Suara pintu terbuka, Regan keluar dari kamarnya dengan wajah bantal yang memerah karena menangis, ia tidak melihat ada orang di kamarnya jadi dia berhenti menangis dan memutuskan untuk keluar dari kamarnya mencari ibunya sedikit.sesegukan.
"Mommy hikks"
Karina yang mendengar suara anaknya terbangun, ia kesulitan bergerak karena Jeno yang memeluknya erat dan posisi mereka kini sedang tidur di sofa.
"Jeno"
"Hmmm" gumam Jeno sambil menutup matanya
"Lepas dulu, Regan menangis" ujar Karina
Jeno membuka matanya, menatap Karina sambil tersenyum karena bahagia bisa bangun dipagi hari langsung menatap wajah wanita itu.
"Morning" ujar Jeno lalu mengecup bibir Karina, sang empu agak kaget namun dengan cepat merubah ekspresi wajahnya, karina tidak terbiasa dengan Jeno yang seperti ini.
"Morning too, lepas dulu aku mau melihat Regan" ujar Karina mencoba bangun diikuti oleh Jeno
"Mommy hikks"
Karina berlari kecil memeluk Regan yang wajahnya sudah memerah akibat menangis.
"Iya nak, maaf ya, mommy ketiduran si sofa sayang, maaf ya" ujar Karina sambil mencium Regan lalu menggendong anaknya itu.
Regan memeluk leher ibunya dengan wajah suntuk, mood nya kurang bagus karena bangun tidak mendapati ibunya di sampingnya. Bahkan saat Jeno akan mengambilnya dari Karina anak itu merengek memeluk leher ibunya.
"Dia sedikit sensitif kalau baru bangun begini" ujar Karina menggendong Regan ke dapur, mengambilkan air untuk diminum Regan agar perasaan anak itu agak membaik.
Jeno mengikuti Karina dan Regan, memperhatikan Karina yang sudah sangat telaten mengurus Regan.
"Kenapa sayang?" tanya Karina saat Regan mulai merengek sambil mendusel di dadanya, alhasil Karina harus menghabiskan beberapa saat untuk memeluk Regan, mengelus kepala hingga punggung anaknya sambil membisikkan kata-kata penenang agar mood Regan kembali.
Setelah beberapa lama dipeluk ibunya mood Regan baru membaik, ia sudah mau turun dari gendongan ibunya dan mulai duduk di depan televisi bersama ayahnya menonton kartun pagi kesukaannya.
"Re"
"Iya Dad"
Jeno tersenyum karena Regan sudah mau berbicara padanya, ia lalu mengusak rambut anaknya, mengangkat Regan ke pangkuannya ikut menonton kartun kesukaan anaknya.
"Re selalu menangis ya kalau mommy tidak tidur dengan Regan?"
Regan mengangguk
"Kenapa?" tanya Jeno lagi
"Re takut tidur sendiri, Regan cuma mau tidur dengan mommy" ujar anak itu. Jeno mengangguk mengerti, ia paham anak itu belum terbiasa tidur sendiri, sejak ia kecil ia selalu bersama ibunya itulah kenapa ia selalu menangis kalau tidak mendapati ibunya di sampingnya.
"Regan umur berapa sekarang nak?"
"Five" jawab Regan
"Regan sudah besar, nanti Regan harus belajar tidur sendiri, Regan kan laki-laki terus umur Regan sudah 5" ujar Jeno
Regan menggelengkan kepalanya, "Tidak mau, Re mau tidur dengan mommy sampai Re besar" ujar anak itu sambil menatap ayahnya kesal
"Ow oke" ujar Jeno sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia tidak mau memulai perang dunia ketiga, raut wajah Regan sudah tidak bersahabat jadi lebih baik dia diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
FanfictionApa yang akan kalian lakukan ketika tiba-tiba saja seorang wanita dari masa lalu datang tanpa permisi lalu menghancurkan rencana pernikahan yang telah kalian bangun. Benci? tentu saja... Itulah yang dialami oleh Lee Jeno saat tiba-tiba saja Karina...