"Karina..."
Karina menoleh, ia menatap sendu seorang wanita berumur yang datang menghampirinya, dengan airmata yang masih menetes ia menatap nanar orang itu.
"Kau Karina kan? Karina kami?" ujar wanita itu, Karina lalu menghampiri wanita itu lalu memeluknya dengan erat.
"Eomma"
Karina menangis menumpahkan segala kekhawatirannya sementara wanita itu yang merupakan ibu Karina mengelus punggung anaknya ikut menangis. Ia melepaskan dekapan anaknya mengelus wajah anaknya yang sudah lama tidak ia lihat.
"Astaga Karina, kau kemana saja nak, Eomma khawatir, eomma selalu memikirkanmu setiap hari. Ayo kita pulang ya, ayo pulang nak"
Karina menggelengkan kepalanya, "Maaf eomma, aku tidak bisa, aku tidak ingin membuat appa malu, aku tidak ingin membuat masalah untuk appa"
"Kami tidak malu nak, kami tidak peduli pada ucapan orang lain yang penting kau pulang" ujar sang ibu
Karina semakin menangis sesegukan memeluk ibunya sambil terus meminta maaf. Lama menangis dalam dekapan ibunya, seorang dokter datang menghampiri mereka.
"Wali pasien atas nama Regan?" tanya dokter itu menatap Karina, wanita itu mengangguk sementara sang ibu kini tengah bingung, siapa Regan dan...wali?
"Anak anda mengalami flu perut, sepertinya ia memakan makanan yang tidak cocok untuk perutnya jadi dia demam karena rasa tak nyaman di perutnya, kami sudah memberikan obat diare agar pasien tidak diare saat pulang nanti. Oh ya anda bisa membawa anak anda pulang setelah infusnya habis. Dan ow sunbaenim, apa yang anda..."
"Ini anakku" ujar ibu Karina melihat wajah bingung dokter muda itu.
"Ow jadi yang sakit cucu anda, astaga kalau begitu anda bisa langsung memeriksanya sunbaenim"
Wanita berumur itu tersenyum mengangguk, setelah dokter muda itu pergi, ia menatap Karina.
"Anak?"
Karina mengangguk, "Anakku sakit eomma hikks dia diinfus"
"Astaga, eomma hampir lupa, berapa umurnya sekarang? Dimana dia? Namanya siapa tadi?"
"Regan"
"Laki-laki?" ujar sang ibu dengan wajah antusias
"Iya" jawab Karina
Karina lalu membawa ibunya ke arah bed Regan, sang ibu tersenyum haru menatap ke arah anak kecil yang tertidur pulas, ia lalu mengelus kepala anak itu pelan.
"Dia sangat tampan, Rina-ya, astaga dia sudah besar. Cucuku sudah besar" ujar sang ibu
Karina semakin deras menitikkan airmatanya mendengar ucapan sang ibu, ia menyesal telah kabur dari rumah tanpa pikir panjang. Yang ia pikirkan saat itu adalah reputasi sang ayah yang merupakan professor senior di salah satu universitas, ia hanya takut membuat ayahnya malu karena ulahnya.
"Karina"
"Iya eomma"
"Pulang ya, appa dan eonnie mu merindukanmu, kami juga ingin bertemu Regan"
Karina menatap ibunya sendu, "Maaf eomma, aku..."
"Setidaknya pulanglah sebentar untuk menemui appa mu, dia terus berusaha mencarimu, dia sangat merindukanmu nak, setidaknya kenalkan Regan pada kami, beritau Regan kalau dia punya nenek, kakek dan bibi"
Karina mengangguk, ia tak punya pilihan lain, ia tidak ingin lari lagi, ia akan menghadapi semuanya, Regan harus mendapatkan kembali semua hal yang harusnya ia miliki. Keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
FanfictionApa yang akan kalian lakukan ketika tiba-tiba saja seorang wanita dari masa lalu datang tanpa permisi lalu menghancurkan rencana pernikahan yang telah kalian bangun. Benci? tentu saja... Itulah yang dialami oleh Lee Jeno saat tiba-tiba saja Karina...