The Past

4.1K 506 55
                                    

Suasana ruangan kerja Jeno begitu suram, Jeno memijit pelipisnya beberapa kali karena beberapa proyek terkendala perizinan, masalah baru saja muncul setelah ia meneken kontrak dengan beberapa perusahaan asing. Dan ia harus bisa menyelesaikan masalah itu sebelum para investornya mengetahuinya.

Jeno menghubungi sekretarisnya, "Panggil Karina ke ruanganku" ujar Jeno pada sekretaris nya, ia punya 2 sekretaris, satu nya Karina dan satu lagi seorang laki-laki yang sudah lama bekerja dengannya.

Tak lama Karina datang, "Kenapa? Kau merindukanku ya?"

Jeno berdecak lalu melempar berkas ke arah Karina dengan tatapan tak bersahabat.

"Apa begitu caramu bekerja? Bagaimana mungkin kita terkendala izin setelah proyek ini diteken. Apa kau tidak mengurus perizinannya!!"

Karina mengerutkan keningnya, "Aku sudah mengurus izin untuk proyek ini"

"Lalu kenapa proyek ini terhenti!! Tidak ada izin dan bisa saja pemerintah menuntut kita melakulan proyek ilegal!!" teriak Jeno marah

Karina membuka dokumen itu, lalu membaca dengan seksama surat yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat.

"Aku sudah mengurusnya, tapi bagaimana mungkin..."

"Urus masalah ini sekarang juga aku tidak mau tau!!" ujar Jeno lalu membuang muka tak mau menatap Karina

"Baiklah" ujar Karina berniat keluar

"Mau kemana kau" ujar Jeno membuat Karina berhenti lalu kembali menatap ke arah Jeno

Kalau sudah dalam mode bekerja seperti ini, Karina tak akan berani melawan karena Jeno adalah atasannya dan memang saat ini ia salah karena tidak memastikan pekerjaannya selesai dengan benar, dan ia mengakui itu.

"Keluar, anda meminta saya mengurus masalah ini" ujar Karina

Jeno berdecak, "Bawa Regan kesini" ujar Jeno

Karina bergantian berdecak, padahal ia sudah dalam mode bekerja, "Regan di rumah temanku, aku punya banyak pekerjaan jadi biarkan saja dia disana"

"Aku tidak mau tau, bawa Regan kesini, kau selesaikan saja pekerjaanmu yang tidak becus itu, lagipula Regan akan bermain denganku disini, dia tidak akan mengganggumu" ujar Jeno santai.

Karina menghela napas pelan, "Aku tidak punya waktu untuk menjemputnya lalu mengatur semua perlengkapannya untuk di bawa kesini, belum lagi aku harus mengganti bajunya kalau dia akan keluar. Berhentilah menyusahkanku!! Aishhh" ujar Karina lalu berjalan pergu namun Jeno kembali mengatakan sesuatu yang cukup membuat Karina kembali emosi.

"Bawa Regan kesini kalau tidak kau tidak boleh menyelesaikan pekerjaanmu, dan aku akan semakin menambah pekerjaanmu"

Karina menatap tajam ke arah Jeno, dengan langkah berat ia keluar dari ruangan Jeno untuk pergi menjemput Regan.

Tak lama Karina sudah kembali ke kantor sambil menggandeng Regan. Ia memasuki ruangan Jeno.

"Regan?" panggil Jeno tak melihat anaknya tapi ia melihat tas kecilnya menyembul dari balik kaki Karina

"Hai daddy" jawab Regan sambil menyembulkan kepalanya dari balik kaki Karina.

"Kemari" ujar Jeno

Regan menatap ibunya namun Karina sudah bersidekap dengan wajah tak bersahabat, "Kau boleh bermain dengannya asal kau menandatangani proposal kemarin" ujar Karina

"Selesaikan dulu masalah proyek tadi baru ku tanda tangani proposal itu" ujar Jeno

"Kalau begitu tidak usah bermimpi akan bermain dengan Regan" ujar Karina

DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang