Aku meninggalkan beberapa perhiasan dan kau bisa menjualnya untuk keperluan anakku.
Sampaikan padanya, aku sangat menyayanginya. Uchiha Izanee.

Penuh Cinta dari ibu

Uchiha Izumi


****************


Jalanan kota Bolton tampak sibuk. Semua orang beraktifitas seperti biasa. Hari ini Naruto berencana akan ke kantor polisi, meskipun dalam fikirannya tengah diliputi pertanyaan. Mobil yang di kendarainya tengah melaju santai. Ia menurunkan sedikit kaca mobil, terlihat gedung kepolisian disana.
Setelah beberapa saat, mobil Naruto berhenti tepat di depan kantor polisi. Ia tampak memikirkan sesuatu, pandangannya beralih pada Boy yang sedang duduk di samping kursi kemudi. Bayi itu tenang dengan dotnya.

KILLER (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang