▪ 25

126 6 0
                                        

Hallo semua!!!
Selamat hari minggu guys!!!

Bagaimana kabar hari ini??
Semoga sehat dan bahagia selalu ya, semangat buat semua 🥰🥰

Gimana udah nunggu part ini??

Absen dulu yuk siapa yang masih bertahan dari chapter 1 sampai sekarang ☝

Semoga kalian gak bosan ya sama ceritanya, makasih buat yang udah support cerita ini, support terus sampai part terakhir yaa ☺☺

Oke, selamat membaca, semoga suka!

Happy reading guys, enjoy!!

Happy reading guys, enjoy!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍇🍇🍇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍇🍇🍇

Langkah lesu itu tetap Sellina giring memasuki area sekolah, gadis yang biasanya selalu tersenyum dan menebar aura positif untuk sekitarnya itu hari ini terlihat berbeda, pagi cukup cerah ini ia awali dengan wajah sedih tanpa semangat. Semalam Sellina kurang tidur karena terlalu memikirkan soal obrolannya dengan Deana siang kemarin soal golongan darah. Entah mengapa Sellina menjadi tak tenang saat mengetahui satu fakta cukup mengejutkan itu, pikiran positif terus ia suplai untuk otaknya agar tidak berpikir kemana-mana, namun nyatanya itu semua tak semudah yang dikatakan, sekuat apapun Sellina mencoba untuk tidak memikirkan hal itu tetap saja otaknya terus berkelana, kepalanya terus-menerus dipenuhi pertanyaan yang entah kepada siapa Sellina bisa mendapatkan jawabannya.

Sejak kemarin Sellina sudah mencoba mencari artikel untuk mematahkan apa yang ada dipikirannya namun tak ada satu artikel pun yang bisa membantah apa yang Sellina pikiran, justru semakin banyak yang ia baca semakin mendukung apa yang otak Sellina asumsikan.

Sellina menggeleng kuat, mengusir jauh-jauh pikiran-pikiran buruk soal Deana dan Samuel. Ia tak boleh terlalu negatif thinking, mungkin saja Deana lupa sehingga salah sebut, bisa jadikan?

Tarikan napas itu Sellina lakukan berulang-ulang, mencoba bersikap biasa dihadapan semua orang. "Oke, Sel, itu cuma asumsi lo, dan belum tentu benar" Entah sudah berapa kali Sellina mengatakan kalimat serupa untuk menyemangati dirinya, meski tak sepenuhnya membantu setidaknya Sellina masih memiliki kepercayaan diri soal kesalahan asumsinya.

DLS [ 2 ] Ansellina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang