"Katakan padaku, apa yang terjadi malam itu?"
Haechan terkekeh, ia lalu menatap Regan, "Apa itu anak Karina? Ah akhirnya dia menyerah juga dan mempertemukanmu dengan anakmu"
Jeno menarik kerah baju Haechan, "Jangan bercanda Lee Haechan" ujar Jeno penuh penekanan.
"Aku tidak sedang bercanda Jeno, kau memperkosa Karina, tidak sekali kawan, kau adalah iblis yang sebenarnya dan kau melupakan semua itu karena keegoisanmu" ujar Haechan lalu melepaskan cengkraman Jeno di kerahnya.
"Aku tidak akan mengatakan apapun padamu, silahkan coba ingat sendiri kebejatan yang kau lakukan pada seorang gadis yang sangat menyukaimu, dan anak itu, kalau aku jadi Karina, aku tidak akan membiarkannya hidup. Tapi Karina, dia sangat bodoh karena terus mencintaimu hingga merelakan banyak hal demi anak itu" ujar Haechan lalu mendekati Regan.
"Kalau aku jadi Karina, aku akan mencekik anak ini sekarang juga dihadapanmu" ujar Haechan tersenyum miring lalu menyentuh tubuh kecil Regan, Jeno dengan cepat berjalan lalu menangkis tangan Haechan sebelum menyentuh anak itu.
"Jangan menyentuhnya brengsek"
Haechan tertawa keras, "Ahahaha kau mulai menyukai anak ini ya ahaha aku akan katakan pada Karina kalau gertakanku cukup berhasil" ujar Haechan lalu menjulurkan lidahnya pada Jeno.
"Kalau kau mau tau kejadian malam itu tanya Karina. Dan Jeno jaga anak itu baik-baik, kau tau Karina melindungi anak itu sekuat tenaga, sekarang giliranmu" ujar Haechan lalu keluar dari ruangan Jeno
Jeno mengeram kesal, memanggil Haechan bukan lah hal yang baik, laku-laki itu sama gilanya dengan Karina. Ia menghela nafas, tak lama Karina masuk ke ruangannya membawa beberapa berkas.
"Tuan Lee, saya butuh tanda tangan anda, saya sudah periksa semua proposal, semua pengeluaran yang ada di RAB sudah sesuai dengan kesepakatan kita saat rapat kemarin malam. Kalau anda ingin memeriksanya lagi silahkan dan tolong bubuhkan tanda tangan nada kalau anda sudah setuju mengenai proyek ini" ujar Karina
Jeno menatap Karina jengah, "Ya letakkan saja disana, dan bawa anakmu keluar dari ruangan ku"
"Maaf tuan Lee, saya masih sibuk dengan laporan pertanggungjawaban proyek kemarin, jadi silahkan anda meminta bantuan sekretaris anda yang lain" ujar Karina
"Yak, itu anakmu, bawa anak itu keluar" teriak Jeno
"Bisakah anda bersikap profesional"
"Persetan dengan profesional, bawa anakmu, kau tidak kasihan dia tertidur di sofa begitu"
Karina yang awalnya bersikap sopan mulai lelah dengan sikap Jeno.
"Aku sedang sibuk dan tak bisa membawa nya, lagipula kalau aku pulang tidak ada yang akan menjaganya, aku sibuk" ujar Karina berjalan pergi
"Karina!!" teriak Jeno marah
"Kalau kau mau, kau saja yang membawanya pulang atau biarkan Regan tidur disini, terserah, yang jelas kau harus mengawasinya, kalau terjadi sesuatu pada anakku, ku penggal kepala kekasihmu" ujar Karina lalu berjalan pergi.
Jeno mengepalkan tangan, kenapa malah wanita itu yang mengancamnya, harusnya kan Jeno yang mengatakan hal seperti itu.
Jeno berdecak, ia terpaksa kembali bekerja dengan Regan yang tidur di sofa ruangannya, ia juga menyelimuti Regan dengan jas nya, ia tak tau harus menggunakan apa, ia juga menggunakan tas anjing kecil Regan sebagai bantal anak itu setelah isinya di keluarkan oleh Jeno. Alhasil ruangannya dipenuhi dengan pensil warna, buku gambar, dan mainan mobil-mobilan Regan.
Regan tertidur dengan sangat nyenyak hingga jam pulang, Jeno hanya menatap Regan yang tertidur pulas. Lalu Karina masuk lengkap dengan tas nya akan bersiap untuk pulang. Karina hanya melengos masuk tak menyapa nya ataupun menatapnya, ia sibuk membereskan barang-barang Regan lalu mengambil tas kecil Regan membereskan semuanya, Jeno hanya memperhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
FanfictionApa yang akan kalian lakukan ketika tiba-tiba saja seorang wanita dari masa lalu datang tanpa permisi lalu menghancurkan rencana pernikahan yang telah kalian bangun. Benci? tentu saja... Itulah yang dialami oleh Lee Jeno saat tiba-tiba saja Karina...