29. Fear

1.2K 199 23
                                    

Nala sejenak diam sambil melihat Eri di sampingnya, mata perempuannya masih tertutup dan wajahnya terlihat tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nala sejenak diam sambil melihat Eri di sampingnya, mata perempuannya masih tertutup dan wajahnya terlihat tenang. Mengingat Eri yang dulu Nala sangat jauh berbeda dengan Eri yang berada di sampingnya sekarang. Melihat Eri pertama kali, tidak pernah terlintas di pikiran Nala akan punya hubungan yang sangat serius dengan Eri. Ia hanya iseng, namun takdir berkata lain.

Mau di kata bagaimana lagi, keduanya saling terjebak di hubungan ini dan berharap ini akan tetap berhasil sampai akhir.

"Ri.."

Eri mengindahkan panggilan Nala dan memunggungi Nala, tapi tidak menyerah Nala memeluk tubuh Eri dari belakang sambil berbisik membangunkan Eri. 

"Ri aku harus ke rumah sakit sekarang, Naya pasti nyariin aku"

"Hmm.." gumam Eri

"Kamu mau di tinggal disini sendirian"

"Pergi aja Na"

Ini bukan jawaban yang Nala inginkan, ia ingin Eri bangun dan mengantarnya pergi.

Ponsel Nala yang berada di nakas berbunyi, ia menyipitkan mata karena cahaya silau dari ponselnya. Nama Naya tertera di panggilan telepon, segera Nala menggeser tombol hijau yang ada di layarnya.

"Masih pagi begini ada apa Nay?" tanya Nala lesu

"Kak Nala bisa ke rumah sakit sekarang?"

Suara Naya yang agak bergetar membuat Nala langsung tersadar dan terduduk di kasurnya. Pergerakan Nala tiba-tiba membuat Eri juga terbangun penuh. Ia membalikkan badannya ke arah Nala.

"Gak apa-apa kan Nay disana"

"Kakek kak.."

Tangan Nala mulai berkeringat mendengar suara lirihan Naya dari seberang sana, "Tunggu Kakak kesana sekarang"

"Ada apa Na?"

"Aku harus ke rumah sakit sekarang" 

Nala menyibakkan selimut dan langsung turun dari ranjang, ia bergegas merapikan bajunya. Nala berdecak kesal melihat noda es krim malam tadi.

"Aku bawa baju kamu dari rumah, sebentar aku ambilkan"

Eri juga ikut turun dari ranjang dan bergegas membuka kopernya. Baju yang Eri bawa tidak hanya miliknya namun beberapa lembar kemeja milik Nala.

"Tunggu, aku ikut juga" ucap Eri sambil memberikan setelan pakaian pada Nala

"Ri, kamu disini aja. Aku cuman mau ngecek keadaan kakek"

"Aku kesini buat nemenin kamu jaga kakek Na, bukan untuk tidur-tidur di hotel."

***

Langkah mereka semakin cepat ketika memasuki area rumah sakit, Nala sangat khawatir juga takut dengan keadaan kakeknya kritis lagi.

"Naya.." seru Nala

BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang