Sesampainya di rumah Sunghoon, ia pikir dapat langsung menghukum dirimu yang terus berusaha menggoda lelaki itu. Mulai dari mengelus paha bagian dalam Sunghoon saat di kendaraan umum, sesekali mencium bibir Sunghoon di tengah keramaian, bahkan dengan sengaja bersikap sangat ramah pada teman lelakimu yang tak sengaja kalian temui di perjalanan pulang.
Kalian juga sudah membeli persediaan kondom serta pelumas yang kamu yakini pasti akan sering kalian gunakan setelah ini. Apalagi saat mengingat permainan Sunghoon yang sangat nikmat, membayangkannya saja sudah membuat selangkangan mu basah, itulah sebabnya kamu bertingkah seperti ingin menggoda lelaki itu terus menerus karena kamu tak sabar merasakan kenikmatan yang diberikan oleh sahabatmu lagi. Kamu rasa, kamu mulai ketagihan atas tubuhnya. Kamu berharap kejadian ini dapat membantumu mengubah prespektif pada Sunghoon yang semula hanya menganggap lelaki itu sebagai sahabatmu, menjadi lelaki yang seharusnya kamu cintai sepenuh hati. Tak mudah bagimu merasakan jatuh cinta kembali, tapi untuk Sunghoon kamu akan mengusahakannya sekuat tenaga.
"Kami pulang!" ucap Sunghoon setelah melepaskan sepatu kalian sambil menggandeng tanganmu memasuki rumah miliknya. Keadaan di ruang tengah sangatlah ramai karena terdapat beberapa wanita yang merupakan teman ibu Sunghoon sambil membawa anak-anak mereka yang masih balita.
"Eh, si ganteng Sunghoon sudah pulang." goda seorang ibu muda sambil memangku anak perempuan berumur kurang dari dua tahun. Sunghoon pun mengajakmu menyapa teman-teman ibunya hingga sebuah pertanyaan sukses membuat jantungmu berdegup semakin kencang, "Dia Y/n anaknya pak Lee kan? Sudah besar banget ya, kalian." ucap seorang wanita sambil mengajakmu melakukan cipika-cipiki dan berakhir memeluk tubuhmu erat. Seolah mengetahui berbagai musibah yang terjadi dalam kehidupanmu, bahkan beberapa teman ibu Sunghoon juga melakukan hal yang sama dengan bergantian memelukmu erat.
"Kamu tinggal dimana, sayang?" tanya seorang wanita tua begitu perhatian. Ibu Sunghoon pun mendekat ke arah kami lalu mengelus belakang kepalamu dengan lembut, "Dia tinggal bersama kami, sekarang. Aku ingin menikahkan Y/n dengan Sunghoon secepatnya." ucap ibu Sunghoon semakin menempatkan mu dalam kegugupan tiada henti. Namun, kamu hanya bisa terus tertawa pelan sambil memberikan senyuman terbaikmu untuknya.
"Syukurlah kamu sudah bersama keluarga yang tepat. Kami sedih banget setelah mendengar seluruh musibah yang menimpamu Y/n, dan Sunghoon, kamu harus menjaga Y/n dengan baik ya? Dia butuh seseorang untuk menjaga dan mengayomi hidupnya." ucap wanita tua itu yang langsung dijawab, "Siap bu!" dari Sunghoon.
Setelah melalui banyak sekali percakapan ringan, ibu Sunghoon memintamu, "Sudah makan siang belum, itu eomma buatkan kimchi jiggae untuk kalian, kamu panasin dulu yaa". Kamu dan Sunghoon pun menurutinya untuk menyantap makan siang yang sengaja ibu lelaki itu buatkan untuk mereka. Namun, saat kamu sedang menunggu kimchi jiggae itu kembali panas, ada seorang balita yang datang menghampiri kalian lalu menarik celanamu dengan pelan. Kamu yang merasa sangat menyukai anak kecil pun memutuskan untuk menggendong anak tersebut dan mulai bermain dengannya.
Kamu ajak berbicara anak tersebut, walaupun masih belum lancar menjawab tapi hal itu terlihat sangat menggemaskan bagi Sunghoon. Lelaki itu diam-diam terus memperhatikanmu yang bermain dengan balita itu hingga membayangkan masa depannya jika ia jadi bersamamu. Sunghoon membayangkan kamu sedang memasak sambil mengurusi bayi kalian sepenuh hati, membuat Sunghoon refleks tertawa pelan dan berjalan menghampirimu.
Lelaki itu peluk tubuhmu dari belakang sambil membisikkan, "Kau tak ingin membuat bayi yang menggemaskan seperti anak ini denganku?" tanya Sunghoon sukses memecah tawamu. Kamu matikan kompor di hadapanmu lalu tertawa sambil memukul dada bidang sahabatmu tersebut. "Mama!" ucap balita itu yang meminta turun dari gendonganmu sambil menunjuk ke arah belakang kalian yang ternyata sudah berdiri seorang ibu muda yang diam-diam memperhatikan kalian.
"Kalian berdua cocok sekali, ibumu ingin cepat-cepat menimang cucu perempuan tuh, Hoon." ibu muda itu berucap sambil tertawa pelan penuh arti mendalam yang sukses membuat Sunghoon dan dirimu malu. Kalian sempat bertukar tatapan sebentar sebelum ibu muda itu pergi sambil membawa anaknya kembali. Kamu dsn Sunghoon hanya saling tertawa penuh arti sebelum ibu Sunghoon datang dan berpamitan, "Eomma mau pergi ke rumah temen eomma dulu yaa. Mungkin pulang malam, Y/n jangan masak makan malam ya sayang, biar nanti eomma beli di luar saja. Okay? Eomma pergi dulu!" membuat tangan Sunghoon tergerak untuk menutup kembali kimchi jiggae yang telah kalian panaskan untuk mengajakmu mengantar ibu Sunghoon sampai di teras rumah.
Setelah memastikan tak ada siapapun lagi di rumah miliknya, Sunghoon ajak kamu naik menuju kamar miliknya. Sempat lelaki itu kunci pintu kamarnya lalu berusaha mendalami mode yang kamu inginkan. Sunghoon lepaskan tas beserta jaket miliknya lalu berjalan menghampirimu yang hanya diam sambil memperhatikan lelaki itu. Kamu masih mengulaskan senyuman manis hingga kamu merasakan Sunghoon yang tiba-tiba membawa tangan kanannya menuju lehermu. Lelaki itu remas kuat lehermu hingga perlahan melunturkan senyuman di wajahmu.
Dengan sengaja kamu mengubah ekspresi di wajahmu menjadi memohon dengan mata yang berkaca-kaca. Tak sedikitpun memberontak saat merasakan tangan Sunghoon yang semakin keras meremas lehermu. "Mode menghukum telah aku aktifkan, jadi jangan memberontak atau aku akan semakin kasar menghukummu!" ucap lelaki itu tanpa ekspresi, persis seperti robot tampan yang suka ngebug. Kamu pun dengan sengaja memukul tangan Sunghoon yang mencekikmu hingga kamu merasakan satu tamparan keras di wajahmu.
"Kau harus menikah denganku, aku tak mau tahu!" ucap Sunghoon yang tidak kamu sangka akan keluar dari bibirnya. Sekuat tenaga kamu menganggukkan kepala sebelum lelaki itu dorong tubuhmu agar membentur dinding ruangan.
"Coba sebutkan kesalahanmu, baby?" pinta lelaki itu. Kamu dengan susah payah menjawab, "Bekerja dengan banyak lelaki, menerima foto kelamin dari teman sekampus ku, melakukan skinship dengan bos Jungkook, sampai menggoda Sunghoon di bus." membuat Sunghoon refleks tersenyum tipis. Kamu tahu lelaki itu sedang berusaha mendalami mode yang kamu inginkan, tapi rasanya aneh saja saat kamu harus bertemu dengan sisi lain Sunghoon yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya.
"Kau bahkan tahu benar letak kesalahanmu!" ucap Sunghoon.
"Katakan, apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku Sunghoon, aku milikmu!" pintamu yang entah mengapa percakapan antara dominan dan submissive ini sangatlah membangkitkan libido dalam diri kalian masing-masing. Kamu sangat menyukainya dan Sunghoon suka sekali melihatmu yang hanya memohon padanya.
Rasa ingin memilikimu terasa semakin menggebu-gebu sampai lelaki itu tak bisa menahan segalanya lagi. Perlahan tapi pasti ekspresi di wajah Sunghoon berganti menjadi lebih lembut dan penuh kasih sayang, lelaki itu tangkup wajahmu sambil meminta, "Jadilah kekasihku Y/n. Aku butuh kepastian atas hubungan kita agar aku bisa mengambil sikap atas dirimu. Saat cemburu, aku bisa menghukummu, saat kamu butuh bantuanku, aku akan maju paling pertama sebagai sosok yang kamu cintai. Walaupun aku yakin kamu sedang berusaha memandangku lebih, tapi aku juga butuh kepastian darimu. Maukah kamu menjadi kekasihku?" tanya Sunghoon benar-benar membuatmu terkejut sampai tak bisa menutup mulutmu sendiri. Apalagi saat lelaki itu berjalan menuju meja belajar miliknya untuk mengambil sesuatu lalu berlutut dihadapan mu untuk memberikanmu sepasang cincin berlapis mutiara indah.
"Aku membeli cincin ini saat memenangkan pertandingan ice skating terakhir kali. Berniat memberikan padamu sebagai tanda persahabatan tapi saat itu aku ragu melakukannya." jujur Sunghoon semakin membuatmu terkejut sampai tanpa sadar meneteskan air matamu. Kamu memandang Sunghoon penuh rasa haru hingga kamu tangkup wajah lelaki itu untuk bertanya, "Kamu sangat mencintaiku, Sunghoon?" yang lagi, kamu membutuhkan kepastian atas perasaan yang orang lain rasakan terhadapmu.
"Sangat, aku sangat mencintaimu Y/n. Jadilah kekasihku, aku berjanji akan bertanggung jawab atas hidupmu dan melindungimu." ucapan Sunghoon itu sukses memecah tangisanmu begitu parau. Bukan karena merasa sedih tapi kamu merasa begitu terharu atas segala yang terjadi di antara kalian akhir-akhir ini. Kini, kamu yakin kalau lelaki dihadapanmu ini sangatlah mencintaimu melebihi sepasang sahabat.
TBC
TERIMA GA?

KAMU SEDANG MEMBACA
CATHINONE
Fanfiction[🔞] "Jika kamu kembali bersama Jake, maka aku tidak akan mematuhi norma lagi." - Park Sunghoon