Keadaan suatu kamar sangat berantakan, beberapa kain tergeletak di lantai sementara dua penghuninya masih asik dalam alam mimpi.
Tak lama Jeno membuka matanya, ia menatap ke arah samping, Karina tidur membelakanginya dengan posisi yang lucu. Jeno terkekeh, ia menatap punggung telanjang Karina, ia menyentuh punggung Karina dengan jarinya, menulis dipunggung wanita itu sambil tertawa kecil, ia ingin mengganggu wanita itu.
Setelah lama mengganggu Karina akhirnya sang empu terganggu, Karina bergumam terganggu.
"Jeno~~~diam"
Jeno tertawa, ia semakin gencar mengganggu Karina, ia mengelus punggung telanjang wanita itu. Karena gemas, ia menarik Karina untuk ia peluk.
"Isshhh Jeno!! Diam aku lelah"
Jeno tertawa mendengar ucapan Karina, "Kau lelah hmm? Makanya jangan terlalu nakal sayang. Kau jadi lelah sendiri" ujar Jeno sambil memeluk Karina dari belakang.
Karina mendengus, ia mencubit lengan Jeno yang sudah melingkar diperutnya.
"How about one more round?" bisik Jeno
"Ishhh tidak mau!!" pekik Karina sambil mencoba melepaskan dekapan Jeno. Sementara laki-laki itu asik tertawa, menjahili Karina adalah kebahagiaan sederhana miliknya.
"Come on babe, you can just enjoy it hmm? I'll take the control" bisik Jeno
Karina menatap laki-laki itu dengan wajah ingin menangis, "Kau ini kejam sekali, dasar tidak berprikemanusiaan. Aku lelah melayani laki-laki bertenaga luar biasa sepertimu"
Jeno tertawa dengan sangat keras, ia semakin mengeratkan dekapannya sambil mencium bahu mulus wanita itu.
"Hei, kau yang mulai semuanya sayang" bisik Jeno
"Jeno"
"Hmmm"
"When did you fallin to me?"
"It's been long time"
Karina menoleh menatap Jeno, dua obsidian yang sama-sama memancarkan kebahagian itu bertemu.
"Kapan kau menyadarinya? Lalu kenapa? Bagaimana kau bisa jatuh cinta padaku? Tell me everything" ujar Karina dengan suara serak
Jeno terkekeh, ia mengecup bibir wanita itu, mengeratkan dekapannya lalu mulai menceritakan semua yang terjadi.
"Dulu. Kau adalah pengganggu yang begitu nyata bagiku, bahkan teman-temanku selalu menggodaku karenamu. Saat itu, posisiku masih memiliki hubungan dengan Heejin tapi tak ada yang tau, kami sepakat menyembunyikan hubungan kami karena memang sejak awal aku dan Heejin hanya berteman tapi karena orang tua kami berteman dekat jadilah seperti itu. Ibuku ingin aku menjaga Heejin tapi aku tidak benar-benar ingin memiliki hubungan lebih dari teman dengan Heejin. Aku menyayanginya sebagai seorang teman dan saudara tapi aku salah mengartikan perasaanku karena ibuku... Dan saat itu kau begitu menyebalkan karena terus mendekatiku" ujar Jeno lalu menggelitik Karina yang membuat wanita itu tertawa.
"Karena kau yang begitu pantang menyerah mendekatiku, teman-temanku membuat sebuah permainan untuk menggodaku. Awalnya aku menolak karena aku dalam posisi memiliki hubungan dengan Heejin namun mereka berhasil memprovokasiku. Yoshi saat itu begitu tertarik memainkan permainan itu dan terus memprovokasiku maka aku menerimanya. Kami membuat taruhan kalau aku berhasil membuatmu menerimaku maka aku menang. Kami bertaruh motor kami"
Karina berdecak, "Brengsek"
"Maaf, tapi aku bersyukur"
Karina mendelik menatap Jeno dengan wajah marah
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
FanfictionApa yang akan kalian lakukan ketika tiba-tiba saja seorang wanita dari masa lalu datang tanpa permisi lalu menghancurkan rencana pernikahan yang telah kalian bangun. Benci? tentu saja... Itulah yang dialami oleh Lee Jeno saat tiba-tiba saja Karina...