Setelah mendengar jawaban Regan, Karina keluar dari ruang rawat anaknya diikuti oleh Jaemin sementara Jeno hanya bisa diam menemani Regan.
"Karina" panggil Jaemin sambil menahan tangan wanita itu, ia menarik Karina untuk menghadap ke arahnya, ia sudah melihat airmata yang membasahi pipi wanita itu.
"Tenangkan dirimu, coba lah berbicara pada Regan, dia seperti itu karena ada ayahnya" ujar Jaemin
Karina menghapus airmatanya, "Kau benar, Regan akan memilih Jeno kalau aku terus membiarkannya bersama Jeno. Aku tidak mau kehilangan anakku, harusnya sejak awal aku tidak masuk dalam hidup Jeno dan membiarkan nya melupakan kami" ujar Karina dengan sisa isakannya.
Jaemin menarik Karina dalam pelukannya sambil menenangkan sahabatnya itu, "Tenanglah, bagaimanapun kau ibunya, pada akhirnya Regan pasti akan mencarimu"
"Aku hanya takut kalau Regan memilih Jeno dan memiliki ibu lain selain aku, aku tidak mau kehilangan Regan, aku membesarkannya sendiri Jaemin hikks alasan utamaku hidup adalah Regan, aku tidak sanggup hidup kalau Regan tidak bersamaku" ujar Karina sambil menangis
"Aku mengerti Rin, sudah sudah, jangan menangis, anakmu sedang sakit, kau tidak boleh seperti ini. Ayo kita kembali, Regan akan sedih kalau dia tidak melihatmu" ujar Jaemin mengajak Karina kembali masuk ke ruang rawat Regan, namun saat mereka masuk, mereka berpas-pasan dengan Jeno yang keluar dengan infus nya, matanya bertemu dengan mata Karina namun Jeno lebih memilih untuk pergi tanpa sepatah kata dengan wajah kecewa.
Karina yang melihat Jeno pergi begitu saja dengan keadaan yang jauh dari kata baik merasa sesak di dadanya. Ia tau kalau perasaannya pada Jeno belum pudar barang sedikitpun, namun ia tidak ingin meneruskan perasaannya, ia sudah memilih menyerah dan bertekat melupakan laki-laki itu.
Karina memasuki kamar anaknya, disana Regan sedang tiduran dengan wajah sedih sendiri, anak itu termenung sendiri setelah kepergian ayahnya.
"Regan" panggil Karina
Anak itu menatap ibunya dengan wajah tak bersemangat, "Ya mommy"
Karina tersenyum lalu mendekati anaknya, mengelus kepala Regan hingga wajah anaknya, "Kenapa anak mommy kelihatan sedih hmm?"
Regan menatap ibunya dengan mata berlinang, "I'm sorry mommy, Re really sorry untuk yang tadi" ujar Regan menunduk namun Karina dengan cepat menangkup wajah anaknya, "No, sweetheart, mommy yang minta maaf karena sudah pukul tangan Regan dan marah ke Regan. It's oke sayang" ujar Karina
Regan mengangguk lalu memeluk ibunya, "Hei, ada apa sayang? Kenapa Regan sedih sekali hmm?" ujar Karina melihat wajah murung anaknya
"Nothing" ujar Regan menggelengkan kepalanya
"Really?"
Regan menggelengkan kepalanya, "I'm lie" ujar anak itu lalu menatap ibunya dengan wajah sedih.
"Daddy is gone. He said he can't play with me again, daddy bilang tidak bisa tinggal dengan Regan, Daddy bilang tidak bisa ketemu Regan lagi" ujar anak itu dengan wajah sedih
Karina merasa tersakiti melihat wajah sedih Regan karena tidak bisa bertemu ayahnya, dan iapun tak menyangka Jeno akan mengabulkan semua yang dia inginkan. Ada rasa senang namun lebih banyak rasa sesak menghampiri dadanya.
"K-kenapa?" tanya Karina lagi
Regan menatap ibunya, "Daddy bilang daddy tidak boleh dekat Regan lagi supaya mommy tidak sedih" ujar anak itu, Regan lalu menarik tangan ibunya dengan tangan kecilnya.
"Mom, why you hate daddy so much? Am I can't have a daddy for sure?" ujar Regan yang sukses meremat hati Karina
"Mommy not hate him sweetheart"
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy
FanfictionApa yang akan kalian lakukan ketika tiba-tiba saja seorang wanita dari masa lalu datang tanpa permisi lalu menghancurkan rencana pernikahan yang telah kalian bangun. Benci? tentu saja... Itulah yang dialami oleh Lee Jeno saat tiba-tiba saja Karina...