One Step to Happiness

4K 423 25
                                    

Jeno tak berhenti tersenyum sejak kejadian menyenangkan yang ia alami di rumahnya, namun senyum itu luntur saat melihat seseorang yang datang ke kantornya.

"Jeno"

Jeno menghela napas melihat wanita yang menjadi mantan kekasihnya itu.

"Apa yang kau inginkan? Cepat katakan" ujar Jeno ketus

Heejin menunduk, ia meremat tangannya, "Aku...aku merindukanmu Jeno, tolong maafkan aku, aku tidak bisa hidup tanpa mu..."

"Heejin-ah, tolong hentikan, aku benar-benar meminta tolong menjauhlah dariku dan Karina"

Heejin mengepalkan tanganya, "Apa salahku Jeno, aku mencintaimu, aku melalukan semua untukmu, akupun tidak sanggup untuk melukaimu, aku berusaha melakukan semua hal yang menentang hati nuraniku untuk mu. A-aku.."

Heejin menghentikan ucapannya, ia mendongak menatap Jeno, "Aku mohon Jeno-ya, tolong kembalilah padaku aku tidak ingin menyakitimu, dan...maaf, aku tidak tau cara menghentikan oppaku" ujar Heejin dengan airmata berlinang.

"Aku tidak ingin menyakiti siapapun t-tapi o-ppaku.."

Jeno mengerutkan keningnya, "Apa maksudmu?" ujar Jeno mendekati Heejin, gadis itu menunduk takut, ia hanya bisa meneteskan airmata.

"Aku mohon Jeno kembalilah padaku, tolong aku, hanya kau yang bisa menolongku hikks kembali padaku maka semua akan baik-baik saja, tidak ada yang akan tersakiti" ujar Heejin sambil menangis menggenggam tangan Jeno.

Jeno menatap mata Heejin, "Jangan bilang semua teror yang diterima Karina adalah ulahmu?" tanya Jeno penuh penekanan

Heejin terdiam, ia hanya bisa meneteskan airmata lalu melepaskan genggaman tangannya pada Jeno, "Maaf, tapi bukan aku Jeno" ujar Heejin lalu melangkah mundur.

Ia menatap Jeno lamat, "Maafkan aku" ujar Heejin lalu berbalik, berjalan pergi meninggalkan Jeno dengan seribu pertanyaan atas aksi yang dilakukan mantan kekasihnya itu.

***

"Winnie, kami sudah di restoran, ayo kemarilah, aku sudah tidak sabar mengenalkan kalian" ujar Karina semangat, wanita itu sedang berada di salah satu cafe bersama sang sahabat, Na Jaemin.

Wanita itu begitu terlihat senang sementara wajah laki-laki di depannya tak sebahagia wanita itu, Jaemin tampak murung, matanya menyaratkan akan kekecewaan.

Bagaimana ia bisa senang melihat wanita yang ia sukai terlihat senang saat bersemangat mengenalkannya pada wanita lain.

Ya

Karina mengajaknya bertemu dengan maksud ingin mengenalkannya dengan temannya. Dan Jaemin tidak akan mungkin marah ataupun menolak keinginan Karina.

"Dia ada disekitar sini" ujar Karina dengan semangat

Jaemin mengangguk pasrah, tak lama ia melihat Karina mengulurkan tangannya pada seseorang yang datang dari arah belakangnya. Jaemin tak ingin menoleh ataupun menyambut orang itu, ia tidak tertarik pada wanita manapun.

Namun, Jaemin membuka mulutnya kaget saat melihat wanita yang duduk di depannya.

"Kau!!!"

Wanita itu juga sama shocknya dengan Jaemin, "A-apa yang...jangan bilang..." ucapan wanita itu terhenti, ia menatap Karina lalu menatap Jaemin.

"E-eonnie, jangan bilang kau ingin mengenalkanku padanya?" ujar Winter tak percaya.

Karina mengangguk dengan semangat, "Iya, bagaimana? Dia tampankan? Namanya Na Jaemin, dan Jaemin nama temanku ini Kim Winter, bukankah di cantik?"

DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang