Jeno menatap khawatir pada dokter yang sedang memeriksa Karina. Sementara sang dokter menatap aneh pada pasien dan suaminya itu.
Setelah selesai memeriksa, dokter itu memanggil Jeno.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Jeno khawatir.
"Nyonya ini baik-baik saja pak, tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan terjadi padanya dan janinnya"
Jeno menghela napas pelan, "Syukurlah kalau begitu"
"Sepertinya istri anda sudah sadar, kalian bisa pulang setelah mengurus administrasi" ujar sang dokter.
Jeno mengangguk mengerti sementara dokter itu menggelengkan kepalanya melihat pasangan pasutri itu dengan aneh.
Sementara Jeno mendekati Karina, wanita itu sudah sadar namun tak mau menatapnya.
"Rin"
"Aku mau pulang"
Jeno menghela napas pelan, "Ini tidak sepertinya yang kau pikirkan, aku mohon biarkan aku menjelaskannya" ujar Jeno dengan tatapan memohon.
Karina menatap Jeno, "Silahkan jelaskan tapi tidak disini, aku ingin mengakhiri semuanya dengan baik agar tidak ada lagi penyesalan. Aku ingin kita ke apartement yang kau belikan untuk Regan" ujar Karina
Jeno mau tidak mau mengindahkan keinginan wanita itu, ia harus bisa memperjuangkan semuanya disana.
Selagi mereka berdua di apartement Regan, sang pemilik apartement sedang berada di rumah kakek dan neneknya. Jeno tidak mengatakan apa yang terjadi padanya dan Karina pada kedua orang tuanya, ia hanya meminta tolong agar ayah dan ibunya menjaga Regan sementara ini.
Sesampainya di apartement Regan, Jeno menghampiri Karina yang sudah duduk di kursi dengan wajah datar.
"Jelaskan" ujar Karina
Jeno menghela napas sebentar, "Jadi sebenarnya...
Flashback :
Jeno menatap aneh saat Heejin memberikan gesture meminta tolong dengan tangannya, Jeno dengan terpaksa memajukan dirinya saat Heejin mencoba mendekatkan wajah mereka lalu gadis itu berbisik.
"Kamera"
Jeno langsung menatap ke arah beberapa sudut kamar Heejin. Jeno menghela napas pelan, ia menatap ke arah Heejin memberi kode apa yang harus mereka lakukan. Dan yang membuat Jeno kaget saat Heejin tiba-tiba menciumnya, tak lama karena Jeno langsung mendorong wanita itu.
"Apa yang kau inginkan hah?!" teriak Jeno marah
Heejin menghela napas pelan, ia kembali mendekati Jeno menggenggam tangan Jeno, namun laki-laki itu menepisnya dengan cepat.
"Aku yang melakukan teror itu" ujar Heejin yang membuat Jeno marah.
"Kau..."
Heejin menatap Jeno dengan wajah memelas, ia membelakangi Kamera berakting senatural mungkin namun ditangannya tertulis sesuatu.
Aku mohon, tolong aku, tolong bersandiwara untukku
Jeno mengumpat dalam hati, ia menatap ke arah belakang tubuh Heejin, ia menatap boneka yang berada di nakas itu. Ia mengerti benar Heejin sedang mencoba menghindari sorot kamera itu.
"Ya benar aku, aku yang meneror kalian, aku memberimu pilihan Jeno, kembali padaku maka Karina dan anak kalian selamat atau tetap bersama mereka tapi keselamatan meraka sebagai taruhannya"
Jeno menghela napas frustasi, ia mencoba berakting senatural mungkin.
"Jangan sentuh mereka" ujar Jeno
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
Fiksi PenggemarApa yang akan kalian lakukan ketika tiba-tiba saja seorang wanita dari masa lalu datang tanpa permisi lalu menghancurkan rencana pernikahan yang telah kalian bangun. Benci? tentu saja... Itulah yang dialami oleh Lee Jeno saat tiba-tiba saja Karina...