Accept

5.2K 487 61
                                    

"Ayo Re lebih keras!!"

"Hiyakkk"

Pakkk

"Good!! Try again boy!!"

"Oke Dad!!!"

Pakkk pakkk bughh bughh

"Good good, lebih keras boy"

"Oke dad"

Ruangan kerja yang harusnya begitu sunyi dan penuh konsentrasi berubah menjadi arena tinju. Regan dan Jeno sedang asik bermain tinju bersama, lengkap dengan sarung tinju, dan pelindung nya bahkan baju atasan mereka kini sudah tertanggal.

"Lee Jeno !! Lee Regan!! Demi tuhan, kalian masih bermain tinju hah?!!"

Kedua laki-laki berbeda usia itu menatap ke arah pintu, disana sudah berdiri Karina dengan wajah kesal menatap mereka sambil berdecak pinggang.

"Hai mom"

"Hai Rin"

Sapa keduanya, Karina semakin dibuat kesal melihat wajah tidak bersalah keduanya.

"Jeno!!! Pekerjaan mu tidak ada yang selesai, berhentilah bermain dengan Regan sepanjang waktu" omel Karina sambil meletakkan dokumen yang baru ia bawa ke dalam ruang kerja Jeno.

Karina sangat kesal, pasalnya Jeno sangat lambat menyelesaikan pekerjaannya dan selalu bermain dengan Regan, setiap menit, setiap detik bahkan tak pernah sekalipun Regan tak ada di samping nya.

"Regan, berhenti menganggu daddy mu, Daddy harus bekerja" ujar Karina menarik Regan lalu menggendong anak itu, ia melepas berbagai macam pengaman dan sarung tinju di tubuh anaknya. Ia lalu mulai memasukkan baju anaknya.

Sementara Jeno hanya bisa cengengesan ikut memakai baju.

"Mulai besok, Regan tidak akan kesini lagi, aku akan memasukkannya ke sekolah" ujar Karina sibuk menyeka keringat anaknya.

"Apa?! Yak, kau tidak bisa begitu, aku tidak setuju" ujar Jeno tak terima

"Kalau Regan disini, pekerjaanmu tidak akan selesai Jeno, kau mau perusahaanmu bangkrut hah?! Masih ada beberapa project yang tertinggal dan harus dikerjakan. Aku punya hak sebagai sekretarismu untuk mengingatkanmu dan aku juga punya hak untuk melarang Regan bermain setiap hari karena aku ibunya" ujar Karina

"Baiklah-baiklah, aku berjanji, aku akan menyelesaikan pekerjaanku secepatnya oke? Beri aku waktu Karina" ujar Jeno memelas

Karina menatap laki-laki itu dengan raut wajah kesal, "Tidak, pokoknya Regan akan ku masukkan ke taman kanak-kanak mulai minggu depan, agar dia bisa bermain dengan teman sebayanya dan lebih mengenal lingkungan. Kalau dia bermain dengannmu sepanjang waktu bisa-bisa anakku jadi petinju" ujar Karina

Jeno duduk di samping Karina dengan wajah memelas, "Aku tidak akan mengajarinya tinju lagi, aku janji, jadi biarkan saja Regan disini" ujar Jeno merengek sambil menarik-narik tangan Karina.

Karina mendelik lalu menjitak kepala Jeno.

"Akhh yak sakit"

"Jangan sok imut ya, aku akan tetap memasukkan Regan ke taman kanak-kanak. Lagipula Regan disana hanya sampai jam 12, kau bisa menjemputnya saat jam makan siang, lalu setelah itu kau baru boleh bermain dengannya tapi dengan catatan pekerjaanmu harus sudah selesai. Kalau tidak, lihat saja, aku akan menarik telingamu dan membawamu ke hadapan ayahmu" ujar Karina

Jeno berdecak kesal, "Kau tidak asik sekali" ujar Jeno lalu menjadikan punggung Karina sebagai penopang tubuhnya

"Jeno, aku serius akan membawamu pada ayahmu, jangan membuatku kesal" ujar Karina namun Jeno tak peduli, ia malah menempelkan wajahnya ke punggung Karina.

DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang