Kimberly dan Eriselle menghela nafas mereka entah kesekian kali, kadang berdecak kesal dengan pikiran mereka yang tiada habisnya. Kimberly dan Eriselle juga berkali-kali untuk menyampaikan pikiran mereka tapi terus ditahan.
"Gue gak tau sebenarnya lo kenapa subuh-subuh gini jemput gue dan bawa ke alun-alun, mana masih pake piyama" ucap Eriselle
"Gue gak tidur semalaman" ucap Kimberly di akhiri helaan nafas
"Harusnya lo tidur sekarang, bukan bawa gue ke alun-alun."
"Tapi lo juga, tumben bisa balesin chat gue subuh-subuh."
Eri memicingkan matanya, "...Gue juga gak bisa tidur karena banyak pikiran"
"Bukannya kerjaan lo selesai, karena sudah dapat Ezkyel gantiin Melodi"
Eri menghela nafas, "Tapi takdir gak mengijinkan hidup gue tanpa masalah, lo tau-"
"GUE DULU YANG NGOMONG!" Potong Kimberly
Eri terjengit mendengar Kimberly berteriak, "Santai aja kenapa sih"
"Gue yang harus duluan ngomong, baru lo"
"Ya udah cepetan"
Tapi tiba-tiba Kimberly menggeram, "Lo percaya nggak ada yang suka sama gue?"
Eri mengerutkan keningnya, pertanyaan apa yang baru Kimberly tanyakan. Memang siapa yang gak suka sama Kimberly.
"Bego. Ya percayalah, kenapa memangnya. Bukannya lo sudah biasa dapat confess sejak dulu"
"Iya, tapi ini beda. Gue pusing"
"Siapa yang confess ke lo memangnya?"
Kimberly menarik nafasnya dalam-dalam, "Rafael"
"Hah?"
"Rafael, anak temen geng nyokap gue."
"Ooohh... dia yang setiap sebulan sekali jemput lo di kantor"
Kimberly mengangguk, "Kenapa dia bisa suka sama gue, padahal dia tahu semua aib gue yang diceritain nyokap gue waktu arisan"
"Ya karena suka, terus apa?"
"Suka gue dimananya?"
Tiba-tiba Eri juga terpikir Nala suka dia darimananya? Selama ini Eri gak pernah baik ke cowok itu dan kebanyakan juga Eri selalu merendahkan cowok itu.
"Kok lo malam diam" ucap Kimberly
"Gue juga bingung"
"Bingung kenapa? Bukannya gue yang harusnya bingung"
"Cowok punya berapa hati sih?"
"Maksud lo?"
"Cowok yang punya pacar memang bisa suka ke cewek lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS
FanfictionJika diberi pilihan siapa yang ingin Eriselle musnahkan, jawabnya pasti Nalarama. Laki-laki itu sama sekali tidak layak disebut manusia. Tapi tidak dengan Nalarama, kebencian Eriselle padanya menjadi daya tarik tersendiri untuk Nala. Semakin Eri mem...