Sepanjang malam Naya terjaga, ia harusnya menikmati camping pertamanya tapi karen Nala dan Eri tidak kunjung datang dan juga tidak dapat dihubungi Naya tidak dapat menikmati campingnya ini. Raja tidak bisa juga meninggalkan Naya tidur begitu saja.
"Mau lapor polisi aja?" Tawar Raja
Naya menggeleng, "Aneh banget buat laporan orang dewasa hilang"
"Ya gimana? Mau cari sendiri aja?"
Naya menggeleng lagi, "Terus?" Tanya Raja
"Biarin paling mereka memang gak ada niat datang sejak awal"
Raja bingung, respon Naya selalu saja berubah-ubah. Tiba-tiba Naya marah, lalu khawatir, lalu ia akan masa bodoh dan terus berulang.
"Kak Nala gak bisa ditelepon juga"
"Gue heran sama dia, kalau dia gak ada niatan datang paling nggak kabarin kek. Ini dia beneran hilang sama sekali" ucap Naya
Raja hanya tersenyum masam, Naya marah lagi. "Oke, gak usah di telepon lagi kalau lo yakin dia gak kenapa-kenapa"
"Tapi kalau dia di rumah teleponnya pasti aktif Ja."
Raja memegang kedua pundak Naya, "Lo gak capek apa dari tadi malam gak istirahat mikiran kakak lo, gue sudah nawarin lo buat cari Kak Nala tapi lo gak mau. Lapor ke polisi juga gak mau, terus apa yang lo mau sebenarnya"
Naya memalingkan wajahnya, "Gue gak khawatir sama Kak Nala, tapi sama Kak Eri"
Raja membalikkan badan Naya menuntut Naya masuk ke dalam tenda miliknya, "Gue capek, lo juga. Besok pagi kita cari, gak usah nolak!"
Naya tidak berkutik lagi ketika Raja menutup tendanya dan pergi ke tenda berada di sebrang. Padahal Raja dan Naya sudah menyiapkan acara camping sedemikian rupa tapi semua jadi kacau.
"Harusnya gue gak usah berekspetasi banyak sama itu orang" guman Naya
Orang yang Naya maksud adalah Nala. Nala tidak pernah sekalipun peduli tentang kehidupan Naya, kakaknya itu selalu sibuk dengan pekerjaannya dan jika punya waktu kosong Nala justru mengisi waktunya dengan orang lain atau hanya diam di kamarnya. Mereka berdua seperti orang asing yang ditempatkan di satu tempat yang sama selama bertahun-tahun tanpa saling bisa mengenal lebih dalam dan mengasihi.
***
Udara dingin mengusik tidur Eriselle, badannya meringkuk karena kedinginan. Di tambah gerimis ketika memasuki petang membuat Eri semakin terganggu. Pergerakan Eri juga membuat Nala terusik. Nala akhirnya terbangun dan langsung terduduk.
"Eriselle.."
"Hmmm" jawab Eri dengan mata terpejam
Nala memberikan Eri selimut miliknya, "Sekarang masih Kedinginan?"
Eri membuka matanya, walau tidak dapat dengan jelas melihat Nala karena kurangnnya cahaya tapi Eri masih bisa melihat siluet wajah Nala.
"Iya"
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS
FanfictionJika diberi pilihan siapa yang ingin Eriselle musnahkan, jawabnya pasti Nalarama. Laki-laki itu sama sekali tidak layak disebut manusia. Tapi tidak dengan Nalarama, kebencian Eriselle padanya menjadi daya tarik tersendiri untuk Nala. Semakin Eri mem...