01: Sahabat?

3.9K 244 20
                                    

Tuhan pasti memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan hidup yang hambanya hadapi. Seperti dirimu yang diberikan jalan keluar melalui perantara keluarga sahabat baikmu, bernama Sunghoon. Kalian sudah berteman dekat sejak kecil, kamu tahu seluruh keburukan dan kekurangan Sunghoon, begitu pula lelaki itu yang mengetahui segala hal dalam hidupmu. Keluarga kalian sangat dekat, ditambah lagi posisi rumah kalian yang berdekatan membuat hubunganmu dan kedua orang tua Sunghoon sudah seperti keluarga sendiri.

Semasa kecil kalian sering berantem perihal sepele, namun semakin bertambahnya usia semakin menguatkan hubungan di antara kalian berdua. Apalagi setelah mengetahui orientasi seksual sahabatmu tersebut, kamu sempat memandang Sunghoon bukan seperti lelaki pada umumnya. Hingga sebuah pernyataan mendesak yang entah bagaimana bisa Sunghoon utarakan di depan banyak orang terucap, kalau ia sudah menyukaimu sejak lama. Kamu awalnya tentu tak percaya begitu saja, namun setelah beberapa minggu berlalu setelah penangkapan Jake Sim dan Jay Park. Kamu akhirnya mulai percaya kalau selama ini Sunghoon menyimpan perasaan lebih padamu. Terbukti dari seluruh ucapan dan tindakan manis yang ia berikan untukmu. Tak seperti biasanya karena seluruh perlakuan yang Sunghoon berikan sekarang seperti mengandung arti yang mendalam. Terutama saat lelaki itu memandang wajahmu dalam diam, kamu tahu Sunghoon sedang memperhatikanmu, namun kamu berusaha tak menghiraukannya dengan mengoleskan lipstik di bibirmu.

"Bagus kah?" tanyamu, meminta pendapat lelaki itu mengenai warna lipstik di bibirmu. Namun, bukan menjawab pertanyaanmu, Sunghoon malah bertanya balik, "Luntur ngak kalau aku cium?" langsung mendapat pukulan keras oleh ibu kandungnya yang sedang memilih bedak tak jauh dari etalase yang menjual lipstik sebuah brand ternama. Wajahmu memerah seiring tawamu pecah penuh rasa malu, kamu berniat mencubit perut Sunghoon tetapi keburu lelaki itu hindari. Sunghoon hanya tertawa pelan lalu kembali melayangkan sebuah godaan untukmu, "Bagus kok, cantik, ngak kayak habis minum darah." bukan seorang Park Sunghoon jika tidak ada ejekan di akhir kalimatnya.

"Okay, aku beli ini, ah! Hampir lupaa, acne patch!" kamu tarik etalase tersebut untuk mengambil koleksi yang ingin kamu beli lalu mengajak Sunghoon ke etalase yang menjual obat jerawat. Sebelum memilih produknya sempat kamu bawa wajah Sunghoon agar kamu lihat, "Ga terlalu banyak ya, hanya ada dua disini, kamu mau yang mana?" tanyamu, meminta Sunghoon memilih acne patch yang ia sukai. Namun, sebelum itu kamu beritahu masing-masing keunggulan dari produk yang ditawarkan. Hingga tiba-tiba, seseorang menepuk pundak Sunghoon dengan pelan, "Hoon-ah!" panggil seorang laki-laki yang tak lain adalah masa lalu Sunghoon, Lee Domin.

"Hai Y/n!" sapa Domin untukmu juga. Kalian saling bertukar senyuman sebelum lelaki itu menatap Sunghoon dengan tatapan penuh arti. "Bagaimana kabarmu? Lama tak bertemu?" tanya Domin yang ditujukan untukmu, namun pandangan lelaki itu tak lekang dari Sunghoon. Kamu yang tak enak dengan situasi ini pun berusaha menutupinya, "Hai oppa, baik. Bagaimana kabar oppa?" tanyamu tak kunjung direspon balik oleh lelaki itu. Sunghoon yang menyadari tatapan sedih dari mantan kekasihnya itu pun tiba-tiba meraih tanganmu untuk digenggamnya erat. Domin melihat dengan jelas hal tersebut, membuat lelaki itu tertawa paksa yang memaksamu melepaskan genggaman tangan Sunghoon di tanganmu.

"Dapat kah obat jerawatnya?" tanya ibu kandung Sunghoon kembali menghampiri kalian. Wanita itu menyadari keberadaan Domin, sehingga ia hentikan sejenak kegiatan memilih bedaknya yang dibantu oleh penjaga di toko kosmetik tersebut untuk menghampiri kalian. "Annyeonhaseyo?" sapa Domin berusaha seramah mungkin pada ibu Sunghoon, namun tak direspon baik oleh wanita itu. Ibu Sunghoon hanya membalas sapaannya dengan malas, kemudian mengajak dirimu dan Sunghoon untuk membantu dirinya memilih bedak. Kamu yang tak enak dengan Domin pun hanya bisa memandang lelaki itu dari kejauhan. Tak bermaksud merebut kebahagiaannya, hanya saja tak mudah bagi orang tua menerima kenyataan kalau anaknya berbeda, apalagi Sunghoon telah sadar atas segala penyimpangan yang ia lakukan. Entah karena berhasil mengutarakan perasaannya padamu atau karena dia tahu dia tak akan bisa bersatu dengan Domin? Hanya Sunghoon yang dapat menjawab isi hatinya tersebut.

CATHINONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang