Tidur Eri terusik karena suara bel yang tidak berhenti-henti berbunyi, dengan kesal Eri keluar dari kamar dan langsung mengetuk pintu kamar Nala yang kebetulan yang berada paling dekat dengan kamarnya.
"Nalaa.." panggil Eri sembari mengetuk pintu kamar Nala
Tak lama Nala membukakan pintu, "Kenapa?"
"Lo gak dengar suara bel/"
Nal mengucek matanya agar pandangan lebih jelas. Suara bel yang sejak tadi mengusik Eri terdengar kembali.
"Siapa pagi-pagi begini datang?" ucap Nala sambil berdecak
Nala turun ke lantai bawah untuk menemui tamunya. Eri tidak ikut turun ia hanya melihat dari lantai dua, jujur saja Eri penasaran dengan tamu Nala yang sangat rajin datang di pukul 6 pagi hari ini.
Harusnya Nala tidak punya janji dengan siapa pun hari ini, terlebih di rumahnya dan terpenting ia tidak membuat janji di pagi hari. Dengan sekuat tenaga Nala membuka pintu depan. Nala mengerutkan dahinya mendapati orang yang bertamu ke rumahnya dan mengganggu paginya.
"Melodi?!"
Melodi langsung memeluk Nala, tapi Nala spontan langsung mendorong Melodi.
"Kamu ngapain ke sini?"
"Aku gak bakal tarik berita itu, aku akan kirim bukti lain untuk meyakinkan publik"
Nala tidak menduga jika Melodi yang asli semenyebalkan ini, ia kira obsesi Melodi hanya sebatas meminta balikan tapi perempuan ini nekad membuat cerita palsu.
"Stop Melodi, kamu mau menghancurkan karir kamu sendiri? dan jangan ganggu saya. Saya bisa tuntut kamu Melodi"
"Semudah itu kakak berpaling dari aku karena Eri?"
Kesalahan fatal Nala adalah memulai hubungan dengan Melodi, perempuan yang memiliki image polos ini sangat mengganggu saat ini.
"Kita selesai Melodi, jangan berulah. Kalau kamu berhenti cari saya dan buat masalah, saya akan memaafkan kamu. Saya rasa kamu cukup mengerti maksud saya dan apapun usaha yang kamu lakukan gak akan buat saya kembali ke kamu" ucap Nala panjang lebar
Mata Melodi mulai berkaca-kaca, "Kenapa kakak harus suka sama orang yang mengabaikan Kak Nala?"
"Siapa yang kamu bilang orang yang mengabaikan Nala itu?"
Eri muncul di antara Nala dan Melodi, ia langsung memeluk tangan Nala di depan Melodi.
"Kak Eri.."
"Hai"
"Kenapa kakak disini?"
Eri tidak langsung menjawab, ia mendongak melihat Nala. Nala yang merasa diperhatikan langsung menunduk melihat Eri.
"Sayang, kamu punya ada kerjaan sama Melodi pagi ini?" tanya Eri pada Nala
"Sayang???" sahut Melodi
Nala mengulum senyumnya sambil melihat Eri, ia bahkan tidak peduli dengan reaksi Melodi yang tampak marah dengan panggilan Eri barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS
FanfictionJika diberi pilihan siapa yang ingin Eriselle musnahkan, jawabnya pasti Nalarama. Laki-laki itu sama sekali tidak layak disebut manusia. Tapi tidak dengan Nalarama, kebencian Eriselle padanya menjadi daya tarik tersendiri untuk Nala. Semakin Eri mem...