04: Sosok

2.2K 226 41
                                    

"Ibuku bisik-bisik apa ke kamu?" tanya Sunghoon, setelah kamu hampiri lelaki itu di depan gerbang rumahnya. Sunghoon berusaha menahan langkah kakimu, namun kamu tak ingin terlihat seperti mengadu ke lelaki ittu, kamu putuskan untuk menggandeng saja tangan Sunghoon tanpa menjawab pertanyaan lelaki itu. Setelah beberapa langkah kalian memasuki sebuah gang untuk keluar dari area perumahan, barulah kamu jawab pertanyaan Sunghoon dengan suara yang pelan, "Ibumu tahu kita tidur bersama, semalam." sambil melepaskan tangan Sunghoon yang kamu gandeng. Bukan kesal, kamu hanya malu setelah mendengar ucapan dari ibu lelaki itu.

"Kita kan tidur satu kamar, ya pasti tidur bersama terus tiap malam." entah Sunghoon memang berniat menggoda, atau memang dia tak paham dengan maksud ucapanmu. Kamu hentikan langkah kakimu sambil menatap lelaki itu penuh kekesalan.

"Bukan Hoon, maksudku kegiatan yang kita lakukan semalam. Ibumu tahu kita bercin.." karena begitu malu, kamu sengaja menggantung perkataanmu seraya melangkahkan kaki meninggalkan lelaki itu. Sadar dengan wajahmu yang memerah, Sunghoon kejar kamu untuk memeluk tubuhmu dari belakang, berlagak seperti meminta untuk kamu gendong, namun dengan sabarnya kamu diam saja atas segala tingkah absurd yang sahabatmu lakukan.

"Bagaimana permainanku semalam?" tanya lelaki itu, sengaja berbisik di telinga kananmu, berusaha kamu hentikan langkah kakimu lalu melepaskan pelukan Sunghoon di tubuhmu.

"Lihat, aku sampai susah berjalan karenamu.." kesalmu, tak benar-benar kesal. Sunghoon pun berusaha menyamakan langkah kakinya denganmu, sambil terus memperhatikan wajahmu yang memerah menahan malu.

"Manis banget, sekarang aku bisa berbicara sambil menggoda kamu tipis-tipis." ujar lelaki itu, sengaja Sunghoon cubit pipi tembammu cukup kencang, berharap dapat membuatmu kesal, tetapi kamu masih bisa menahannya. Kamu fokuskan pandanganmu ke depan tanpa memperdulikan Sunghoon yang terus berusaha menarik perhatianmu, dengan senyuman manis yang terukir di wajahnya.

"Kau selalu seperti itu, Hoon." gumam mu begitu pelan.

"Kamu mendesah sangat kencang semalam, bagaimana ibuku tak tahu kegiatan yang kita lakukan semalam." ujar lelaki itu, masih berusaha menarik perhatianmu sampai kalian tiba di sebuah halte bus yang cukup ramai. Entah mengapa, suasana ramai itu membuatmu sedikit tak nyaman dan dipenuhi ketakutan atas banyak hal. Tanpa kamu sadari, kamu perbaiki penampilanmu yang sudah rapi dengan tangan yang bergetar hebat. Walau sudah berusaha kuat kamu tahan rasa takutmu, tetap terlihat dari tanganmu yang terus bergetar tak terkendali.

"Tremor lagi ya?" Sunghoon yang terus memperhatikanmu pun sadar benar akan hal itu. Lelaki itu raih tanganmu untuk digenggamnya erat kemudian mengajakmu naik ke bus yang akan mengantar kalian menuju kampus. Sebisa mungkin Sunghoon berusaha membuatmu nyaman di tengah rasa takut tanpa sebab yang kamu rasakan hingga akhirnya kalian menemukan tempat duduk tepat di bagian belakang bus. Sunghoon kecup punggung tanganmu dengan lembut,

"Ga tahu, kalau aku cemas atau merasa takut, tanganku pasti begini terus." bahkan suaramu terdengar bergetar saat mengatakan itu. Efek kekerasan dan begitu banyak hal buruk yang terjadi dalam hidupmu sangatlah berpengaruh dalam kehidupanmu.

"Coba kamu tarik napas dalam.. Lalu keluarkan.. Tarik... Hembuskan.."Sunghoon ikut mempraktekkan teknik hembusan napas yang sangat berguna untuk mengatasi rasa cemasmu. Berulang kali kamu lakukan bersama Sunghoon, hingga kamu rasakan perasaan yang lumayan tenang dengan tangan yang berhenti bergerak tanpa sebab.

"Gimana?" tanya lelaki itu. Kamu pun menoleh ke arah Sunghoon dengan senyuman yang terukir manis di wajahmu.

"Mendingan." jawabmu, mengembangkan senyuman di wajah Sunghoon juga.

"It's okay merasa cemas, tapi kamu harus ingat ada aku bersamamu. Apapun yang terjadi, aku akan berusaha menjagamu walaupun pada kenyataannya aku sudah dua kali kecolongan." ucap lelaki itu, awalnya ingin membuatmu merasa tenang tapi ia sadar kalau ia masih belum menjadi sosok yang dapat melindungimu. Perlahan, senyuman di wajahmu menghilang tergantikan dengan ekspresi tak enak setelah mendengar perkataan Sunghoon.

"Itu bukan salahmu, Sunghoon." ucapmu,

"Salahku, yang pertama karena aku mengenalkan brengsek bernama Yeonjun itu padamu sampai membuatmu diculik Jake Sim. Kedua, aku tak bisa menghentikan Jay hyung saat ingin menjemputmu kembali ke rumahnya. Aku masih merasa bersalah karena kejadian itu," akhirnya Sunghoon berani mengutarakan seluruh perasaan yang ia rasakan, membuatmu terdiam sambil memandang lelaki itu penuh kesedihan.

"Tapi kali ini, aku berjanji tidak akan kecolongan lagi." tadi Sunghoon memang merasa kehilangan semangat, tapi sedetik kemudian lelaki itu menjadi lebih bersemangat setelah melihat genggaman tanganmu yang semakin erat.

"Sebenarnya dua kejadian itu kan sumber masalahnya bukan dari kamu, dari kakakku dan aku sendiri." ucapmu, kini bergantian kehilangan semangat setelah mengingat berbagai kejadian buruk yang kamu hadapi.

"Kamu bagaimana? Kan jelas-jelas Jay yang berselingkuh darimu." bisik Sunghoon berusaha mengingatkanmu.

"Aku sadar, aku memiliki banyak sekali kekurangan, walaupun sudah berusaha aku perbaiki sekuat tenaga. Yang pertama, aku orangnya ga pekaan, ga cemburuan, ga posesif dan sering tak mengikuti perintahnya, sedangkan Jay oppa ingin aku mengerti maksud ucapannya walaupun tak menjurus, Minju juga pernah berkata kalau ia tak puas denganku, aku tak posesif dan cemburuan seperti yang ia inginkan. Pokoknya masih banyak lagi kekurangan dalam diriku ini, Sunghoon. Kau mengenalku dengan sangat baik." ucapmu, mulai kehilangan kepercayaan diri akibat ucapanmu sendiri.

"Tidak puas denganmu, bukan berarti dia boleh bermain di belakangmu! Lagipula, apa yang Jay inginkan sampai tak merasa puas darimu, sedangkan aku merasa memiliki kamu aja sudah lebih dari cukup, walaupun memang aku ingin merasakanmu terus menerus." ucap Sunghoon berusaha membangkitkan rasa percaya dirimu.

"Entahlah, yang jelas dia masih mencari kepuasan itu dari wanita lain yang membuatku merasa dikhianati. Kepercayaan diriku berkurang, aku takut banget ga bisa memenuhi ekspetasimu Sunghoon. Aku takut tak bisa membuatmu merasa puas dan merasa dicintai." setelah mengatakan itu, kamu gigit bibir bawahmu keras hingga hampir meninggalkan bekas luka jika tidak segera Sunghoon kecup bibirmu singkat.

"Kamu bahkan diluar ekspetasi ku, Y/n. Jangan merasa tak berharga ya." kamu tahu Sunghoon bukan tipe lelaki yang mudah berkata romantis, namun dari seluruh tindakannya sudah menunjukkan bahwa ia serius atas perasaannya. Kamu menatap mata lelaki itu sebelum ia mengatakan, "Aku sudah lebih lama mengenalmu, jadi aku sudah terbiasa atas segala hal yang ada padamu. Tetaplah menjadi Y/n apa adanya, aku menyukaimu dari hati bukan dari wajah maupun tubuhmu, okay?" sukses mengembangkan senyuman di wajahmu. Hingga tanpa sadar kamu tertawa malu karena ucapannya.

"Ini pertama kalinya aku mendengarmu berkata romantis, hoon" memecah tawa malu dari Sunghoon juga hingga menyembunyikan wajahnya menggunakan kedua tanggannya.

TBC

AN: Ayok vote dan komen yang banyak, jika sampai besok pagi tidak menyentuh angka yang aku inginkan (Jumlah yang baca jauh dari yang vote) maka akan aku lanjutkan series ini di Trakteer.

CATHINONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang