"Gimana kamu jelasin semua ini ke aku?" Tanya Eri
Nala menatap jauh pada pemandangan pantai yang terhampar di depannya. Jika mereka pindah ke sisi balkon lainnya maka pemandangan akan berubah menjadi hutan hijau yang menyegarkan mata.
"Setiap hari kita bakal lihat sunset dan sunrise. Kamu suka?" Tanya Nala
"Nala, aku gak akan maafkan kamu kalau balas dendam dengan cara nyakitin Marshela dan om Ares"
"Setelah yang mereka lakukan ke kamu, kamu masih bisa memaafkan mereka?"
"Bukan soal itu. Kalau kamu balas mereka dengan cara yang sama, kamu gak cuman nyakitin mereka tapi diri kamu juga bahkan aku dan Naya."
"Sayang, Aku gak akan mengotori tangan aku sendiri. Lagian setiap hari hampir 24 jam aku sama kamu, kamu lihat aku mengerjakan sesuatu?" tanya Nala
Eri merengut, "Aku gak bisa percaya. Selama ini juga aku hampir ketemu kamu setiap hari, tapi aku gak tau kamu tiba-tiba punya hotel. Artinya kamu bisa aja kan melakukan sesuatu di belakang aku walau kamu ada di dekat aku"
Nala mengulum bibirnya, "Soal itu, aku jelasin. Hotel cuman sampingan doang awalnya, ini juga baru-baru aja kok"
"Kamu kira, kamu Bandung Bondowoso bisa bangun hotel kaya bangun 1000 candi dalam semalam"
"Ya gak kitu juga Ri. Serius hotel ini harusnya bakal jadi hadiah buat kamu tahun depan, tapi ada hal yang gak terduga yang akhirnya jadi begini. Tapi aku gak bohong soal hotel ini untuk kamu"
"Buat aku?"
Nala mengangguk, "Aku belum kasih hadiah pernikahan yang spesial untuk kamu dan rencananya hotel ini aku hadiah kan buat kamu"
Eri menutup mulutnya, "Nala, kamu masih waras?"
Nala mengangguk, "100% waras. Hotel ini ada juga karena kamu"
"Karena aku? Aku kayanya gak punya ketertarikan di bisnis perhotelan, kenapa jadi tiba-tiba karena aku"
"Sebenarnya..."
Nala ingat betul awal mendekati keluarga Eriselle termasuk Eriselle bukan karena kesengajaan, dia punya tujuan sendiri. Walau Nala terlihat suka main-main, tapi urusan kerja Nala menjadi orang paling ambisius. Jericho, Geovanni, Axelle, dan Eriselle adalah orang-orang yang Nala incar sejak awal tapi akhirnya tujuannya bercabang ke arah lain dan tidak bisa lagi dia kendalikan. Lagi-lagi Nala juga manusia, ia punya rasa yang tidak bisa ia atur.
Bisnis hotel juga bukan keinginan semata jauh sebelum ia mengenal Eri. Nala sudah lama mendambakan bisa berdiri sendiri, melepaskan diri dari Anthasena Group. Beberapa waktu menjalin hubungan dengan Cassie, Nala melihat peluang besar yang buat dia menjadi lebih ambisius. Relasi keluarga Cassie bukan orang-orang sembarangan, terutama Ayah Cassie. Jika Nala bisa berhasil bergabung bersama orang-orang itu, Nala akan menjadi salah satu orang yang diperhitungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS
FanfictionJika diberi pilihan siapa yang ingin Eriselle musnahkan, jawabnya pasti Nalarama. Laki-laki itu sama sekali tidak layak disebut manusia. Tapi tidak dengan Nalarama, kebencian Eriselle padanya menjadi daya tarik tersendiri untuk Nala. Semakin Eri mem...