Hurt

3.9K 363 19
                                    


Suasana ruangan begitu canggung, Winter tak berani mengangkat kepalanya untuk melihat Jaemin begitu pula Jaemin. Tingkah kedua nya membuat orang tua Jaemin merasa aneh.

"Apa kalian sedang bertengkar?" tanya sang ayah

"Tidak" ujar Jaemin santai lalu menatap Winter yang terus menghindari kontak mata dengannya.

"Baiklah, kami tidak ingin ikut campur urusan anak muda, ayo sayang" ujar ayah Jaemin menarik ibunya menjauhi dua sejoli yang benar-benar dilanda rasa canggung.

Kini kedua orang itu sedang berada di rumah Jaemin, Winter terpaksa mau ikut makan siang hari ini karena paksaan ibu Jaemin, ditambah mereka berencana mengunjungi beberapa tempat untuk melihat persiapan pertunangan mereka.

Dan Winter masih canggung karena kejadian dua hari yang lalu.

"Ayo" ujar Jaemin bangkit dari kursinya.

Winter hanya mengikuti Jaemin sambil mengantupkan bibirnya rapat-rapat. Saat sampai di mobil, Winter semakin merasa canggung dan bingung hingga ia lupa memakai seatbelt yang membuat Jaemin terpaksa menarik seatbelt untuknya. Dan hal itu membuat Winter menahan napasnya karena wajah Jaemin berada sangat dekat dengan wajahnya.

Sementara Jaemin menyeringai nakal melihat raut wajah kaget Winter, ia semakin mendekatkan wajahnya yang membuat Winter menutup matanya. Jaemin terkekeh lalu meniup wajah Winter lalu berujar dengan suara bariton beratnya.

"Apa yang kau harapkan?"

Winter membuka matanya lalu mendorong Jaemin dengan cepat, ia lalu memalingkan wajahnya yang sudah memerah padam.

"Pasang seatbelt mu kalau tidak mau aku yang memasangnya" ujar Jaemin yang membuat Winter malu lalu dengan cepat memasang seatbelt nya.

Jaemin tersenyum kecil lalu mulai menjalankan mobilnya. Namun ditengah keheningan yang melanda tiba-tiba saja Winter berujar.

"Kau menyukai Karina Eonnie?" tanya Winter

"Ya" jawab Jaemin santai

Winter mengangguk paham, ia tidak merasa bagaimana-bagaimana, hanya saja ia tidak nyaman mendengar laki-laki yang menciumnya beberapa hari yang lalu ternyata menyukai sahabatnya.

"Tapi eonnie akan menikah dengan Jeno oppa, apa kau akan menyerah? Tidak ada jalan lain bukan selain menyerah" tanya Winter

Jaemin tak mengalihkan pandangannya barang sedikitpun pada Winter namun laki-laki itu tetap menjawab pertanyaan Winter dengan pertanyaan.

"Kenapa? Kau berharap aku menyerah? Kau mulai menyukaiku?"

Winter berdecak, "Jangan terlalu percaya diri, aku hanya tidak mau terlibat dalam masalahmu, lagipula aku tidak nyaman kalau harus berada di dalam hubungan sahabatku. Aku sudah menganggap Karina eonnie sebagai kakakku jadi aneh saja menurutku kalau aku harus ikut masuk dalam masalah percintaan kalian"

"Aku tidak akan menyerah sampai dia memintaku untuk menyerah. Aku tidak peduli kalau dia mau menikah dengan siapapun, yang jelas aku akan tetap mencintainya"

Winter tersenyum kecut menatap ke arah Jaemin, "Kalau kau secinta itu padanya, harusnya kau menolak pertunangan kita"

Setelah mengatakan hal itu Winter tak lagi mengeluarkan suaranya begitu pula Jaemin.

***

Karina menatap ke arah Jeno yang terlihat aneh sejak beberapa hari ini. Laki-laki itu seakan sedang memikirkan sesuatu yang sangat penting namun Karina tak tau apa yang sedang dipikirkan oleh calon suaminya itu. Bahkan kali ini Jeno mengabaikan Regan yang sejak tadi ingin mengajaknya bermain.

DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang