Eri ikut diam mengikuti Nala yang juga diam sejak tadi, ini sudah tengah malam tapi cowok itu justru mengajaknya ke rooftop hotel entah apa yang ingin dilakukan Nala. Bukan membujuk Naya, ia justru semakin menghindar.
"Kalau lo diam begini aneh banget" ucap Eri
Nala tersenyum tipis, "Lo sudah kecanduan suara gue ya?"
"Najis"
"Gue aslinya memang pendiam"
"Ngomong aja sama tembok sana lo"
Nala menoleh pada Eri, perempuan itu menatap jauh ke arah langit sambil tersenyum.
"...cantik"
"Udah tau"
Nala mendekatkan wajah pada Eri, namun bukannya menjauh Eri malah memberikan tatapan tajamnya pada Nala.
"Beneran cantik"
"Gue gampar lo kalau macam-macam"
"Kayanya lo harus tidur ini udah malam"
"Semua orang juga tau kali ini malam" jawab Eri
"Lo memang galak begini ya?"
"Tergantung siapa orang yang gue hadapi, kalau kaya lo jelas banget harus di galakin"
"Nala, andai bibir manis lo bisa juga untuk bicara ke Naya pasti akan lebih berguna"
"Lo masih ingat rasanya?"
"NALA! Gue serius!"
"Gue kan nanya"
Nala tersenyum lebar, ia mengacak-acak rambut Eri.
"Muka lo jangan galak-gala, malah jadi kelihatan lucu kalau galak"
Eri cepat menepis tangan Nala, "Lo harus ingat, lo punya pacar. Gak harusnya lo begini ke cewek lain, lo gak pikirin Melodi?"
"Kalau gue gak pacaran sama Melodi lagi, gue boleh?"
"Lo brengsek artinya"
"Sejak awal gue sudah brengsek di mata lo, that's fine bukan masalah besar" ucap Nala
Bicara dengan Nala sejatinya memang gak pernah lurus, ada saja cara Nala untuk mengalihkan topik.
"Tau deh"
Eri yang sudah jengah langsung pergi. Perjalanan dari Jakarta Bandung cukup melelahkan buat Eri. Nala masih di rooftop tanpa ada keinginan untuk kembali ke kamarnya. Perasaan Nala saat ini sangat tidak karuan dia marah dan sedih secara bersamaan. Tapi kehadiran Eri cukup banyak membantunya, jika saja hanya dia yang datang mungkin keadaan lebih rumit.
***
Eri berhati-hati ketika membuka pintu kamar, ia takut jika akan menggangu Naya yang mungkin saja sudah tertidur. Namun, ia justru mendapati Naya termenung menghadap jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS
FanfictionJika diberi pilihan siapa yang ingin Eriselle musnahkan, jawabnya pasti Nalarama. Laki-laki itu sama sekali tidak layak disebut manusia. Tapi tidak dengan Nalarama, kebencian Eriselle padanya menjadi daya tarik tersendiri untuk Nala. Semakin Eri mem...