Hari terus berlalu, Jeno dan Karina hidup dengan baik layaknya sepasang suami istri, keluarga mereka kini semakin lengkap dengan lahirnya anggota baru yang saat ini menjadi pusat perhatian semua orang termasuk sang kakak, Regan.
"Dia tidak bergerak barang sedikit sejak adiknya dibawa ke ruang ini. Dia terus menatap adiknya" ujar Jeno pada Karina yang berbaring di bed rumah sakit dengan senyuman di wajah nya.
"Sepertinya dia sangat senang melihat adiknya" ujar Karina terkekeh, bagaimana tidak terkekeh, Regan tak bergerak barang sedikitpun dari samping bed Karina, anak itu menopang dagunya di box bayi adiknya yang ada di samping ibunya dan terus menatap bayi kecil yang tertidur itu.
Jeno tersenyum lalu mencium kening Karina, "Terima kasih" bisik Jeno lalu mengelus tangan istrinya yang diinfus dengan wajah tertunduk.
"Jeno jangan mulai lagi" ujar Karina yang frustasi karena suaminya yang semakin emosional sejak ia hamil anak kedua mereka dan yang membuat Karina semakin tak habis pikir, Jeno terus menangis sejak ia kontraksi sejak kemarin, yang merasa sakit dia tapi yang menangis Jeno. Bahkan kini Karina bingung siapa yang baru melahirkan sebenarnya karena kini ia yang menenangkan Jeno yang pasti akan kembali mewek.
"Sayang sudahlah, aku kan sudah selesai melahirkan, lihat aku sehat, dedek bayi nya juga sehat, apasih yang kau tangisi Lee Jeno sayang, astaga" ujar Karina lalu duduk untuk memeluk suaminya yang sudah menitikkan airmata.
Karina menghapus airmata suaminya lalu memeluk Jeno, "Maafkan aku, kau pasti kesakitan saat--"
"Ssssttttt sudah tidak sakit lagi sayang, sudah ya, aku sudah tidak kesakitan lagi, lagipula sakitpun tak apa agar anak kita bisa melihat dunia" ujar Karina menenangkan Jeno, mengelus punggung suaminya hingga Regan memekik girang.
"Mommy Mommy adek bergerak, tangannya bergerak lihat"
Karina tertawa kecil, ia melepaskan dekapannya pada Jeno lalu beralih menatap Regan.
"Iya sayang, tapi jangan diganggu ya adiknya Regan sedang tidur nak"
Jeno yang mendengar ucapan Regan ikut menatap anaknya yang terlihat kegirangan melihat adiknya bergerak.
"Woww Daddy, you must look at this, she's open her eyes" pekik Regan heboh sendiri
Jeno tertawa lalu mendekati Regan dan bayi mereka, "Hi, anak cantik Daddy" ujar Jeno lalu mengelus pipi merah bayi yang baru beberapa jam melihat dunia itu. Bayi berjenis kelamin perempuan itu sangat anteng, ia bahkan tidak menangis saat bangun dan terus mengerjap pelan menatap ke arah dua manusia bongsor yang terus mengelilinginya.
"Jeno, siapa nama princess cantik kita ini?" ujar Karina
Jeno dengan pelan mengangkat bayi kecil mereka, ia terlihat begitu tidak berpengalaman tapi berusaha membiasakan diri, saat ia berhasil mendekap tubuh mungil itu Jeno berujar, "Nama Reline, Lee Reline"
"Nama yang cantik" gumam Karina
"Ya nama yang cantik seperti pemiliknya, aku harap Reline mewarisi sifat dan kepribadianmu" ujar Jeno
Karina tersenyum, "Dia juga harus mewarisi sifatmu"
"No no, jangan, aku tidak mau kedua anakku mewarisi sifat ku, aku tidak ingin mereka menjadi sepertiku yang brengsek ini"
"Jangan berkata begitu, sebrengsek apapun kau pada akhirnya kau mau berubah dan mengakui kesalahanmu, part terbaiknya adalah kau mau memperbaiki semuanya. Terima kasih"
Jeno tersenyum haru lalu mencium Reline sayang.
"Re juga mau cium dad"
Jeno terkekeh lalu membiarkan Regan mencium adiknya, "Hi dedek Rere, ini abang Re"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
FanfictionApa yang akan kalian lakukan ketika tiba-tiba saja seorang wanita dari masa lalu datang tanpa permisi lalu menghancurkan rencana pernikahan yang telah kalian bangun. Benci? tentu saja... Itulah yang dialami oleh Lee Jeno saat tiba-tiba saja Karina...