24. Pandora Box

1.4K 232 14
                                    

Nala bengong melihat Eri yang sudah sepuluh menit lamanya tidak turun dari mobilnya padahal mereka sejak tadi sudah di depan kantor Eri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nala bengong melihat Eri yang sudah sepuluh menit lamanya tidak turun dari mobilnya padahal mereka sejak tadi sudah di depan kantor Eri.

"Kenapa gak turun?"

"Kira-kira kalau aku masuk hari ini, apa yang akan terjadi?"

"Mmmh... SP 1 mungkin" ucap Nala

Eri menghela nafas lega, "Selama belum SP 3, aman"

"Aku maunya sih kamu langsung di pecat aja"

"Nala jangan gitu"

"Gak apa-apa kalau kamu di pecat, kamu bisa kerja di tempat aku. Kerja jadi istri aku" ucap Nala

Bukan tersenyum malu-malu, Eri justru tersenyum masam.

"Mantan kamu dulu di gituin juga?"

"Kenapa bahas itu mulu? Ingat muka mantan-mantan aku aja nggak"

Eri mengangguk, "Ingat-ingat lagi deh, kalau beneran pernah ngomong gitu minta maaf ke mantan kamu karena sudah gak tempat janji. Ntar kalau kamu is dead, masuk ke surga di pending baru tau. Aku duluan ya, bye"

Nala tidak diberikan kesempatan untuk berbicara karena Eri langsung keluar mobil begitu saja. Nala berdecak, padahal dia ingin menjelaskan bahwa dia tidak pernah bicara seperti itu kepada perempuan lain walau ia tidak ingat siapa saja mantannya. Tapi Nala yakin bahwa, ia gak sembarangan mengucapkan hal seperti  itu ke sembarang orang.

***

Eri menggigit bibir bahwa ketika mendapati Deka tengah duduk di kursi kerja sambil menghadap komputer miliknya. Celicia yang melìhat Eri datang, langsung menyuruh Eri pergi. Karena jika Deka melihat, Eri pasti kena amukan Deka.

"Eriselle, kalau kamu kabur lagi. Saya akan minta SP 3 langsung ke HR" ucap Deka

"Ba..bapak.. punya mata di belakang ya?" Ucap Eri terbata-bata

Deka menggeser cermin di meja Eri, agar Eri dapat melihat bayangannya di cermin.

"Cermin kamu ternyata berfungsi sekali" ucap Deka

Eri tidak menyangka meletakan cermin di meja kerjanya menjadi petaka baginya, "Iya pak"

Deka memutar kursinya, ia langsung menatap tajam pada Eri. "Gimana liburannya di Raja Ampat?"

"Bapak kok... bisa tau?"

Karyawan yang satu ruangan Eri tidak ada yang berani menginterupsi Deka, karena merek tau apa yang akan terjadi jika berani mengganggu Deka.

"Jadi janji dengan Melodi itu maksudnya liburan ke Raja Ampat?"

"Gak sengaja pak"

"Gak sengaja tapi seminggu? Oke kalau begitu alasan kamu, tapi selesaikan ini lusa saya minta laporannya"

BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang