Tiada gading yang tak retak, artinya tak ada sesuatu yang benar-benar sempurna. Kalimat itu bukan hanya sekedar pribahasa, namun memang benar adanya.
-Utuh bukan berarti sempurna-
••••
Ansel, cowok tampan, berotak encer, yang terlahir dari sendok em...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
◾◽◾
You're not alone, you still have me. No matter what happens I will stay with you
🍇🍇
Sellina duduk tak tenang di kursi tunggu, kakinya terus bergerak mengetuk lantai rumah sakit dengan pelan, bibir mungil itu juga terus ia gigit. Sudah hampir tiga puluh menit tetapi dokter belum juga keluar dan memberikan kabar soal kondisi Ansel.
Sellina sebisa mungkin menahan air matanya agar tak jatuh, perasaan takut, khawatir dan gelisah bercampur aduk di dalam dadanya. Sellina semakin tak bisa membayangkan seberapa sulit hidup yang telah Ansel jalani selama ini hingga membuat ia sehancur ini.
Melalui ekor matanya Sellina melirik kearah Arvino dan Anya yang terlihat sama kalutnya, eh tidak, hanya Anya, sedang Arvino dia menampilkan wajah tanpa ekspresi yang lebih susah ditebak apa artinya dibanding flat face yang biasa Ansel perlihatkan.
"Ini semua salah kamu, Mas. Kalo sampai Ansel kenapa-kenapa kamu orang yang harus bertanggung jawab" Celetuk Anya sarkas memecahkan keheningan yang menyelimuti sejak tadi. Anya menatap Arvino sengit dengan mata merahnya.
Arvino yang bersandar pada dinding dengan kedua tangan dilipat di depan dada beralih menatap Anya dengan tatapan tak kalah sengit. "Gak usah ngomongin soal tanggung jawab kalo kamu sendiri gak pernah sadar apa tanggung jawab kamu sebagai seorang Ibu, paham kamu!" Kecam Arvino tegas, jari telunjuknya menunjuk wajah Anya dengan gemetar menahan emosi.