24: Sadar

880 111 33
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul dua belas siang saat kamu tenggelam dalam pikiranmu sendiri. Duduk di sebuah kursi meja makan sambil memikirkan, apakah keputusan yang kamu ambil ini benar dengan meninggalkan Sunghoon bersama Domin?

Walau telah berusaha kuat kamu menolak lelaki itu, tapi ada sisi dalam dirimu yang tidak menyukai Sunghoon kembali berhubungan dengan Domin. Kamu ingin lelaki itu kembali ke jalan yang benar dengan menyukai perempuan, namun kamu tak bisa berbuat banyak karena saat ini ibu Sunghoon sudah menaruh benci padamu. Akan percuma jika kamu menjalani hubungan dengan seseorang tanpa restu dari keluarga. Begitu pula untuk lelaki lain yang akan hadir dalam kehidupanmu selanjutnya, dengan latar belakang  keluarga dan masa lalumu yang hancur, tidak akan ada yang mau menerimamu sebagai menantu mereka.

Dengan tangan yang bergetar, kamu usap wajahmu dengan kasar. Berusaha kamu buang seluruh pikiran burukmu mengenai Sunghoon dan Domin dengan membuka sosial media milikmu, namun begitu terkejutnya kamu saat melihat story yang Sunghoon pasang di instagram pribadinya. Menampilkan video singkat saat Sunghoon tertidur sambil memeluk seorang lelaki di atas tubuhnya, surainya berwarna orange yang kamu yakini adalah mantan kekasih Sunghoon bernama Domin. Detik itu juga, kekesalan semakin memenuhi dirimu.

Benar dugaanmu, kalau Sunghoon pasti menggunakan Domin untuk membuatmu cemburu. Mungkin tak hanya mencium, tapi lelaki itu nekat meniduri Domin lalu memasangnya menjadi status agar dapat kamu lihat sebagai ancaman agar kamu mau kembali padanya. Kamu yang kesal, berniat menutup layar handphonemu, namun sebelum itu kamu baca terlebih dahulu balasan yang masuk dari Sunghoon atas pertanyaan mu barusan. "Ya, dia mau menggantikan hukuman mu, jadi kenapa aku harus menolaknya?" semakin membuatmu kesal hingga berdecak kasar.

"Kau tak pakai kondom?" kamu ketik balasan untuk jawaban Sunghoon tersebut. Hanya satu yang kamu takutkan saat Sunghoon kembali pada Domin, yaitu tersebarnya penyakit kelamin yang biasa menular dari hubungan sejenis. Sudah cukup hidupmu saja yang hancur, kamu tak ingin hidup Sunghoon juga hancur atas pilihannya sendiri.

"Tidak, makanya kembalilah padaku, sayang.." pinta Sunghoon semakin membuatmu kesal. Ingin kamu tinggalkan ruang obrolan itu sebelum pesan dari lelaki itu kembali masuk namun dalam bentuk ancaman yang membuatmu lemah, "Aku akan kembali menyukai sesama jenis jika jau tak kembali padaku. Aku tak bisa menyukai wanita lain selain dirimu, Y/n."

Fuck, inilah yang membuatmu berpikir ulang atas keputusan yang ingin kamu ambil untuk meninggalkan lelaki itu, kamu tak ingin sahabatmu itu hidup tanpa mematuhi norma yang berlaku. Walaupun dulu kamu sempat tak kepikiran soal ini dan mendukung penuh hubungan Domin bersama Sunghoon. Namun sekarang, keadaannya berubah. Setelah kamu mengetahui perasaan Sunghoon, kamu tak ingin orang lain menjadi pelampiasan atas perasaan tak terbalas yang Sunghoon berikan.

Tanpa sadar, kamu melamun cukup lama hingga tak menyadari keberadaan seseorang yang masuk ke apartemen mu. Kamu masih menatap kosong ubin lantai dihadapan mu, hingga lelaki itu nekat mengecup bibirmu sekilas guna menyadarkan mu dari lamunanmu. Sadar atas keberadaan Jungkook dalam apartemen baru milikmu, membuatmu sedikit kalang kabut dengan menutup kembali lock screen handphonemu lalu tertawa pelan pada lelaki itu.

"Lagi ngelamunin apa? Sampai ga dengar daddy buka pintu apartemen." tanya lelaki itu masih menangkup wajahmu menggunakan sebelah tangannya. Jungkook elus pipi tembam mu menggunakan tangannya yang dipenuhi tattoo penuh arti.

"Selamat datang daddy~" ucap mu sengaja mengalihkan pertanyaan lelaki itu dengan nada suara yang imut hingga mampu membuat Jungkook tertawa sendiri. "Belom makan siang kan? Daddy bawa ayam goreng tuh untuk makan siang kita, tapi sebelum itu, daddy ingin merasakan ini dulu." Jungkook bawa tubuhmu bangkit dari tempat duduk mu untuk membawamu ke dalam pelukan hangat. Ia satukan bibir kalian dengan perlahan dan mulai melumat bibirmu dengan kesan menuntut.

Tak ada sedikit pun penolakan darimu, kehadiran Jungkook sukses mengisi posisi Sunghoon yang sebelumnya menghilang dalam kehidupanmu, namun bedanya lelaki itu dapat memberikan perlindungan penuh atas dirimu menggunakan tenaga dan materi yang ia miliki.

Cukup lama kalian berciuman, saling menyalurkan perasaan masing-masing melalui sentuhan hingga lenguhan pelan hingga akhirnya Jungkook hentikan kegiatan kalian sambil menyatukan dahi agar saling menatap satu sama lain. "Baru beberapa jam berpisah, tapi daddy sangat merindukanmu seperti satu tahun tak bertemu." gumam lelaki itu yang sontak memecah tawamu pelan.

"Aku juga merindukanmu, daddy. Rasanya sepi banget jika tak ada daddy disini." sengaja ingin membuat lelaki itu merasa berharga walaupun pikiranmu terus tertuju pada Sunghoon. Kamu memikirkan ancaman yang lelaki itu kirimkan sampai tidak menyadari rona merah yang tercipta di wajah Jungkook berkat ucapanmu tersebut.

"Ah, daddy tak sabar membawamu ke Daegu." ucap lelaki itu, perlahan mulai membawamu masuk ke dalam pelukannya. Kamu peluk balik lelaki itu sambil menghirup aroma parfum yang Jungkook kenakan. Kamu menyukai harum tubuh Jungkook, terasa sangat maskulin dan membuat nyaman.

Namun tiba-tiba, suara dari perutmu yang lapar menghancurkan suasana romantis yang berusaha Jungkook bangun diantara kalian. Semakin membuat lelaki itu gemas sambil tertawa pelan mencubit kedua pipimu. "Anak bayi ini lapar sekali sepertinya." ujar lelaki itu yang langsung kamu setujui dengan anggukan kepala.

"Eung, ayo makan daddy~" bujukmu yang langsung Jungkook turuti dengan menyiapkan makanan yang telah ia beli di atas meja, sedangkan dirimu masuk ke dalam kamar mandi sambil membawa handphone milikmu untuk membalas pesan dari Sunghoon tersebut.

"Sunghoon, ibumu tak suka kamu berhubungan dengan Domin maupun diriku. Lebih baik kau ikuti kata orang tuamu ketimbang memikirkan kenikmatanmu semata." setelah kamu kirimkan balasan pesan itu, kamu keluar dari kamar mandi tersebut. Tak lupa menekan flush toilet tanpa mengeluarkan kembali handphone milikmu di saku celana yang terasa bergetar. Kamu bergabung dalam meja makan bersama Jungkook untuk mengisi perut kalian.

Jungkook tak henti melontarkan godaan yang mampu membuatmu tersipu malu, bahkan saat kamu sedang mencuci piring bekas makan kalian berdua, lelaki itu terus memeluk tubuhmu dari belakang seolah tak ingin melepaskan mu begitu saja. Entah mengapa, kamu juga sangat menyukai sifat clingy Jungkook tersebut. Walau sesekali kamu sempat kepikiran dengan ancaman yang Sunghoon berikan, namun berusaha kamu alihkan pikiranmu dengan banyak menghabiskan waktu bersama Jungkook.

Kamu menyukai kehadirannya, namun sekuat tenaga kamu berusaha menahan agar tak menaruh perasaan lebih pada Jungkook karena kamu sadar atas banyak sekali kekurangan yang kamu miliki. Termasuk masa lalumu yang kelam dan seluruh nasib buruk yang menimpamu.

TBC

LANJUT?

Habis ini, mungkin akan banyak scene yn dan Jungkook ya.

CATHINONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang