Tiada gading yang tak retak, artinya tak ada sesuatu yang benar-benar sempurna. Kalimat itu bukan hanya sekedar pribahasa, namun memang benar adanya.
-Utuh bukan berarti sempurna-
••••
Ansel, cowok tampan, berotak encer, yang terlahir dari sendok em...
Udah chapter 59 aja nihh, kayaknya bentar lagi kita berpisah 🥺
Gimana kabarnya hari ini?? Are you happy guys??
Ramaikan chapter ini yaaa...
Happy reading📖 Enjoy!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
◽◾◽
Pintu ruang IGD itu masih tertutup rapat, dokter dan dua perawat masih menangani Ansel yang sempat tak sadarkan diri saat perjalanan ke rumah sakit. Suasana tegang terlihat jelas di lorong depan ruang IGD tersebut.
Arsel berdiri tepat di samping pintu seraya sesekali mengintip ke dalam ruangan. Sellina duduk bersebelahan dengan Anya dengan air mata yang masih mengalir keluar dari kelompok matanya. Anya tak jauh berbeda dengan Sellina, wanita itu juga menangis tapi sekarang sudah berhasil diredakan. Sedangkan Arvino duduk tenang dengan ekspresi datar.
"Arsel lukanya gak diobatin dulu?" Celetuk Anya yang sudah bisa mengendalikan dirinya. Disini tak hanya Ansel yang terluka tapi juga Arsel, meski tak banyak tapi ada sedikit luka gores dan memar diwajah tampan cowok itu.
Arsel menggeleng cepat, lukanya tak ada apa-apanya dibanding keadaan Ansel saat ini. "Luka Arsel gak sakit kok" Sahutnya tak bohong, karena sakit yang ia rasakan saat ini bukanlah dari lukanya melainkan dari luka Ansel.
Arsel merasa bersalah, mungkin target mereka itu dirinya bukan Ansel karena selama ini yang bermain fisik dengan Gery adalah dirinya.
Pintu IGD terbuka, dokter keluar diikuti dua perawat tadi. Semua spontan berdiri dan menanyakan keadaan Ansel.
"Gimana Dok kondisi Ansel?"
"Kondisinya stabil, tidak ada luka serius, hanya ada beberapa cidera ringan. Mimisannya juga sudah berhenti, Pasien hanya butuh istirahat untuk pemulihan" Terang sang dokter cukup detail. "Kalau tidak ada yang ditanyakan saya pamit dulu, pasien boleh dijenguk dan bisa pulang jika tidak ada keluhan yang memerlukan penanganan khusus dan bila kondisinya sudah memungkinkan. Permisi"