Suasana ruangan begitu menegangkan, Jeno menghela nafas beberapa kali, sudah beberapa hari ini ia terus berseteru dengan Heejin karena keberadaan Regan.
"Aku minta maaf Heejin-ah, aku bahkan tidak tau tentang keberadaan Regan, aku baru tau sekitar 1 bulan yang lalu, tapi aku tidak bisa berpura-pura lepas tangan atas anak itu, dia anakku, terlepas siapapun ibunya"
Heejin menatap Jeno dengan wajah frustasi, "Lalu apa yang akan kau lakukan? Bagaimana dengan pernikahan kita? Aku tidak mau kehidupan kita dicampuri oleh siapapun termasuk anak itu dan ibunya"
Jeno memijit pelipisnya, "Anak itu adalah anakku Heejin-ah, aku tidak akan memintamu untuk menerima Karina tapi Regan, kau harus menerima keberadaannya, dia anakku dan aku tidak akan mungkin lepas tangan atas dirinya, aku ayahnya dan aku harus bertanggungjawab, aku mohon mengertilah" ujar Jeno namun Heejin tetap kekeh pada pendiriannya.
"Silahkan memilih, anakmu atau aku" ujar Heejin
Jeno menatap kekasihnya itu dengan wajah mengetat, "Jangan membuatku marah Jeon Heejin, kita sudah membicarakan tentang hal ini sejak beberapa hari yang lalu dan kau tau bukan jawabanku. Aku tidak akan membiarkan darah dagingku hidup tanpa sosok ayah"
Heejin menatap Jeno tak percaya dengan mata berlinang, "Jadi maksudmu kau memilih anak itu?"
Jeno mendekati Heejin lalu menarik dagu wanita itu, "Jangan membuatku kembali harus memikirkan tentang perasaanku padamu. Kau kira aku tidak tau semuanya? Tentang apa yang kau lakukan pada Karina hingga dia kabur dari rumahnya" ujar Jeno penuh penekanan dengan wajah marah.
Heejin tertegun, ia menatap Jeno dengan wajah takut, "K-kau.."
Jeno menarik dagu wanita itu lalu mendekatkan wajah mereka, "Ia, aku mengingat semuanya sekarang Jeon Heejin. Kau bukan kekasihku, hubungan kita sudah lama putus, berhentilah mempermainkanku. Kau tidaklah lebih berharga dari anakku" ujar Jeno lalu menghempaskan wajah gadis itu menatapnya tajam.
"Aku mencoba bernegosiasi denganmu mengenai Regan, aku diam untuk mengikuti keinginan ibuku walau aku sudah tau semua akal busukmu, tapi ternyata kau tidak lebih dari seorang wanita penjilat" ujar Jeno
Heejin menatap Jeno dengan airmata yang sudah meluruh, ia menahan tangan Jeno yang sudah akan pergi dari tempat itu sambil menangis.
"Tidak kau salah Jeno, kita tidak pernah putus, kau mencintaiku, sejak dulu hingga sekarang hikss" ujar Heejin sambil menangis namun Jeno menghempaskan tangan Heejin lalu berjalan pergi meninggalkan wanita itu.
"AKHHHH Brengsek, Karina, aku akan membalasmu!!!" teriak Heejin marah lalu menghempaskan seluruh barang yang ada di apartementnya.
"Tidak, tidak boleh, Jeno milikku, aku tidak akan melepaskannya. Oppa, oppa harus membantuku, ya, dia harus membantuku, aku sudah melakukan semua hal yang dia mau, sekarang dia harus membantuku, Jeno milikku" ujar Heejin dengan wajah panik sambil mengambil ponselnya menghubungi seseorang dengan wajah panik, tangan bergetar dengan airmata yang terus turun dari matanya.
"Jeno hanya mencintaiku. Ya dia hanya mencintaiku. Jeno milikku, kami saling mencintai, ya kami akan menikah, kami akan tetap menikah. Kami akan tinggal bersama, ya, Jeno milikku" gumam Heejin dengan wajah panik seperti orang yang tengah ketakutan.
***
"A-apa maksudmu ayah?"
"Seorang gadis bernama Karina Yoo datang kesini dan mengaku sedang mengandung anakmu"
Jeno mengusap kasar wajahnya, "Lalu apa yang ayah katakan padanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
FanfictionApa yang akan kalian lakukan ketika tiba-tiba saja seorang wanita dari masa lalu datang tanpa permisi lalu menghancurkan rencana pernikahan yang telah kalian bangun. Benci? tentu saja... Itulah yang dialami oleh Lee Jeno saat tiba-tiba saja Karina...