Tiada gading yang tak retak, artinya tak ada sesuatu yang benar-benar sempurna. Kalimat itu bukan hanya sekedar pribahasa, namun memang benar adanya.
-Utuh bukan berarti sempurna-
••••
Ansel, cowok tampan, berotak encer, yang terlahir dari sendok em...
Kira-kira apa nih yang bakal terjadi di chapter ini??
Jangan lupa ramaikan chapter ini yaaa... Vote dan komen biar aku semangat ngetiknya 😉
Happy reading!! Enjoy!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
◾◽◾
Hari ini Sellina sudah kembali bersekolah, meski rasa takut itu ada tapi kalimat penenang yang Ansel ucapkan kemarin mempu membuat Sellina bertahan sampai istirahat pertama. Desas-desus dan kalimat cacian masih seliweran dimana-mana, bahkan berita tentang Sellina masih menjadi topik hangat yang paling banyak dibicarakan dikalangan siswa-siswi, meski begitu Sellina memilih menutup telinga rapat-rapat, mengabaikan mereka yang masih terus membicarakannya.
Pagi tadi belasan murid mendatangi Sellina di kelas, meminta maaf atas perbuatan tak menyenangkan yang telah mereka lakukan kemarin, awalnya Sellina pikir semua akan normal setelah itu, namun nyatanya ia salah, semua masih sama, permintaan maaf itu hanya sebuah formalitas yang didasari oleh tuntutan dari peraturan sekolah.
Dan sekarang tibalah disaat yang rasanya ingin sekali Sellina skip, ya jam istirahat. Sellina rasanya ingin langsung masuk saja ke jam pelajaran selanjutnya tanpa melewati istirahat, jujur Sellina lelah jika harus terus bersikap seolah tak mendengar kalimat hinaan yang ditujukan padanya.
"Lo gak laper emang Sel? Kantin yuk, bodo amat sama keadaan juga butuh tenaga loh" Bujuk Samara berusaha membuat Sellina kembali ceria seperti sediakala.
Dengan lemah Sellina menggelengkan kepalanya, jangankan ke kantin untuk makan, Sellina saja rasanya sudah kenyang dengan semua keadaan ini. Jika bukan karena bujukan Ansel kemarin Sellina mungkin tak akan berada disini sekarang.
"Lo aja Mar" Tak ada senyum diwajah Sellina, senyum manis gadis itu redup sejak kemarin.
"Tapi Sel, lo bisa sakit kalo gak makan" Samara menggerakkan bola matanya kebeberapa arah, mencoba mencari cara agar Sellina mau ikut ke kantin bersamanya. "Gini aja deh, gue bakal marahin semua orang yang bicarain lo, sekalian gue keluarin mereka dari grup Fansbase nya Ansel, gimana?"