05: Maniak

2.6K 195 33
                                    

Semenjak perkelahian yang melibatkan dirimu dan Minju di sebuah halte, kehidupan pribadi kalian terus menjadi pusat perhatian bagi seluruh mahasiswa yang berada di satu fakultas dengan kalian berdua. Seperti saat ini, walau dirimu telah duduk sejauh mungkin dengan Minju dalam sebuah kelas, ada saja mahasiswa yang bertanya tentang rasanya melabrak teman sendiri di muka umum. Sekuat tenaga, kamu berusaha menganggap semua reaksi tersebut ke arah yang lebih positif agar hidupmu bahagia. Biar bagaimana pun kejadian itu telah berlalu, ada berbagai hal baik yang menunggumu di depan bersama sahabatmu bernama Park Sunghoon.

"Y/n, coba kerjakan soal nomor 2 di papan tulis!" perintah itu, menghamburkan lamunanmu dengan mudahnya. Detik itu juga kamu menyadari semua perhatian dalam kelas yang tertuju padamu. Kamu telan ludahmu dengan susah seiring rasa gugup yang perlahan memenuhi. Kamu lihat sebentar jawaban soal nomor dua yang menjadi pekerjaan rumah minggu ini, lalu kamu bangkit dan berjalan menuju depan kelas. Kamu ambil spidol yang dosenmu berikan dengan tangan yang bergetar hebat. Sudah berusaha kamu tahan sekuat tenaga, namun tanganmu tetap saja bergetar tidak terkendali yang membuatmu sedikit kesusahan menulis di papan tulis.

Baru kamu kerjakan setengah dari jawaban soal tersebut, dosen wanita itu menghentikan mu lalu memerintahkan untuk, "Kim Minju, coba kau lanjutkan soal ini!". Sukses mengejutkan semua orang termasuk dirimu dan Minju yang sibuk berbincang dengan teman sebangkunya. Kamu serahkan kembali spidol pada dosen wanita itu, sempat ia elus belakang punggungmu sambil memberikan senyuman manis untukmu, setelah merasa kamu lumayan tenang, ia suruh kamu kembali ke tempat duduk mu. Dosenmu itu tahu kamu sedang mengalami panik attack yang membuat sekujur tubuhmu dingin dan wajah yang perlahan memucat, terutama setelah ia melihat tanganmu yang terus bergetar hebat.

Dengan angkuhnya Minju turun menuju depan kelas lalu mengambil spidol yang dosen wanita itu berikan. Tangannya bergerak mengambil penghapus papan tulis lalu menghapus semua hasil pekerjaanmu yang hampir selesai, sukses membuat dosen wanita yang mengajar kalian bingung dengan sikapnya tersebut. "Ibu suruh melanjutkannya bukan mengganti jawabannya!" ucap dosen itu, memecah tawa dari mahasiswa lain.

"Dih, dasar jalang!" umpat seorang lelaki yang duduk tepat di sampingmu. Berusaha tidak kamu hiraukan berbagai umpatan yang ditujukan untuk gadis yang pernah menjadi sahabatmu tersebut. Hingga lelaki di sampingmu bertanya, "Apa Minju pernah mencuri uangmu? Aku dengar ia sering mencuri milik orang lain". Setelah bertanya hal tersebut, lelaki itu tertawa bersama teman-temannya yang lain, membuatmu sedikit tak nyaman dan refleks menggeser tempat duduk ke arah kiri.

"Tak usah dihiraukan, mereka memang seperti itu." ucap lelaki yang duduk di sebelah kirimu. Sempat kamu menoleh ke arah lelaki itu lalu tersenyum tanpa sebab yang jelas. Setidaknya, dia tahu kalau kamu sedang merasa tak nyaman saat ini. "Terima kasih, Jisung" ucapmu yang mendapat senyuman balik dari lelaki itu. Kalian sempat bertukar tatapan sebentar sebelum lelaki yang duduk di sebelah kananmu menarik tanganmu agar kembali mendekat pada mereka.

"Y/n-ah, sini, aku dengar kau sudah putus dengan kekasihmu kan? Maukah kamu berkencan denganku nanti malam?" tanya lelaki itu, semakin membuat teman-temannya tertawa pelan, tak terlalu diperhatikan dosen di depan karena dosen itu begitu fokus memp...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Y/n-ah, sini, aku dengar kau sudah putus dengan kekasihmu kan? Maukah kamu berkencan denganku nanti malam?" tanya lelaki itu, semakin membuat teman-temannya tertawa pelan, tak terlalu diperhatikan dosen di depan karena dosen itu begitu fokus memperhatikan Minju yang mengerjakan soalnya. Bahkan lelaki yang duduk di sebelah kananku ini sampai nekat membawaku agar semakin dekat pada tubuhnya, lelaki itu bernama Eunsang.

CATHINONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang