Nala hanya dapat pasrah disituasi ini, hanya ini caranya agar Eri selamat. Marshela memang terlihat seperti perempuan serampangan, tapi dia jauh lebih berbahaya dari yang dikira. Dia bisa saja benar-benar nekad melukai Eri dengan membiarkan Eri kekurangan darah.
"Sekarang dimana Eri?" tanya Nala setelah menandatangani surat pengunduran dirinya dari Anthasena Group dan pengalihan jabatan sebagai Ketua Anthasena Group serta hak waris yang ia terima dari Kakeknya pada Ares dan Marshela.
"Karena perempuan itu lo rela melepas semua ini Nala. Sangat disayangkan Nala, lo kehilangan semua harta dan kekuasaan karena dia"
"Gue gak mau dengar apapun. Sekarang dimana Eriselle!" bentak Nala
Marshela tersenyum lebar, ia memberi sebuah kunci pada Nala.
"Dia ada di hotel ini kok, lo bisa cari" ucap Marshela
"Marshela! Lo jangan main-main, dimana Eri"
Marshela beranjak dari kursinya, "Oh iya. Jangan lupa lo harus datang besok ke kantor untuk memberi sambutan terakhir sebagai bagian dari Anthasena Group"
Nala menggebrak meja, "Gue gak akan maafkan lo kalau sesuatu terjadi pada Eri!"
"Hm? Lo pikir gue perlu itu. Lo bukan siapa-siapa lagi. Sebaiknya sekarang lo selamatkan Eri, karena kalau ngak.." Marshela melanjutkan perkataannya dengan gerakan menujukan makna 'Eri is dead'
Marshela melengos begitu saja mengabaikan wajah merah Nala karena marah. Nala mengejar Marshela yang sudah melangkah pergi, namun Ares menahan Nala mendekati Marshela.
"Lepas!"
"Nalarama!" bentak Ares
Sorot mata tajam Nala dapat membuat siapapun ketakutan termasuk Ares. Ia tahu anaknya berbuat terlalu jauh, namun Marshela jauh lebih menyeramkan dari Nala saat ini. Marshela jauh tidak manusiawi dari Nala.
"Masih belum cukup semua harta dan kekuasaan yang aku kasih. Aku cuman mau Eri kembali"
"Dia rumah kamu sekarang, cepat antar dia ke rumah sakit" ucap Ares
Pupil mata Nala melebar, "Kalian keterlaluan!"
Nala berlari meninggalkan ruangan, ia tidak ingin menyia-nyiakan waktunya. Eri adalah prioritasnya sekarang.
***
Naya berlari kecil ketika mendengar suara bel, setelah membereskan pakaian yang akan ia bawa nantinya ke Australia.
"Siapa-" ucapan Naya terpotong ketika melihat Eri yang tergeletak di lantai dengan darah yang sudah mengenai bajunya sendiri.
"Kak Eri.."
Tangan Naya bergemetar ketika menyentuh Eri, "Kak Eri..."
Eri sama sekali tidak menunjukkan pergerakan, tangan Naya berlumur darah ketika ia memegang kepala Eri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS
FanficJika diberi pilihan siapa yang ingin Eriselle musnahkan, jawabnya pasti Nalarama. Laki-laki itu sama sekali tidak layak disebut manusia. Tapi tidak dengan Nalarama, kebencian Eriselle padanya menjadi daya tarik tersendiri untuk Nala. Semakin Eri mem...