Sunghoon terus mencoba menghubungimu melalui panggilan suara tak peduli dosen sedang menjelaskan materi di depan kelas. Perasaan lelaki itu tak enak apalagi setelah panggilan darinya sempat kamu tolak tanpa alasan yang jelas. Bahkan selama beberapa jam, handphone milikmu tak aktif yang membuat Sunghoon semakin khawatir atas keadaanmu. Namun biar begitu, Sunghoon tak bisa meninggalkan urusan kuliahnya begitu saja demi menemuimu. Suasana hati lelaki itu begitu kacau atas hilangnya kabar darimu. Sunghoon terus berusaha menghubungimu selama empat jam penuh hingga sebuah pesan masuk ke aplikasi mesengger miliknya. Pesan dari seseorang yang tak pernah Sunghoon sangka akan kembali menghubunginya. Pesan itu dari mantan kekasihnya bernama Lee Domin.
Domin
Sunghoon-ah, apa Y/n baik-baik saja?
Aku lihat ia membuat profile di aplikasi Mates dan menawarkan diri sebagai wanita yang bisa disewa pada aplikasi tersebut.Tak lupa Domin sertakan foto yang menunjukkan profilemu pada aplikasi Mates beserta statusmu yang bertuliskan, "Daddy's girl". Sukses membuat Sunghoon tertawa paksa hingga namanya dipanggil oleh dosen yang mengajar di depan kelas. Sunghoon di minta menjelaskan tentang soal yang sedang mereka kerjakan bersama, namun lelaki itu tak bisa melakukannya. Pikiran Sunghoon begitu berkecamuk setelah membaca pesan dari Domin tersebut. Untuk apa dirimu membuat akun di aplikasi prostitusi berkedok chat tersebut? Sunghoon kacau bukan main, sehingga setelah kelas berakhir ia langsung bergegas pergi menuju cafe tempatmu bekerja tanpa memperdulikan janji kerja kelompok yang harus ia hadiri bersama teman-temannya.
Dalam pikiran lelaki itu, hanya ingin mendgarkan penjelasan secara langsung darimu atas kecurigaan yang ia rasakan. Sunghoon tahu kamu merasa tak enak karena telah tinggal cukup lama di rumahnya, Sunghoon juga tahu kamu tak memiliki cukup uang untuk menyewa sebuah kamar apartemen, tapi ia hanya tak menyangka kamu nekat menjual diri hanya untuk mencari dana untuk hidupmu sendiri. Padahal, Sunghoon berniat membantumu sepulangnya ia dari urusan di kampusnya. Sunghoon kesal bukan main, tak hanya itu ia juga marah dan kecewa atas keputusan gila yang kamu ambil.
Setelah sampai di cafe tempatmu bekerja, hanya Niki seorang yang ia terlihat berjaga melayani pelanggan dalam cafe tersebut. Sunghoon yang tak melihat tanda-tanda dari kehadiranmu pun memutuskan untuk menelpon ibu kandungnya sambil berdiri di depan cafe tempatmu bekerja. Tak menunggu lama, panggilan itu akhirnya bersambut, "Hallo eomma?" ucap Sunghoon yang langsung dibalas oleh ibu kandungnya.
"Iya, ada apa hoonie?" tanya ibu Sunghoon balik untuk menanyakan maksud panggilan tersebut.
"Apa Y/n sudah pulang?" tanya Sunghoon langsung dijawab, "Sudah, barusan aja pergi, ia mengambil barangnya bersama seorang lelaki bertattoo. Katanya Y/n, ia sudah menemukan apartemen yang cocok untuk tempati." ucap ibu Sunghoon tak sepenuhnya berbohong, namun ia tentu tak akan mengakui kalau ia telah mengusirmu dari rumah mereka.
"Apa eomma tahu letak apartemen barunya?" tanya Sunghoon, sedikit membuat ibunya bingung. "Y/n tak memberitahu sih, gimana? Apa kau sudah menemukan judul untuk penelitianmu?" sengaja ibu Sunghoon alihkan pembicaraan ke hal-hal yang sangat Sunghoon hindari. Tanpa kata, lelaki itu matikan panggilan tersebut lalu memasukkan kembali handphone miliknya ke dalam saku celana, hingga perhatiannya tertuju padamu yang sedang berbincang hangat dengan seorang lelaki bertattoo yang tak lain adalah pemilik dari cafe temoatmu bekerja. Detik itu juga, Sunghoon yakin kalau dirimu mengambil barang bersama lelaki itu tadi.
"Y/n, bisa kita bicara sebentar?" tanya Sunghoon sengaja menghentikan langkahmu yang tak kunjung menyadari keberadaannya di muka cafe Chérie. Kamu yang terkejut atas kehadiran Sunghoon pun terlihat kelabakan hingga tanpa sadar merapikan penampilanmu yang sudah sepenuhnya baik. Namun, perhatian Sunghoon malah tertuju pada bekas kemerahan di leher bagian dalammu.
"Bicara aja, ada apa?" jawabmu sebelum Jungkook tepuk bahumu pelan untuk mengisyaratkan masuk ke dalam cafe miliknya dan kembali bekerja. Kamu yang tak enak dengan bos Jungkook pun berkata pada Sunghoon, "Aku kerja dulu." yang langsung kamu tinggalkan lelaki itu tanpa menunggu respon darinya. Sunghoon hanya bisa memandang sedih kearah punggungmu yang berjalan semakin menjauh darinya.
Lelaki itu tak gentar, ia akan terus mengejarmu sampai mendapatkan penjelasan langsung darimu atas segala hal yang terjadi hari ini. Namun, yang perlu Sunghoon lakukan sekarang hanyalah menunggu sampai kamu selesai bekerja. Berhubung sekarang masih menujukkan pukul tiga sore, Sunghoon putuskan kembali ke kampusnya untuk menghadiri kerja kelompok yang dilaksanakan di taman universitas. Sunghoon habiskan waktu dengan menyibukkan diri, walau sesekali ia coba hubungi kamu kembali melalui panggilan telepon.
Setelah waktu menunjukkan pukul sembilan malam, Sunghoon berencana pulang diluan untuk mampir ke cafe tempat bekerja, namun teman-teman lelaki itu memaksa Sunghoon untuk bersabar karena tugas yang mereka kerjakan hampir rampung. Sunghoon pun tak bisa berbuat banyak dan mengusahakan agar tugas tersebut rampung sebelum pukul sepuluh malam. Tetapi pada kenyataannya, tugas kuliah Sunghoon tersebut baru selesai pada pukul setengah sebelas yang membuat lelaki itu begitu kalang kabut.
Buru-buru, Sunghoon datangi cafe tempatmu bekerja, berharap kamu masih berada disana untuk membicarakan segala hal yang terjadi hari ini. Namun, sesampainya disana, hanya kekecewaan yang Sunghoon dapatkan. Cafe Chérie telah tutup, bahkan lampu di cafenya sudah sepenuhnya padam yang membuat Sunghoon begitu kesal atas keadaan. Ia tak henti mengumpat kasar sambil terus berusaha menghubungimu melalui panggilan telepon. Sunghoon putuskan untuk membeli sebotol bir sambil menenangkan pikiran di sebuah bangku taman sebelum kembali ke rumahnya.
Mungkin ada sekitar 150 panggilan yang Sunghoon buat untukmu hari ini, namun tak ada satu panggilan pun yang kamu angkat sehingga membuat Sunghoon begitu putus asa. Ia kirimkan pesan suara untukmu dan setelah itu ia lakukan percobaan terakhir untuk menghubungimu melalui sambungan telepon, jika tidak kamu angkat maka Sunghoon akan kembali ke rumahnya. Mengikhlaskan segalanya dan berusaha berpositif thinking. Mungkin, kamu memang sedang tak ingin di ganggu siapapun sehingga Sunghoon berusaha memahami sikapmu tersebut.
"Yoboseyeo?" Namun, tiba-tiba panggilan tersebut kamu angkat dengan desahan pelan yang terdengar mengiringi suara hentakan tubuh yang terdengar keras. Sunghoon dapat mendengar bunyi-bunyi itu dengan jelas walau telah berusaha kamu tahan desahanmu.
"Kamu dimana? Kenapa tak mengangkat telpon dariku?!!" bentak Sunghoon tak bisa lagi menutupi kekesalannya hingga mengeluarkan sifat aslinya. Kamu yang mendengar amarah Sunghoon tersebut pun menjawab dengan susah payah, "Sunghoon-ah, jangan hubungi aku lagi. Akuhh bisa menyelesaikan semuanya sendiri, fokuslah pada kuliahmu dan jangan temui aku lagiihh!" setelah mengatakan itu, kamu matikan sepihak panggilan dari Sunghoon tersebut, yang membuat Sunghoon refleks membanting handphone miliknya ke atas rumput lalu mengacak rambutnya kasar sambil berteriak kencang.
"Y/n!!!!" Sunghoon berteriak sambil memanggil namamu begitu kencang yang menandakan emosinya sudah berada di batas akhir kesabarannya. Namun, saat ini ia tak bisa berbuat apa-apa untuk mempertahankan atau menyusulmu yang Sunghoon yakini sedang bermain dengan lelaki lain di belakangnya. Apa kamu sedang melayani pelangganmu dari aplikasi itu? Kini Sunghoon yakin kalau kamu memang menjual dirimu untuk melepaskan diri dari keterpurukan ini.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
CATHINONE
Fanfiction[🔞] "Jika kamu kembali bersama Jake, maka aku tidak akan mematuhi norma lagi." - Park Sunghoon