▪ 47

82 7 0
                                    

Haiii guyss!!

Udah siap buat lanjut??

Sebelum lanjut jangan lupa tekan bintangnya dulu yups😉😉

Happy reading!
Enjoy guys!

Happy reading! Enjoy guys!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


◾◽◾

Setelah persiapan yang cukup panjang dan menguras banyak tenaga serta waktu akhirnya hari itu datang, hari dimana OSIS Delton High School akan mengadakan big project mereka di tahun ini. Selama 3 hari kedepan mereka akan tinggal di desa kecil yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai pemulung, mereka akan tidur di rumah warga setempat dan melakukan berbagai kegiatan sosial.

Mereka tiba sekitar satu jam yang lalu, setelah selesai menata barang masing-masing Ansel memberi kebebasan untuk beristirahat sejenak, sekedar mengobrol atau bermain dengan anak-anak kecil untuk lebih mengakrabkan diri.

Suasana hangat yang penuh kekeluargaan ditengah kesederhanaan menjadi pemandangan yang menyejukkan bagi Ansel. Apa yang ia lihat saat ini memang sangat kebalikan dari apa yang biasa Ansel lihat, jika biasanya Ansel melihat bagaimana orang hidup dengan bergelimang harta disini Ansel melihat bagaimana orang bertahan hidup ditengah sulitnya ekonomi tapi mereka tetap bersyukur.

Senyum tipis terbit saat netra Ansel menangkap seorang ibu yang tengah mengendong anak balitanya yang tengah menangis, Ibu itu berusaha menenangkan anaknya dengan berbagai cara. Ingatan Ansel terputar pada masa kecilnya, tak ada memori seperti yang ia lihat saat ini, tak ada memori yang ia ingat bersama Mamanya.

"Baru datang udah ngelamun aja sih" Celetukan itu sukses mengalihkan atensi Ansel.

Ansel mendongak lalu menarik sedikit kedua ujung bibirnya. Ansel menggeser posisi duduknya dan memberi isyarat agar Sellina ikut duduk bersama. "Tuhan maha adil ya, hidup dengan sederhana tapi penuh rasa kasih sayang atau hidup dengan harta tapi bak gak punya keluarga"

"Iya, but it's okay, takdir kita udah ditulis sama penulis skenario terbaik, semua hanya soal waktu. Gue yakin disatu waktu nanti lo juga bakal bisa ngerasain kasih sayang dari keluarga seutuhnya" Sellina meraih telapak tangan Ansel, menepuk-nepuknya pelan. "Umm.... Kesana yuk, tadi dicariin sama Zaidan"

••••

Rumah pondok sederhana yang terbuat dari kayu menjadi pilihan Ansel dan yang lain sebagai tempat yang mereka jadikan perpustakaan sederhana. Pondok itu memang biasa dijadikan tempat untuk bermain bagi anak-anak disini, jadi sekalian saja Ansel memilihnya sebagai tempat perpustakaan.

Dari informasi yang Ansel dapat, banyak anak-anak yang putus sekolah karena alasan ekonomi, padahal mereka sebenarnya ingin melanjutkan sekolah. Bahkan tadi Ansel sempat melihat seorang anak yang mengambil buku bekas pulungan Ayahnya dan ia gunakan untuk belajar, hati Ansel rasanya perih melihatnya, sesulit itu bagi mereka untuk mendapatkan ilmu.

DLS [ 2 ] Ansellina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang