Eriselle masih setengah sadar dari tidurnya tapi dering handphonenya tanpa ampun terus berbunyi.
"Halo.." jawab Eri dengan suara serak
"Ri, antarin barang gue ke lokasi sekarang"
Dari sebrang sana Eri dapat mendengar suara Axelle, "Kemana?"
"Ke lokasi syuting gue"
Eri menjauhkan handphone dari telinganya untuk melihat jam, matanya langsung melotot ketika tertera jam 2 dini hari.
"Gila lo, jam segini gue disuruh ngantar"
"Penting Ri"
"Gak ada mobil di rumah, gue kirim pake gosend aja deh" jawab Eri
"Marvin yang ngantar, di udah di jalan tadi mungkin bentar lagi sampe. Udah ya gue mau take lagi" ucap Axelle langsung memutuskan sambungan teleponnya
"Bang!!" Teriak Eri walau sebenarnya Axelle juga gak akan mendengarnya
Eriselle langsung cepat turun dari ranjang, ia melihat penampilannya ke cermin.
"Gembel banget"
Eriselle mengambil masker, "Bodo amat gue gak mau ketemu presiden juga"
Belum sempat Eri mengambil barang Axelle suara bel sudah berbunyi,"cepat banget, dia gabut apa gimana"
Eriselle buru-buru turun setelah mengambil barang milik Axelle, jujur saja Eri kesal dengan tingkah Axelle yang seenaknya menyuruhnya.
Marvin sudah menunggu Eri di luar, dari baju yang dipakai cowok itu Eri sudah bisa tau kalau Marvin baru pulang.
"Dasar workaholic" guman Eri sesaat melihat Marvin tertunduk sambil bersandar di mobilnya
Eri mengunci pintu rumahnya, "Ekhm" deham Eri
Marvin mendongak, ia mengembangkan senyumnya. "Sudah siap?"
"Kenapa lo mau aja di suruh bang Axelle kesini lo tau kan-"
"Bang Axelle sudah nunggu, perjalanan ke lokasi jauh" potong Marvin
"Lo tau itu jauh, tapi lo tetap lakuin."
Marvin tidak membalas, ia membukakan pintu untuk Eriselle.
"Ayo, Bang Axelle sudah nungguin"
Tidak berlama-lama Eri langsung mengambil tempatnya, terlalu lama bersama Marvin gak baik untuknya.
Perjalanan ke lokasi syutibg Axelle cukup jauh, tapi perjalanan semakin terasa lebih lama karena Eri bersama dengan Marvin. Eri sangat ingin cepat-cepat sampai dan menjauh dari Marvin. Sekali lagi terlalu lama bersama Marvin gak baik untuk Eri.
"Aku dan Aghata batal tunangan" ucap Marvin tiba-tiba
Eri teguh dengan posisinya menatap ke jalan di depannya, walau tangannya sangat kuat meremas barang Axelle dipangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS
FanficJika diberi pilihan siapa yang ingin Eriselle musnahkan, jawabnya pasti Nalarama. Laki-laki itu sama sekali tidak layak disebut manusia. Tapi tidak dengan Nalarama, kebencian Eriselle padanya menjadi daya tarik tersendiri untuk Nala. Semakin Eri mem...