▪ 8

144 7 0
                                        

Ansellina update lagii guysss!!!

Gimana kabar kalian?
Sehat selalu yaa, semoga selalu dalam lindungannya 😘

Siap ramaikan chapter ini??

Tinggalkan jejak kalian yaps, vote dan komen yang banyak biar semangat lanjutin chapternya ☺☺

Happy reading

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


◾◽◾

-Welcome home-


🍇🍇

Weekend, saat yang cukup Ansel nantikan, saat dimana ia bisa sedikit rehat dari semua aktivitas hariannya. Tak sepenuhnya lepas sih karena sore nanti Ansel tetap pergi les, dan sebelum itu ia akan merefresh sejenak otaknya. Ansel keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi, rambut lebatnya yang biasa ia buat curtain kini ia tata menutupi dahi.

Ansel berjalan santai melewati kamar Arsel yang terletak disebelah kamarnya, pintu kamar cowok itu masih tertutup rapat, sejak tadipun Ansel belum mendengar adanya kehidupan di kamar kembarannya, mungkin saja Arsel masih tidur karena semalam Arsel pulang larut. Langkah Ansel sedikit memelan saat melewati kamar orang tuanya, samar-samar terdengar suara orang yang tengah adu mulut. Ansel menghela napasnya pelan, meski hal ini sudah seperti makanan hariannya, tetap saja Ansel tak suka mendegar itu semua.

Ansel bersikap abai seperti biasa, meneruskan gerakan kakinya hingga menuruni anak tangga. Di anak tangga paling bawah Ansel bertemu dengan Mbok Nur, wanita itu menyambut kedatangan Ansel dengan seulas senyum.

"Den Ansel mau pergi?" Seloroh Mbok Nur dengan memperhatikan dandanan Ansel.

"Iya, Ansel mau ke rumah Oma bentar. Nanti pamitin sama Papa ya Mbok, Ansel mau pamit, Papa lagi ngobrol sama Mama" Sahut Ansel diakhir lengkungan bibir tipis. Tanpa Ansel mengatakan yang sebenarnya, Mbok Nur tau apa maksud kata 'ngobrol' yang Ansel tuturkan.

"Iya, nanti Mbok sampein ke Bapak" Balas Mbok Nur tanpa membantah. "Den Ansel mau sarapan dulu? Biar Mbok Nur siapin"

"Ansel sarapan di rumah Oma aja. Ansel duluan ya Mbok"

"Hati-hati ya Den, gak usah ngebut"

Ansel pergi setelah memberikan anggukan kecil untuk mbok Nur. Cowok itu mengambil mobilnya di garasi lalu meluncur meninggalkan pekarangan rumahnya. Ansel mengemudikan mobilnya dengan kecepatan standar, melaju mengikuti arus lalu lintas yang cukup ramai mengingat ini hari libur.

Sebelum ke Rumah Omanya, Olina, Ansel menyempatkan diri mampir ke kedai roti langganannya untuk membeli croissant untuk sang Oma. Croissant adalah makanan kesukaan Olina, dan itu sudah seperti hal wajib yang harus Ansel bawa saat ia mengunjunginya.

DLS [ 2 ] Ansellina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang